Category Archives: terorisme

5 Preman Pantai Bangkalan Perkosa Beramai Ramai Gadis Berjilbab Hingga Tewas

Palu hakim diketok dengan keras oleh majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Bangkalan pada Rabu 30 Mei 2018. Lima terdakwa perkara pembunuhan dan pemerkosaan sejoli di bukit pantai Rongkang Desa Kwanyar divonis mati. Kelima terdakwa itu adalah Jeppar, Hajir, Muhammad alias Hasan, Hayat dan Sohib. Seluruhnya merupakan warga Kwanyar, Kabupaten Bangkalan. Sebagai preman kampung, mereka menamakan diri Geng Pantai Rongkang.

Dalam fakta persidangan terungkap, kelima terdakwa merupakan preman kampung yang menamakan diri Geng Pantai Rongkang. Sesuai namanya, mereka kerap memalak dan mengganggu pengunjung pantai, khususnya sejoli yang sedang pacaran.

Hakim menjatuhkan vonis mati karena kelima terdakwa terbukti melakukan pembunuhan keji terhadap Adi (bukan nama sebenarnya) dan pacarnya seorang gadis berjilbab. Bahkan pacar Adi dengan biadab diperkosa secara bergiliran sebelum dibunuh.

Pembunuhan dan pemerkosaan terhadap remaja berusia 20 tahun dan 16 tahun itu terjadi pada Rabu, 17 Mei 2017. Saat itu sejoli itu tengah berpacaran di pantai Rongkang dengan mengendarai motor. Hayat dan Sohib yang kebetulan yang mengetahui ada orang pacaran kemudian berniat untuk mengganggunya. Keduanya lantas menghubungi Jeppar bahwa ada ‘mangsa’ di Pantai Rongkang.

Jeppar selanjutnya menelepon Hasan dan mengajak untuk ikut bergabung ke pantai. Mendapat tawaran itu, Hasan yang tengah mencari rumput langsung mengiyakan lalu dijemput Jeppar dengan motor Suzuki Shogun nopol W 5012 XB.

Jeppar dan Hasan menuju minimarket membeli lakban. Selanjutnya keduanya menjemput dan mengajak Hajir yang saat itu tengah duduk-duduk di pos desa. Ketiganya lalu berboncengan satu motor ke pantai Rongkang. Tiba di Pantai Rongkang, ketiganya menemui Hayat dan Sohib dan ditunjukkan sasarannya. Tak lama, kelimanya ramai-ramai mendatangi korban. Jeppar kemudian menodongkan pisau ke arah keduanya.

Pasangan itu kemudian digiring ke sebuah gua di tepi tebing. Jeppar lantas menarik jilbab korban dan menyumpalkan ke mulut Adi yang sudah pasrah.

Hasan lalu mengayun-ayunkan sebliah celurit di depan Adi. Melihat itu maka Mohamad Sohib memberi perintah agar Hasan membunuh saja Adi agar tidak melawan bila melihat mereka menelajangi dan memperkosa kekasihnya secara bergilir. Sejurus kemudian, dada Adi ditusuk hingga tewas.

Untuk menghilangkan jejak, Muhammad Jeppar dan Sohib lalu mengikat jenazah Adi dan menyembunyikannya ke dalam gua. Setelah menyembunyikan jenazah, keduanya naik ke atas lagi.

Gerombolan preman itu langsung berseru ramai-ramai dengan girangnya ke arah korban. “Ayo perkosa!” Pemerkosaan secara bergiliran itu membuat korban pingsan kelelahan. Tak ambil pusing, Muhammad Hayat menyuruh Mohamad Sohib membunuh gadis itu dengan dicekik.

Muhammad Jepar Hayat dan Sohib lalu mengikat jenazah korban dengan lakban dan menyembunyikannya di dalam gua. Mereka menaruh tubuh malang korban berdampingan dengan jenazah Adi. Puas membunuh dan memperkosa korbannya. Mereka lalu membagi-bagikan barang-barang milik korban. Barang-barang yang diambil antara lain uang tunai Rp 30 ribu, 2 unit handphone, motor serta STNK dan perhiasan yang dikenakan korban.

Mayat kedua korban itu baru ditemukan sekitar 2 bulan kemudian atau tepat pada Jumat, 21 Juli 2017. Penemuan itu berawal saat warga setempat bernama Riyono hendak mencari kayu di sekitar gua dan mencium bau mayat. Karena hal ini, Riyono lalu mengajak Rifai dan Sulistiyono, rekannya untuk mengecek ke dalam gua. Benar saja, mereka melihat dua mayat yang kondisinya telah membusuk dan terlihat tulang belulangnya. Riyono lantas melaporkan ke Polsek Kwanyar.

