Angkutan kota M-26 (Kampung Melayu-Bekasi), tempat R (35) dirampok dan diperkosa, ternyata pemiliknya adalah seorang aparat negara. Angkot ini kemudian disewakan kepada Umar yang kemudian disewakan lagi kepada orang yang berbeda.
Umar menyewakan angkutan kota (angkot) ini ke tangan kedua sebesar Rp 400.000 per hari. Nilai sewa semakin besar ke tangan berikutnya, termasuk ke tangan pelaku.
“Kami sudah memeriksa Umar. Dia bukan bagian dari pelaku. Kami bidik pelaku dan komplotannya yang melibatkan seorang perempuan,” ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kota Depok Ajun Komisaris Febriansyah, Senin (19/12/2011), di Depok.
Siapa aparat negara pemilik angkot itu, Febriansyah belum bersedia menyebutkan dengan alasan tidak mau mengganggu penyidikan. “Tolong sabar sedikit, kami siang-malam mengejar pelaku,” ujarnya.
R dirampok dan diperkosa dalam angkot M-26, Rabu (14/12/2011) pukul 03.00 dini hari, ketika hendak berbelanja di Pasar Kemiri Muka. Dalam angkot itu ada tiga pria dan satu perempuan lain selain R. Polisi sudah menyebarkan sketsa wajah pelaku.
Pemkot Depok ganti biaya
Terkait pengobatan korban, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok akhirnya bersedia mengganti seluruh biaya perawatan R di RS Polri Sukanto dan Polri. ”Besarnya berdasarkan kalkulasi rumah sakit,” kata Wali Kota Depok Nur Mahmudi Isma’il, seusai menjenguk R di Pusat Pelayanan Terpadu RS Polri Sukanto, Kramatjati.
Joy, paman R, menyambut gembira hal itu. “Karena pemerintah menanggungnya, keluarga tidak lagi khawatir,” katanya.
Manajemen buruk
Kasus pemerkosaan terhadap R, ujar Nur Mahmudi, mendorong pemerintah dan Polri segera memberlakukan razia angkot pada malam hari. Semua armada akan diawasi. Yang tidak berizin atau beroperasi melampaui wilayah trayek akan ditindak.
Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengakui, kejahatan di angkutan umum disebabkan manajemen angkutan umum belum baik. “Manajemen angkutan umum menjadi prioritas pembenahan tahun depan. Saat ini, manajemen buruk karena angkutan umum dimiliki individu sehingga kontrol jadi sulit,” kata Fauzi, seusai meresmikan loket pelayanan drive through di Ujung Menteng, Cakung, kemarin.
Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta Azas Tigor Nainggolan dan Direktur Institut Studi Transportasi Darmaningtyas meminta dinas perhubungan dan kepolisian fokus dalam penegakan hukum karena sampai saat ini peraturan pemerintah yang mengatur badan hukum angkutan umum belum disahkan.
“Kalau ada pelanggaran, cabut izin trayek. Operator turut dijerat hukum jika terbukti memakai sopir tembak. Terlebih ketika sopir atau angkotnya dipakai sebagai sarana kriminal,” kata Tigor.
Darmaningtyas menyoroti praktik angkot sebagai “peliharaan” oknum penegak hukum. “Itu sudah rahasia umum,” katanya.
Kemarin siang, aparat Polresta Bekasi, Kota Bekasi, juga menangkap kelompok pencopet dalam angkot K-02 Pondok Gede-Bekasi yang terdiri dari empat lelaki. Salah seorang berpura-pura pingsan di dalam angkot, sementara dua lainnya mencopet korban. Seorang lagi membuntuti angkot dengan mobil lain.
Pasca-penemuan mobil angkot M-26, yang diduga digunakan kawanan penjahat saat mereka merampok dan memerkosa Rs, seorang penanggung jawab angkot M-26 di Bekasi, yang bernama Umar, tidak terlihat lagi di pangkalan M-26 Jakasampurna, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Minggu (18/12/2011).
Di kalangan sopir M-26 di pangkalan Jakasampurna beredar kabar Umar sedang diperiksa polisi. “Dia tidak ke (pangkalan) sini sejak Jumat lalu,” kata seorang sopir M-26 yang ditemui di pangkalan Jakasampurna, tadi. “Katanya (Umar) dibawa polisi,” ujarnya lagi.
