Monthly Archives: April 2023

PNS Bunuh Selingkuhan Seorang Janda Polisi

Siang baru saja beranjak, Nuryanti (42) tiba-tiba terbesit menelepon Subandi Hari Prasetya. Nuryanti memberi kode minta dijemput kekasihnya itu karena badannya pegal dan ingin dipijat. Nuryanti dan Subandi merupakan pasangan selingkuh. Nuryanti berstatus janda anak satu dari suami seorang pensiunan polisi dan tinggal di Desa Penarukan, Kepanjen, Kabupaten Malang.

Sedangkan Subandi adalah pegawai negeri sipil (PNS) di Kesbangpol Pemkab Malang. Saat itu, ia menjabat sebagai Kepala Seksi Pengawasan Kebangsaan dan HAM. Keduanya saling kenal sejak 2 tahun terakhir.

Hubungan asmara terlarang sejoli ini juga kerap pasang surut. Ini karena Subandi merupakan sosok temperamen. Nuryanti bahkan pernah menyuruh Subandi meninggalkan dirinya dan mencari perempuan lain. Meski kerap cekcok, keduanya selalu berakhir akur kembali. Kali ini, Nuryanti yang berinisiatif menghubungi Subandi dan meminta dijemput di rumahnya.

Subandi lalu menjemput Nuryanti dan mengajak ke rumahnya di Desa Batur dengan mengendarai Daihatsu Taft nopol N 835 DB. Sesampai di Gondelanglegi, keduanya menyempatkan makan di sebuah warung sate. Setelah kenyang, keduanya langsung meluncur ke Desa Batur. Mereka tiba di rumah sekitar pukul 12.00 WIB. Di situ Subandi dan Nuryanti sempat berbincang-bincang. Selanjutnya keduanya masuk kamar dan melakukan hubungan badan.

Petaka berawal dari sini. Saat asyik berhubungan badan, Subandi hendak mencium Nuryanti. Namun Nuryanti memalingkan muka. Subandi kecewa berat dan menilai layanan Nuryanti tak memuaskan. Sedangkan ia telah mengeluarkan uang tak sedikit untuk Nuryanti. Tanpa pikir panjang, Subandi lalu mengambil sekop yang ada di bawah tempat tidur. Alat itu lantas dihantamkan ke kepala Nuryanti hingga tiga kali. Belum puas, Subandi lalu mencekik dan memukul dengan tangan kosong ke wajah Nuryanti beberapa kali.

Darah pun mengucur membasahi wajah Nuryanti yang masih dalam keadaan tanpa busana. Nuryanti yang sekarat selanjutnya dibungkus terpal dan diseret ke dalam mobil.

Pembunuhan yang dilakukan Subandi pada Rabu, 3 Maret 2013 ini ternyata sudah direncanakan. Sebab pada bulan Februari 2013 atau tiga minggu sebelumnya, ia telah memesan liang lahat di tempat pemakaman umum (TPU) Desa Batur ke Suyadi, penggali makam setempat.

Liang lahat ini memang khusus disiapkan Subandi untuk mengubur Nuryanti jika cekcok lagi. Namun saat itu, Subandi mengaku ke Suyadi bahwa liang hendak digunakan untuk ritual. Usai menggali liang lahat itu, Suyadi diberi upah Rp 50 ribu.

Mayat Nuryanti kemudian dibawa ke TPU oleh Subandi. Untuk menuju ke liang lahat, Subandi menyeret mayat sejauh 50 meter. Selanjutnya mayat dikubur Subandi seorang diri.

Setelah mengubur, Subandi lalu pergi ke sebuah gua di Desa Sumberbening. Di sana, ia membuang barang-barang milik Nuryanti dan barang-barang yang terkena ceceran darah. Keesokan harinya, ia menghubungi Suyadi dan meminta untuk merapikan kuburan Nuryanti seusai magrib. Saat merapikan kuburan itu, Suyadi tak tahu bahwa dalam lubang telah ada mayat Nuryanti. Saat itu, Suyadi hanya mengerjakan sesuai perintah Subandi saja tanpa ada kecurigaan apapun.