Penemuan mayat ini sekonyong-konyong membuat gempar warga desa setempat. Polisi lalu menyelidikinya dan tak lama menangkap para pelaku satu per satu. Mereka lantas diadili dengan berkas terpisah satu sama lain di PN Bangkalan dan dijatuhi vonis mati semuanya.

Vonis mati yang terakhir dijatuhkan terhadap Sohib. Sebab ia sempat melarikan diri dan sempat menjadi DPO saat keempat temannya sudah tertangkap. Hakim menyebut Sohib dengan sengaja melanggar sejumlah pasal pidana.

“Menyatakan terdakwa Moh Sohib bin Asmat Arto bersalah melakukan tindak pidana ‘bersama-sama melakukan pembunuhan dengan berencana dan melakukan kekerasan terhadap anak yang mengakibatkan mati’. Menjatuhkan pidana oleh karena itu kepada terdakwa dengan pidana mati,” kata majelis hakim yang diketuai Susanti Arsi Wibawani dengan anggota Putu Wahyudi dan Johan Wahyu Hidayat saat itu.

Bahkan, vonis mati terdakwa Hayat, proses hukumnya kini sudah sampai tingkat kasasi. Hasilnya, hakim agung Andi Samsan Nganro dengan anggota Eddy Arm dan Margono menguatkan hukuman mati yang dijatuhkan PN Bangkalan terhadap Hayat.

“Menyatakan Terdakwa Mohammad Hayat alias Mad alias Hayat alias Hayat bin Hosnan terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana ‘turut serta melakukan pembunuhan berencana dan turut serta melakukan kekerasan memaksa anak untuk melakukan persetubuhan dengannya,” ujar Andi Samsan Nganro waktu itu.

Kadek Eka Perusak Citra Pariwisata Bali Berhasil Ditangkap Polisi

Sopir taksi konvensional bernama Kadek Eka P melakukan aksi pemalakan terhadap 2 turis wanita asal Singapura hanya karena menumpang taksi online di Canggu, Bali. Kadek begitu garang saat beraksi, namun seketika lesu usai ditangkap polisi. Aksi Kadek memalak dua turis Singapura di Desa Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Badung itu viral di media sosial pada Selasa (20/6). Kadek meminta kedua turis wanita tersebut menyetor Rp 150 ribu lantaran menggunakan jasa taksi online.

“Kamu kasih Rp 150 (ribu), saya kasih jalan,” ujar pria itu saat memalak turis. Kadek sendiri begitu arogan pada saat memalak kedua turis itu. Sementara turis tersebut langsung menjelaskan bahwa dia akan terlambat tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai. “Itu masalah Anda, bukan masalah saya,” timpal Kadek yang tidak mau peduli.

Kadek lantas menjelaskan bahwa Canggu adalah wilayah untuk angkutan konvensional. Dengan dalih itulah Kadek meminta turis mengikuti kemauannya. “Keluar keluar keluar. Kamu nggak menghargai kami. Kita ke kantor desa aja. Kita selesaikan di sana,” pungksanya.

Kadek Dibekuk Polisi, Wajahnya Seketika Lesu. Kadek sendiri langsung dibekuk kurang dari 24 jam setelah ia memalak turis. Kadek pun seketika lesu saat dihadirkan ke Mapolres Badung. Kadek ditangkap di kawasan Padang Linjong, Desa Canggu. Polisi membenarkan video dugaan pemerasan yang dilakukan oleh Kadek terjadi di Canggu pada Selasa (20/6/2023) sekitar pukul 10.00 Wita.

“Kami dapat info itu, lalu kami menyelidiki dan mencari terduga pelaku. Kurang dari 24 jam atau pukul 17.00 Wita, pelaku diamankan di Padang Linjong,” terang Kapolres Badung AKBP Teguh Priyo Wasono kepada wartawan, Rabu (21/6).

AKBP Teguh mengatakan Kade memeras turis Rp 150 ribu ke turis bernama Calysta. Korban pun terpaksa memberikan Rp 100 ribu. Korban sudah kembali ke negaranya. Kami terus komunikasi dengan korban,” sambung Teguh. Raut wajah Kadek tidak lagi segarang seperti saat ia memalak penumpang taksi online tersebut. Dia terlihat lesu tidak bersemangat saat dihadirkan di Mapolres Badung, Rabu (21/6) sore.

Dengan wajah lesu Kadek meminta maaf atas ulahnya. Dia mengaku menyesal atas perbuatannya.