Umar, yang menjadi penanggung jawab angkot M-26 tersebut, sempat ditemui wartawan pada Jumat (16/12/2011) lalu. Ketika itu, Umar mengakui mereka sedang melacak sopir dan armada M-26 berpelat nomor B 1647 WT dengan tempelan stiker “Lesgo” di kaca depannya. Mobil angkot itu terakhir kali terlihat mengangkut penumpang pada Rabu (14/12/2011) lalu.
Setelah itu, kata Umar, angkot M-26 tidak kembali ke pemiliknya dan sopir tidak menyerahkan uang setorannya. Menyusul peristiwa perampokan dan perkosaan di dalam angkot M-26, sejumlah sopir M-26 mengeluh angkot mereka sepi penumpang.
Calon penumpang, terutama perempuan, dinyatakan enggan naik apabila angkot dalam keadaan kosong penumpang atau tidak ada penumpang perempuan lain di dalamnya.
“Mungkin mereka was-was karena kasus (di Depok) kemarin,” kata Ramli, sopir M-26 yang ditemui di pangkalan Jakasampurna.
Beberapa sopir dan awak M-26 juga menyatakan kecewa dan tersinggung atas ulah kawanan penjahat, yang melakukan perampokan dan perkosaan di atas angkot. Ulah penjahat itu dinilai tidak hanya merugikan Rs dan keluarganya, namun merugikan seluruh awak angkot dan mencoreng citra angkutan umum, terutama angkot M-26.
Penyidik Kepolisian Resor Kota Depok memastikan angkot M 26 (Kampung Melayu-Bekasi) yang digunakan untuk merampok dan memerkosa penumpangnya telah ditemukan. Mobil angkutan kota itu dibuang di suatu tempat yang saat ini belum disebutkan lokasi persisnya.
Petugas kepolisian juga sudah menghubungi pemilik angkot yang sesungguhnya. “Mobil itu sebenarnya dipakai pelaku sopir tembak, bukan sopir asli. Kami sudah menemukan mobil dan berkomunikasi dengan pemiliknya,” tutur Kepala Kepolisian Resor Kota Depok Komisaris Besar Mulyadi Kaharni, Sabtu (17/12/2011) di Depok.
Saat ini, penyidik sudah 80 persen menyelesaikan proses penyidikan. Selebihnya, polisi berkonsentrasi memburu pelaku perampokan yang menimpa pedagang sayur berinisial R (35).
R dirampok kemudian diperkosa di dalam angkot M 26 ketika hendak berbelanja dari rumahnya di Jalan raden Saleh ke Pasar Kemiri Muka, Depok. Perampokan dan pemerkosaan R berlangsung ketika tiba di Jalan Margonda.
R ditemukan petugas kepolisian di Jalan Alternatif Cibubur pada Rabu (14/12) dini hari. Polisi sudah menemukan mobil angkutan perkotaan (angkot) M-26, yang diduga digunakan kawanan penjahat ketika mereka memerkosa dan merampok Rs, pedagang sayur di Depok.
Polisi akan melakukan uji forensik dengan melibatkan tim Puslabfor Mabes Polri terhadap mobil angkot M-26 yang kini diamankan di kantor polisi. Hal itu dikatakan Kepala Subdirektorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Helmy Santika ketika dihubungi Minggu (18/12/2011) sore.
“Ya, kami sudah menemukan mobil yang diduga digunakan pelaku saat kejadian,” katanya tadi. Seperti diwartakan, Rs, seorang pedagang sayur, menjadi korban kejahatan di dalam angkot ketika dia dalam perjalanan ke Pasar Kemiri Muka, Depok, pada Rabu (14/12/2011) dini hari.
Rs menaiki angkot M-26, yang sebetulnya memiliki trayek Kampung Melayu – Bekasi. Angkot itu kemudian dibawa mengarah ke Cibinong lalu berputar ke Cibubur, Cikeas, sebelum kembali ke Cibubur.
Dalam perjalanan tersebut, Rs, ibu dua anak itu, diperkosa dan dirampok hartanya. Korban mengalami kekerasan fisik dan juga kekerasan psikis. Lebih lanjut Helmy menambahkan, polisi sedang mengejar tersangka, yang identitasnya sudah diperoleh polisi.
Polisi juga sudah memublikasikan gambar sketsa wajah dua tersangka. “Upaya (pencarian tersangka) juga dibantu oleh pengurus angkot,” kata Helmy tadi. Masyarakat yang pernah melihat tersangka ataupun memiliki informasi tentang tersangka pemerkosa dan perampok di dalam angkot itu dapat memberitahu polisi terdekat, atau menghubungi nomor telepon 0816782000 dan 0816851777.