Pembunuhan Nuryanti baru terungkap pada Minggu, 10 Maret 2013. Saat itu, warga setempat curiga dengan adanya gundukan makam baru. Padahal dalam beberapa hari ini tak ada warga yang meninggal dunia. Terlebih makam juga tanpa nisan.

Kecurigaan warga itu langsung dilaporkan ke polisi. Kuburan tanpa nisan itu kemudian dibongkar. Benar saja, petugas dan warga menemukan sesosok jenazah perempuan tanpa busana dengan muka yang sudah hancur. Sedangkan perhiasannya masih menempel di badan.

Jenazah selanjutnya dievakuasi ke Rumah Sakit Syaiful Anwar Malang untuk diautopsi. Dari situ, polisi mendapatkan petunjuk identitas melalui sidik jari bahwa jenazah adalah Nuryanti. Polisi selanjutnya melakukan penyelidikan dan mendapatkan informasi keluarga bahwa korban memang hilang. Korban diketahui terakhir kali keluar bersama Subandi. Tanpa perlawanan, Subandi akhirnya diringkus di rumahnya.

Senin, 29 Juli 2013, majelis hakim Pengadilan Negeri Kepanjen menjatuhkan vonis terhadap Subandi dengan hukuman 18 tahun penjara. Ia dinilai terbukti melanggar Pasal 340 KUHP. Vonis yang dijatuhkan lebih ringan setahun dari tuntutan jaksa sebelumnya yakni 19 tahun pidana penjara.

Karyawan Loyal PT JGA Bunuh Lansia Yang Menghalangi Operasi Perusahaannya

Pria bernama Sabriansyah (60) di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel) tewas mengenaskan usai dikeroyok dan ditembak di kepala. Terungkap, penembakan maut itu didalangi oleh Humas perusahaan tambang batu bara PT JGA berinisial AB.
Pembunuhan itu terjadi di Desa Mangkauk, Kecamatan Pengaron, Banjar tepatnya di Jalan Hauling KM 10 PT JGA pada Rabu (29/3) sekitar pukul 13.00 Wita. Kapolda Kalsel Irjen Andi Rian Djajadi mengatakan korban Sabriansyah awalnya diduga terlibat sengketa lahan dengan pihak PT JGA.

Korban lantas menutup Jalan Hauling yang merupakan akses jalan menuju perusahaan tambang PT JGA. Pihak perusahaan tambang disebut tak senang dengan aksi korban menutup jalan. “Korban, warga Kecamatan Hatungun, Tapin itu diduga menutup Jalan Hauling karena merasa berhak atas lahan yang digunakan sebagai jalan tambang tersebut,” ujar Irjen Andi Rian, Jumat (31/3). Menurut Andi Rian, pihak perusahaan kemudian diduga meminta sejumlah preman untuk mengatasi persoalan itu. Para preman itu diminta membuka portal dengan cara apapun.

“Nah para pelaku diduga diminta pimpinannya di JGA agar membuka portal (yang menutup Jalan Hauling) itu dengan cara apapun,” sebut Andi Rian. Belakangan korban ditemukan meninggal dunia usai diduga dikeroyok sejumlah preman suruhan. Korban tewas dengan kondisi luka tembak pada kepalanya.

“Korban ada luka tembak di bagian kepala di mana pelurunya sedang diuji balistik,” ungkap Andi Rian.

Karyawan Humas PT JGA Ditangkap Sebagai Otak Pembunuhan

Belakangan polisi menangkap humas perusahaan tambang batu bara PT JGA berinisial AB sebagai dalang penembakan maut. Empat orang preman suruhan AB juga ditangkap. “Tersangka salah satunya Humas PT JGA,” ujar Irjen Andi Rian Djajadi dalam keterangannya, Selasa (4/4).