“Saya menyesal dan saya tidak akan mengulangi, dan saya mohon maaf kepada masyarakat Bali,” kata Kadek. “Apa yang saya lakukan, merusak citra pariwisata,” ucap Kadek.

Kadek ternyata baru empat bulan jadi sopir mobil pangkalan di Canggu, Kuta Utara, Badung. Dia memeras turis yang naik taksi online karena ingin cepat dapat penumpang. “Desa tidak ada istilah melegalkan (transportasi pangkalan),” tutur AKBP Teguh. Teguh memastikan taksi online boleh menjemput atau mengantar penumpang ke Canggu.

“Tidak ada larangan,” tuturnya.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, IGW Samsi Gunarta turut buka suara terkait kasus ini. Dia menegaskan tidak ada larangan bagi angkutan berbasis aplikasi atau ojek online (ojol) untuk beroperasi atau melintas di wilayah yang ada ojek pangkalannya (opang).

“Tidak ada (larangan untuk ojek online beroperasi di mana pun). Artinya, dia (ojek pangkalan) resmi, ya dia harus bekerja sama (dengan ojek online) untuk bisa menaikkan penumpang,” kata Samsi Gunarta. “Kalau dia (ojek online) memang memasuki daerah (wilayah operasional) ojek pangkalan, ya dia diwajibkan untuk bekerja sama dengan (ojek) pangkalan,” tambah Samsi.

Menurut Samsi, opang di Bali bermasalah sejak dahulu. Penyebab utamanya para opang tidak mematuhi regulasi tentang angkutan umum. Akibatnya, sering terjadi perselisihan antar opang dan menetapkan tarif seenaknya sendiri. Seharusnya, opang harus memiliki pihak yang mengelola pangkalan ojeknya, bukan pengemudinya.

“Awalnya karena memang mereka (opang) tidak menggunakan regulasi yang ada, permasalahan sudah sejak dahulu. Jauh sebelum (ojek) online ada kan sudah ada masalah. Tapi karena praktiknya tidak bagus, tidak terkelola dengan baik, akhirnya ada masalah,” jelasnya.

Samsi mengimbau pengelola dan pengemudi ojek pangkalan untuk melegalkan diri dengan mengurus izin penetapan pangkalan. Dengan begitu, para ojek dapat mengangkut penumpang di area wisata secara legal. “Jadi, ojek (pangkalan) harus kolaborasi. Nggak boleh main masing-masing. Kalau memang dia main sendiri, risikonya ya begitu. Online-nya nggak tahu, dia (ojek pangkalan) menetapkan (harga tarif) sendiri. Jadinya, kacau,” jelas Samsi.

Tetangga Di Taman Harapan Baru Bunuh Moses Bagus Prakoso Dengan Modus Tabrak Lari

Moses Bagus Prakoso (33) tewas dalam kecelakaan tragis di Jalan Raya Bekasi, Cakung, Jakarta Timur. Korban ditabrak lari mobil Toyota Avanza bernopol B-2926-KFI yang dikemudikan pria inisial OS (26).
Kecelakaan maut ini diawali percekcokan antara korban dan pelaku. Korban dituding merusak spion mobil pelaku.

Tak terima spionnya patah, pengemudi mobil kemudian mengejar pelaku. Korban, Moses Bagus Prakoso yang merupakan branch manager perusahaan distributor farmasi, PT Bina San Prima itu kemudian ditabrak hingga terseret beberapa meter.

Kecelakaan itu terjadi pada Rabu (14/6) pagi. Korban saat itu naik motor hendak berangkat kerja ke kantornya di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur. Pelaku sempat melarikan diri usai menabrak korban secara brutal. Namun pelaku disebutkan akhirnya menyerahkan diri ke Polres Metro Jakarta Tumur pada malam harinya.

Aksi Tabrak Lari Viral di Medsos
Detik-detik korban ditabrak lari ini viral di media sosial. Dari rekaman CCTV di lokasi terlihat korban dan pelaku sama-sama melintas di Jalan Raya Bekasi dari arah timur ke barat. Awalnya, motor korban dan mobil pelaku sama-sama melaju di lajur kiri.

Namun, mendekati pintu Tol Cakung-Kelapa Gading, mobil pelaku memepet korban ke sisi kanan. Mobil pelaku melesat dengan kecepatan cukup tinggi hingga menabrak korban. Korban kemudian terlindas mobil Avanza milik pelaku. Sementara pelaku melarikan diri ke dalam ruas jalan tol.

Terjadi Cekcok Sebelum Korban Ditabrak. Kanit Laka Polres Jakarta Timur Iptu Darwis mengungkapkan kecelakaan terjadi pada Rabu (14/6/2023) pagi. Sebelum kecelakaan terjadi, korban dan pelaku sempat cekcok mulut. “Kronologinya dia sebelum kejadian sempat ada insiden (lain) di tempat sebelum kejadian. Setelah itu ada sedikit banyak, korban (Moses) melakukan sesuatu terhadap mobilnya hingga spionnya itu patah,” kata Darwis

Moses Bagus Prakoso (33) tewas setelah ditabrak dari belakang oleh mobil yang dikendarai tetangganya, OS (26), di Cakung, Jakarta Timur (Jaktim). Keluarga korban berharap ada iktikad baik dari pelaku.
“Kita sih ingin cepat selesai dan ada iktikad baik dari pelaku. Kita menempuh jalur hukum,” ujar adik kandung Moses, Nicolas Catra Prakoso (29), di rumah duka RS Taman Harapan Baru, Bekasi, Kamis (15/6/2023).

Ibunda Moses, Magdalena, berharap mendapatkan keadilan bagi putranya itu. Ia berharap pelaku mempertanggungjawabkan perbuatannya yang menewaskan Moses itu. “Saya mohon keadilan kiranya yang menabrak anak saya dan membunuh anak saya memiliki belas kasih untuk bertanggung jawab, itu saja,” katanya.

“Saya tidak punya niat jahat, tapi bertanggung jawab pula punya hati nuranilah, ini ayah dari empat anak yang masih kecil mohon kiranya engkau memiliki kesadaran sebagai sesama umat manusia,” tambahnya sambil terisak. Moses diketahui meninggalkan 4 anak. Anak terakhir masih berusia 6 bulan.

Nicolas mengungkap bahwa Moses sangat sayang kepada anak-anaknya. Ia selalu mengajak main anaknya setiap weekend. “Dia pasti setiap weekend ajak main anaknya. Terus kemarin sebelum berangkat, ia nemenin anaknya ke rumah sakit karena anak pertamanya sakit perut. Jadi dia emang kalau anaknya sakit, dia duluin anaknya (dibanding pekerjaan),” tutur Nicolas.

Nicolas menambahkan pihak keluarga sama sekali belum bertemu dengan pelaku. Pelaku juga belum meminta maaf. “Belum ketemu. Belum sama sekali, belum ada permintaan maaf sama sekali,” tambahnya.

Polisi menyebutkan Moses Bagus Prakoso (33), korban tewas tabrak lari di Cakung, Jaktim, bertetangga dengan pelaku, laki-laki berinisial OS (26). Namun, keluarga membantah pernyataan polisi tersebut.
“Kami dari pihak keluarganya nggak kenal, mungkin beda blok atau tempat. Sama-sama (tinggal di) Harapan Indah tapi beda kawasan, kami di Taman Harapan Baru (THB),” ujar salah satu keluarga korban, Nicholas, kepada wartawan di rumah duka Taman Harapan Baru, Bekasi, Kamis (15/6/2023).

Selain itu, kuasa hukum korban, Rully Situmorang, menambahkan keluarganya tetap akan menempuh jalur hukum. Menurutnya, kecelakaan itu memiliki unsur kesengajaan. “Kami akan laporkan karena ini kan kelihatannya bukan seperti kecelakaan biasa, kalau memang dia menyerahkan diri kami hargai, kami akan tetap lewat jalur hukum,” imbuhnya.

“Kalau dilihat ini bukan kecelakaan biasa, apakah ada unsur kesengajaan atau nggak biar nanti polisi yang ungkap,” tambah Rully. Meskipun begitu, Rully dan keluarga korban masih menunggu kabar dari pihak kepolisian. Rully telah melaporkan kejadian ini kepada Satlantas Jakarta Timur.

Peristiwa kecelakaan itu terjadi di jalan raya menuju Gerbang Tol Cakung-Kelapa Gading, Jakarta Timur. Kecelakaan yang terjadi pada Rabu (14/6/2023), pukul 08.42 WIB, itu menewaskan korban. Kecelakaan tersebut terekam kamera CCTV di lokasi. Dari rekaman CCTV yang beredar, terlihat mobil dari kiri lalu ke kanan dan menabrak korban.

Korban sempat terseret beberapa meter. Mobil tersebut kemudian melindas korban dan melesat melarikan diri ke dalam ruas jalan tol. Kanit Laka Polres Jakarta Timur Iptu Darwis membenarkan adanya kejadian tersebut. Darwis mengatakan pelaku menyerahkan diri.