Irjen Andi Rian mengatakan tiga terduga pelaku lainnya masing-masing berinisial R (42), S (42), YU (35) serta AY (57). Menurut Andi Rian, Humas PT JGA merupakan orang yang memerintahkan pengeroyokan dan penembakan terhadap korban. “AB selaku pemberi perintah kepada tersangka AY yang sudah diamankan terlebih dahulu,” terangnya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Mochamad Rifa’i mengatakan pihaknya masih memburu 10 terduga pelaku lainnya. Dia mengatakan total ada 15 orang terduga pelaku. “Betul (10 terduga pelaku masih dikejar). Jadi informasi dari lapangan dari hasil lidik kita diperkirakan yang mengeroyok korban (disertai penembakan) ini 15 orang ,” ujar Kombes Rifa’i

Kombes Rifai pun tak menutup kemungkinan pembunuhan ini melibatkan pekerja lain dari PT JGA. Namun dia menegaskan pihaknya masih melakukan pengembangan kasus ini. “Bisa iya bisa tidak (kemungkinan pekerja PT JGA terlibat), makanya dari pemeriksaan awal ini kita kembangkan. Kemungkinan bisa, ya kalau ada yang mengarah lagi (perusahaan) ya kita kejar,” tutur Rifai.

Humas perusahaan tambang batu bara PT JGA berinisial AB diduga menjadi dalang penembakan maut pria lanjut usia (lansia) Sabriansyah (63) di Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel). Total 5 orang ditangkap terkait kasus ini dan 10 terduga pelaku lainnya masih dalam pengejaran polisi. “Betul (10 terduga pelaku masih dikejar). Jadi informasi dari lapangan dari hasil lidik kita diperkirakan yang mengeroyok korban (disertai penembakan) ini 15 orang ,” ujar Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Mochamad Rifa’i.

Korban awalnya diduga terlibat sengketa lahan dengan pihak PT JGA. Korban lantas menutup Jalan Hauling yang merupakan akses jalan menuju perusahaan tambang PT JGA. Menurut Kombes Rifa’i, Humas PT JGA berinisial AB tersebut diduga berperan memberi perintah kepada salah satu pelaku, AY (57) agar membuka jalan yang ditutup dengan cara apa pun. Belakangan diketahui AY bersama R (42), S (42) dan YU (35) dan sejumlah preman suruhan mengeroyok korban.

“(Keempat pelaku yang telah ditangkap) Bukan pekerja (PT JGA). Itu semua preman, semua suruhan,” imbuhnya.

Cara Mbah Slamet Asal Banjarnegara Penganda Uang Yang Bunuh 10 Mangsanya Tanpa Ketahuan Selama 22 Tahun

Mbah Slamet dukun pengganda uang Banjarnegara mengaku membunuh 10 orang sejak tahun 2020. Pria bernama asli Slamet Tohari (45) asal Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, itu mengaku sampai lupa nama korban-korbannya. Sembilan korban di antaranya tinggal rangka. “Jadi dari pengakuan tersangka 10 orang (korbannya). Ini sesuai dengan jenazah korban yang kami temukan,” kata Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto di Mapolres Banjarnegara, Selasa (4/4/2023).

“Aksi yang dilakukan tersangka ini mulai dari tahun 2020. Makanya beberapa korban saat ditemukan berupa tulang belulang,” imbuh Hendri. Hendri mengatakan dari 10 korban itu, baru satu korban yang sudah teridentifikasi. Yaitu korban yang berinisial PO (53), pria asal Sukabumi, Jawa Barat. Jenazah PO sudah dijemput pihak keluarganya pada Senin (3/4) malam.

Demi menggali identitas para korban lain, Hendri telah menginterogasi Slamet Tohari alias Mbah Slamet. “Dari tersangka belum bisa mengingat nama-nama korban. Tetapi kalau asalnya (korban) mana saja masih ingat. Yakni ada yang dari Tasikmalaya, Palembang, Jogja dan Jakarta. Untuk Tasikmalaya ada dua korban,” ungkap Hendri. Jenazah 10 korban Mbah Slamet itu sudah diautopsi. Namun, Hendri mengaku belum menerima hasil dari autopsi tersebut.

Diberitakan sebelumnya, penangkapan Slamet Tohari (45) alias Mbah Slamet menggegerkan warga. Pria ini mengaku sebagai dukun pengganda uang yang merayu korbannya melalui Facebook. Mbah Slamet ditangkap usai diduga meracuni korbannya yang tertipu, yaitu PO (53), pria asal Sukabumi. Korban ini diketahui dikubur di ladangnya di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara. Pengungkapan ini membongkar fakta mengerikan. Polisi menemukan ‘kuburan massal’ di ladang Mbah Slamet, yang diduga merupakan para korban aksi keji dukun palsu pengganda uang Banjarnegara ini.