“Sementara sudah menyerahkan diri ke kita. Jadi kita masih dalam pemeriksaan,” kata Darwis dihubungi detikcom, Kamis (15/6). Pelaku tersebut berinisial OS. Disebutkan bahwa korban dan pelaku ternyata bertetangga di kompleks perumahan yang sama.

“Iya satu kompleks di Harapan Indah,” imbuh Darwis.

Kelompok Teroris Bantai dan Bakar Satu Keluarga dan Anak Kecil Di Sulawesi Tengah

Empat orang yang merupakan satu keluarga di Desa Lembatongoa, Kecamatan Palopo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng) dibunuh secara sadis. Berdasarkan keterangan saksi, pimpinan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Ali Kalora ikut dalam kasus pembunuhan tersebut.

“Kalau keterangan dari saksi yang melihat, setelah ditunjukkan gambar-gambar dari (11) DPO itu, termasuk dari DPO MIT itu. Jadi setelah ditunjukkan foto-fotonya itu ada tiga yang dikenali, salah satunya adalah Ali Kalora,” kata Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Didik Suparnoto

Didik menyampaikan Ali beserta anggota MIT melancarkan aksi teror beramai-ramai secara acak. Menurutnya, aksi tersebut dilakukan untuk menakut-nakuti masyarakat.

“Jadi mereka bergerak ramai-ramai. (Hubungan MIT dengan keluarga yang tewas) tidak ada, jadi mereka kadang-kadang suka melakukan aksi secara acak. Namanya teroris, jadi melakukan tindakan teror untuk menakut-nakuti masyarakat,” ujarnya.

Didik merinci keempat orang yang tewas terdiri dari kepala keluarga bernama Yasa. Korban lainnya yakni istri Yasa, putri Yasa, dan menantu Yasa.

“Atas nama Yasa, kemudian Pinu, Naka, dan Pedi. (Yasa) bapak, kemudian menantu, kemudian lainnya anggota keluarganya,” jelasnya.

Untuk diketahui, peristiwa pembunuhan terjadi Jumat (27/11) sekitar pukul 10.00 Wita. Empat anggota keluarga itu ditemukan tewas mengenaskan di sekitar rumahnya.

Keterlibatan kelompok teroris MIT sebelumnya diungkap Kapolda Sulteng Irjen Abd. Rakhman Baso. Irjen Rakhman Baso mengatakan keterlibatan MIT didasarkan pada hasil olah tempat kejadian perkara (TKP).

“Jadi dari hasil olah TKP serta keterangan saksi bahwa aksi sadis yang menyebabkan 4 orang warga Kecamatan Palolo tewas dilakukan oleh kelompok sipil bersenjata MIT,” kata Kapolda Sulteng Irjen Abd. Rakhman Baso kepada detikcom, Sabtu (28/11).

Dia mengatakan aparat gabungan TNI-Polri Satgas Tinombala tengah mengejar kelompok tersebut sesuai petunjuk dari hasil olah TKP. Korban dibunuh secara sadis, yakni ada yang dibakar hingga kepala ditebas.

“Pengejaran terhadap arah pelarian pelaku yang sesuai dengan hasil olah TKP sementara dilakukan. Upaya untuk mempersempit area pelarian yang mengarah ke hutan di Palolo, terus dilakukan hingga saat ini,” tutur Irjen Rakhman Baso.

Kabar soal peristiwa pembunuhan sadis ini telah beredar di media sosial Facebook. Namun, dia menegaskan tidak ada gereja yang dibakar dalam peristiwa itu.

“Iya benar ada laporan kejadian beredar di Facebook. Cuma perlu diluruskan bahwa di antara yang dibakar tidak ada gereja,” kata Irjen Rakhman Baso

Menurut Rakman Baso, yang menjadi objek pembakaran oleh sekelompok orang tak dikenal hanyalah rumah yang biasa dijadikan tempat pelayanan umat. Dia kembali menegaskan bahwa yang dibakar bukan bangunan gereja.

Satu keluarga di Desa Lembatongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng), dibunuh sekelompok orang tak dikenal (OTK). Empat anggota keluarga kemudian ditemukan tewas mengenaskan di sekitar rumahnya.

Dari informasi yang diperoleh, peristiwa itu terjadi pada Jumat (27/11) sekitar pukul 10.00 WITA. Keempat anggota keluarga yang tewas adalah pasangan suami istri (pasutri) pemilik rumah, seorang anak perempuan, dan seorang menantu.

“Benar dan itu kejadian pagi tadi. Korban ada sebanyak 4 orang yaitu pasutri atau pemilik rumah, anaknya dan menantunya atau suami dari anak perempuan pemilik rumah.” kata Sekdes Lembatongoa, Rifai saat dihubungi.

Rifai menyebut bahwa sejumlah warga yang menyaksikan aksi pembunuhan tersebut dan tinggal di sekitaran lokasi kejadian berlari ke arah hutan. Warga lari untuk menyelamatkan diri.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Pol Didik Supranoto mengatakan bahwa pihaknya belum bisa memberikan keterangan secara rinci. Menurutnya, polisi masih melakukan pengecekan dan TKP di rumah korban.

“Masih dilakukan penyelidikan terkait jejak ataupun barang milik pelaku yang tertinggal di lokasi. Jadi belum bisa dipastikan sekelompok OTK yang lakukan pembunuhan sadis tersebut berasal dari mana.” tutur Didik.

Satu keluarga di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng), tewas dibunuh oleh orang tak dikenal (OTK) dengan kondisi sangat mengenaskan. Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) Gomar Gultom meminta aparat keamanan menuntaskan kasus ini.

Gomar Gultom awalnya menaruh rasa prihatin dengan peristiwa tewasnya satu keluarga di Sigi akibat dibunuh oleh OTK. Gomar berempati kepada korban dan warga yang tinggal di sekitar rumah korban.

“Saya sangat prihatin dengan peristiwa kekerasan yang terjadi di Dusun Lewonu, Desa Lembantongoa, Sulteng, dimana rumah ibadah Bala Keselamatan dan 6 rumah dibakar, 4 warga dibunuh secara sadis. Saya mengungkapkan belarasa kepada keluarga yang ditinggal dan umat Bala Keselamatan,” kata Gomar dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (28/11/2020).

“Peristiwa yang sangat mengenaskan seperti ini mengingatkan kita akan beberapa kejadian berulang yang secara sporadis terjadi di daerah Sulawei Tengah,” tambahnya.

Peristiwa tewasnya satu keluarga di Sigi, Sulteng, terjadi pada Jumat (27/11). Gomar meminta aparat keamanan menuntaskan kasus ini agar masyarakat terbebas dari aksi kekerasan.

“Terkait dengan ini saya sangat memohon agar aparat keamanan menuntaskan sisa-sisa kombatan teroris, agar masyarakat bebas dari ancaman teror, khususnya di sekitaran Poso dan Sigi. Kehadiran negara diperlukan di seluruh pelosok negeri untuk memulihkan rasa aman dalam diri masyarakat,” ujarnya.

Satu keluarga yang tewas itu adalah pasangan suami istri, anak, dan menantu. Gomar juga mengimbau agar seluruh elemen masyarakat tak terpancing dengan kejadian ini dan menyerahkan sepenuhnya kepada aparat keamanan.

Geng Motor Harley Davidson Keroyok Anggota TNI Di Bukittinggi Sumatera Barat

Video yang menunjukkan 2 anggota TNI jadi korban pengeroyokan rombongan geng motor klub Harley-Davidson viral di media sosial (medsos). Peristiwa itu terjadi saat klub geng motor gede (moge) itu konvoi di Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar).

Ada sejumlah video yang beredar di medsos terkait peristiwa ini. Dalam video tersebut terlihat pengeroyokan terjadi di sebuah halaman ruko.

Disebutkan penganiayaan terhadap dua anggota TNI berpangkat serda itu terjadi pada Jumat (30/10), sekitar pukul 17.00 WIB. Saat itu kedua anggota TNI tengah melintas di Jalan Hamka, Guguk Panjang, Bukittinggi.

Kedua anggota TNI yang berboncengan tersebut menepikan kendaraan mereka saat konvoi moge melintas. Setelah itu mereka kembali melanjutkan perjalanan.

Ternyata ada rombongan konvoi yang tertinggal. Kelompok ini menggeber-geber knalpot dalam kondisi mengebut hingga membuat sepeda motor dua anggota TNI keluar bahu jalan.

Kedua anggota TNI ini lalu mengejar anggota klub geng motor Harley tersebut. Saat kondisi macet, salah satu anggota TNI lalu menanyakan maksud pengendara moge memotong jalannya.

Cekcok mulut pun terjadi. Akhirnya terjadi pemukulan terhadap kedua anggota TNI yang berdinas di Kodim 0304/Agam.

Dalam video yang beredar, tampak sejumlah orang berjaket kulit dan celana jins melakukan pengeroyokan terhadap anggota TNI yang berpakaian bebas. Polisi yang ada di lokasi sempat melerai, namun oknum anggota moge tetap melakukan penyerangan terhadap anggota TNI yang sudah dalam posisi tertidur meringkuk.