Penangkapan Slamet Tohari (45) alias Mbah Slamet menggegerkan warga. Pria ini mengaku sebagai dukun pengganda uang yang merayu korbannya melalui Facebook. Mbah Slamet ditangkap usai diduga meracun korbannya yang tertipu. Korban ini diketahui dikubur di ladangnya di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara.

Pengungkapan ini membongkar fakta mengerikan. Polisi menemukan ‘kuburan massal’ di ladang Mbah Slamet, yang diduga merupakan para korban aksi keji dukun palsu ini. Berikut 9 fakta kejinya aksi Mbah Slamet.

Awal Terungkapnya Kasus
Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto mengatakan kasus ini terungkap setelah anak korban PO (53) warga Sukabumi, Jawa Barat melapor ke Polres Banjarnegara pada 27 Maret 2023. Anak berinisial GE ini melapor karena bapaknya tidak kunjung pulang. Mengaku Dukun Pengganda Uang. Hendri mengungkapkan korban menemui pelaku di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, karena berniat menggandakan uang. Informasi tentang penggandaan uang itu dia peroleh dari postingan di Facebook.

Korban disebut sudah beberapa kali memberikan mahar kepada pelaku. Namun uang yang dijanjikan pelaku tidak kunjung diberikan. “Korban sudah memberikan mahar berkali-kali. Kemudian korban berusaha menagih karena yang katanya bisa menggandakan uang tapi tidak diberikan,” jelasnya. Pelaku yang kesal terhadap korban kemudian memberikan minuman yang dicampur racun ikan. Dalihnya sebagai ritual. “Korban diberi minuman yang sudah diberi obat potas. Alasannya minuman itu untuk ritual. Kemudian setelah korban tewas, dikubur di jalan setapak menuju hutan,” ujarnya.

Tangan Kanan Mbah Slamet Ditangkap
Polisi juga menangkap si tangan kanan ST, yakni BS. BS bertugas mengiklankan ST sebagai pengganda uang. “BS ini yang memposting di media sosial, dan yang mempertemukan korban ke pelaku,’ tambahnya. Janjikan Uang Rp 5 M kepada korban, PO (53) Mbah Slamet menjanjikan akan memberikan uang Rp 5 miliar. Mbah Slamet mengaku korban PO sudah memberikan uang Rp 70 juta kepadanya. Dari jumlah tersebut, korban dijanjikan akan diberikan uang Rp 5 miliar. Dari jumlah tersebut, pelaku mengaku sempat memberikan uang kepada korban sebanyak Rp 11 juta. Selain itu korban tidak pernah lagi diberikan uang.

“Korban pernah diberi uang Rp 11 juta. Setelah itu tidak lagi,” jelas Slamet.

Polisi Temukan Kuburan Massal
Jumlah korban kasus pembunuhan yang dilakukan Mbah Slamet dukun pengganda uang Banjarnegara bertambah. Polisi kembali menemukan 10 mayat korban di kebun milik tersangka. Dari hasil pemeriksaan terhadap pelaku, Sat Reskrim Polres Banjarnegara kembali melakukan penggalian di kebun milik pelaku. Berbekal informasi yang diberikan pelaku, penggalian dilakukan di sekitar lokasi korban PO warga Sukabumi Jawa Barat.

Hasilnya, hingga pukul 15.00 WIB, polisi menemukan 10 mayat yang dikubur di lahan milik pelaku ST. Berdasarkan pantauan di lokasi kejadian, beberapa mayat dikubur dalam satu lubang. Beberapa mayat diperkirakan sudah dikubur dalam waktu lama. Lantaran kondisi mayat tinggal tulang. Polisi hingga saat ini masih terus melakukan pendalaman perihal jumlah korban ST.