Terkait peristiwa ini, pihak kepolisian telah mengambil tindakan. Korban sudah membuat laporan ke pihak kepolisian.

“Kami menindaklanjuti laporan yang dibuat oleh korban ke polres dan sudah kami tindaklanjuti,” kata Kapolres Bukittinggi, AKBP Dody Prawiranegara, saat dikonfirmasi, Sabtu (31/10/2020).

Dua anggota TNI jadi korban pengeroyokan anggota klub motor Harley-Davidson. Pengeroyokan terjadi saat anggota klub motor gede (moge) tersebut konvoi di daerah Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar).

Sejumlah anggota konvoi moge tersebut sempat diamankan ke Mapolres Bukittinggi. Selain didata, mereka diminta menyampaikan permintaan maaf secara lisan kepada Kodim 0304/Agam dan kedua anggota TNI yang jadi korban.

Dari video yang beredar di media sosial (medsos), tampak ada Den POM TNI yang mengarahkan para anggota konvoi yang menyampaikan permintaan maaf tersebut. Terlihat ada delapan orang yang menyampaikan permintaan maaf.

“Kami dari Harley-Davidson Owners Grup meminta maaf kepada prajurit Kodim 0304/Agam dan kepada seluruh anggota TNI atas pengeroyokan anggota TNI di Bukittinggi,” demikian isi pernyataan maaf yang dibacakan anggota klub Harley tersebut.

Anggota Den POM TNI yang ada di lokasi meminta sejumlah anggota geng motor Harley tersebut untuk membacakan permintaan maaf tersebut secara berulang-ulang.

Pihak kepolisian menyatakan proses hukum terus berlanjut. Korban pun sudah membuat laporan terkait pengeroyokan tersebut.

“Itu permintaan maafnya tapi pelaku yang sudah pasti terbukti melakukan tindak pidana 170 (KUHP tentang pengeroyokan) sesuai alat bukti dan keterangan saksi,” kata Kapolres Bukittinggi, AKBP Dody Prawiranegara, saat dikonfirmasi, Sabtu (31/10/2020).

Sebelumnya, video yang menunjukan 2 anggota TNI jadi korban pengeroyokan rombongan klub geng motor Harley-Davidson viral di medsos. Dalam video tersebut terlihat pengeroyokan terjadi di sebuah halaman ruko.

Disebutkan penganiayaan terhadap dua anggota TNI berpangkat serda itu terjadi pada Jumat (30/10), sekitar pukul 17.00 WIB. Saat itu kedua anggota TNI tengah melintas di Jalan Hamka, Guguk Panjang, Bukittinggi.

Kedua anggota TNI yang berboncengan tersebut menepikan kendaraan mereka saat konvoi moge melintas. Ternyata ada rombongan konvoi yang tertinggal dan mengendarai motor secara arogan hingga membuat sepeda motor dua anggota TNI keluar bahu jalan.

Singkat cerita, terjadi cekcok mulut saat anggota TNI menyetop dan menanyakan maksud konvoi moge itu memotong jalannya. Akhirnya terjadi pemukulan terhadap kedua anggota TNI yang berdinas di Kodim 0304/Agam.

Dalam video yang beredar, tampak sejumlah orang berjaket kulit dan celana jins melakukan pengeroyokan terhadap anggota TNI yang berpakaian bebas. Polisi yang ada di lokasi sempat melerai, namun oknum anggota moge tetap melakukan penyerangan terhadap anggota TNI yang sudah dalam posisi tertidur meringkuk.

Polsek Ciracas Diserang Ratusan Orang

Polisi menyebut mobil patroli dan satu mobil Wakpolsek Ciracas, rusak dalam peristiwa penyerangan dan pembakaran di Polsek Ciracas, Jakarta Timur (Jaktim). Selain mobil, kaca gedung Polsek Ciracas juga hancur. “Ada dua mobil yang dibakar, mobil patroli, satu mobilnya Pak Wakapolsek ya,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus

Ada pula mobil bus yang terparkir di Polsek Ciracas rusak. Kaca dipecahkan hingga berlubang-lubang. “Terus ada juga mobil yang dirusak dan kaca,” ujar Yusri. Yusri menyebut tak ada korban jiwa dalam penyerangan dan perusakan Polsek Ciracas. Gedung Polsek Ciracas tak turut dibakar namun kaca-kacanya rusak.

“Nggak (tidak ada korban jiwa),” imbuh Yusri. Sebelumnya, polisi menyebut Polsek Ciracas diserang oleh orang tak dikenal. Sejumlah mobil di halaman Polsek Cirasa dirusak dan dibakar. “Bahwa memang benar ada sekitar 100, kurang lebih ya, 100 orang lah ya, ada penyerangan Polsek Ciracas oleh orang tidak dikenal,” kata Yusri.