“Hari ini kami kembali melakukan penggalian di lokasi yang sama dengan lokasi kemarin. Di lahan milik pelaku ST,” kata Kasat Reskrim Polres Banjarnegara AKP Bintoro Thio Pratama saat ditemui di lokasi kejadian, Senin (3/4). Istri Mbah Slamet Ngaku Ditelantarkan Ditemui di rumahnya istri Slamet Tohari, Sanem, mengaku tidak mengetahui aksi yang dilakukan suaminya tersebut. Bahkan, ia mengaku sudah ditelantarkan dalam satu tahun terakhir.

“Sudah satu tahun ini malah saya ditelantarkan sama suami,” ujarnya saat ditemui di rumahnya, Senin (3/4). Ia bahkan mengaku tidak mengetahui pekerjaan pasti suaminya. Menurutnya suaminya banyak bekerja di jalanan. “Pekerjaan tidak jelas. Setahu saya bekerjanya di jalanan. Jadi aktivitasnya apa saya tidak tahu,” ucapnya.

Tim DVI Polda Jateng Diterjunkan
Polisi menemukan 10 mayat korban aksi sadis Slamet Tohari alias Mbah Slamet dukun pengganda uang palsu di Banjarnegara. Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jateng diterjunkan untuk mengidentifikasi korban. “Sepuluh jenazah masih penyelidikan, malam ini akan diidentifikasi tim DVI Polda Jateng,” kata Kabid Humas Polda Jateng, Kombes M Iqbal lewat pesan singkat, Senin (3/4/2023). 10 mayat itu ditemukan dikubur di lahan milik Mbah Slamet di perbukitan, Desa Balun, Kecamatan Wanayasa. “Dari jumlah kerangka yang diketemukan diperkirakan ada 10 yang masih proses identifikasi,” jelas Iqbal.

Hilangnya PO (53) pria asal Sukabumi, Jawa Barat, menjadi kunci terbongkarnya aksi sadis Slamet Tohari (45) dukun pengganda uang asal Banjarnegara membunuh para korbannya. PO sempat mengirimkan pesan terakhir kepada sang anak yang menjadi petunjuk utama terbongkarnya kasus ini. PO ditemukan tewas pada Sabtu (1/4) di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara. Korban ditemukan di kubur di pinggiran hutan.

Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto mengatakan korban PO sempat menemui Slamet Tohari, dukun pengganda uang di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, bersama anaknya GE. Mereka datang ke Banjarnegara pada Juli 2022 dengan menggunakan bus. “Jadi pada bulan Juli tahun lalu, korban bersama anaknya menemui pelaku di Desa Balun. Mereka datang bersama dengan naik bus,” ujar Hendri saat pers release di Mapolres Banjarnegara, Senin (3/4/2023).

Usai pertemuan tersebut, keduanya kembali pulang ke Sukabumi. Namun korban kembali mendatangi dukun pengganda uang itu pada 20 Maret 2023. “Korban kembali menemui pelaku di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa. Tapi kali ini datang sendiri. Anaknya tidak ikut,” kata dia.

Dua hari kemudian, pada 23 Maret 2023, korban sempat mengirim pesan kepada anaknya. Dalam pesan tersebut korban menyampaikan jika tengah di rumah pelaku. Korban juga meminta agar anaknya mencarinya bersama aparat jika dirinya sudah tidak bisa dihubungi. “Nah pada tanggal 23 Maret, korban sempat komunikasi dengan anaknya. Menyampaikan kalau korban sedang di rumah pelaku. Dan pada esok harinya, korban sudah tidak bisa dihubungi,” jelasnya. Berbekal pesan yang disampaikan korban, GE anak korban kemudian melapor ke Polres Banjarnegara pada 27 Maret 2023. Dari hasil pengembangan, petugas menangkap Slamet Tohari.

“Dari keterangan pelaku, ternyata korban yang merupakan warga asal Sukabumi sudah tewas dan dikubur di lahan milik pelaku. Di perbukitan dekat hutan,” ungkapnya. Pengungkapan ini ternyata berujung ditemukannya mayat-mayat lain yang diduga merupakan korban Mbah Slamet. Setidaknya 10 mayat ditemukan di ladang milik Mbah Slam