Ada pula barrier warna oranye nampak habis terbakar. Lampu parkiran juga rusak. Sejumlah anggota polisi dan TNI turut mengamankan Polsek Ciracas. Mereka nampak bersiaga. Satu mobil tim INAFIS nampak standby di Polsek Ciracas. Polisi pun nampak masih berdatangan ke lokasi. Lalu lintas di Jalan Raya Bogor nampak normal. Tak ada penutupan jalan ataupun pengalihan arus. Mobil di area parkir Polsek Ciracas, Jakarta Timur, terbakar. Gedung Polsek Ciracas pun tampak rusak.

Selain itu, ada dua mobil yang nampak terbakar. Sisa kebakaran nampak masih berbekas di badan mobil. Mobil yang terbakar yakni satu pick up patroli polisi dan satu lagi mobil mini bus warna putih tepat di depan gedung Polsek Ciracas. Ada pula barrier warna oranye nampak habis terbakar. Lampu parkiran juga rusak.

Sejumlah anggota polisi dan TNI turut mengamankan Polsek Ciracas. Meraka nampak bersiaga. Satu mobil tim inafis nampak standby di Polsek Ciracas. Polisi pun nampak masih berdatangan ke lokasi. Lalu lintas di Jalan Raya Bogor nampak normal. Tak ada penutupan jalan ataupun pengalihan arus. Sebelumnya, area parkir Polsek Ciracas, Jakarta Timur, terbakar. Pemadam kebakaran menyebut objek yang terbakar adalah mobil.

“Area parkir polsek, (kebakaran) jam 02.00 WIB pagi,” kata petugas Command Center Damkar saat dihubungi, Sabtu (29/8). Tim INAFIS Ditreskrimum Polda Metro Jaya melakukan olah TKP usai Polsek Ciracas, Jakarta Timur dirusak. Tim INAFIS berkeliling dan mendokumentasikan TKP. Pantauan di Polsek Ciracas, Jalan Raya Bogor, Jaktim, Sabtu (29/8/2020), pukul 05.40 WIB satu mobil tim INAFIS tiba di lokasi. Mereka mengenakan rompi hitam bertuliskan ‘Tim Identifikasi’.

Tim INAFIS mengambil foto di sejumlah titik Polsek Ciracas. Mobil patroli polisi yang dibakar pun turut diabadikan. Mereka juga nampak berdiskusi saat mengolah TKP. Anggota polisi dan TNI berseragam nampak bersiaga di lokasi. Sisa-sisa aksi perusakan dan pembakaran di halaman Polsek Ciracas masih nampak jelas. Belum ada petugas yang melakukan pembersihan. Kaca-kaca pecah, barrier terbakar dan motor patroli polisi tergeletak masih jadi pemandangan tak lazim di Polsek Ciracas. Belum ada keterangan lanjutan dari kepolisian terkait kejadian perusakan dan pembakaran ini.

Polda Metro Jaya menjelaskan peristiwa perusakan Polsek Ciracas, Jakarta Timur. Polsek Ciracas disebut diserang 100 orang lebih. “Bahwa memang benar ada sekitar 100, kurang lebih ya, 100 orang lah ya, ada penyerangan Polsek Ciracas oleh orang tidak dikenal,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus saat dihubungi, Sabtu (29/8/2020). Yusri menegaskan penyerang Polsek Ciracas berkelompok dan saat ini belum diketahui identitasnya. “Iya, orang tak dikenal, sekelompok orang tak dikenal, berkisar hampir 100 oranglah,” kata Yusri.

Menurut Yusri, tak ada korban jiwa dari penyerangan Polsek Ciracas. Tim Polda Metro juga sudah melakukan olah TKP. “Nggak ada (korban jiwa),” kata Yusri. Kaca depan Polsek Ciracas nampak berlubang. Sejumlah kaca pecah. Satu bus polisi nampak pecah kacanya. Pecahan kaca bertebaran di halaman Polsek Ciracas.

Selain itu, ada dua mobil yang nampak terbakar. Sisa kebakaran nampak masih berbekas di badan mobil. Mobil yang terbakar yakni satu pick up patroli polisi dan satu lagi mobil mini bus warna putih tepat di depan gedung Polsek Ciracas. Ada pula barrier warna oranye nampak habis terbakar. Lampu parkiran juga rusak.

Sejumlah anggota polisi dan TNI turut mengamankan Polsek Ciracas. Meraka nampak bersiaga. Satu mobil tim inafis nampak standby di Polsek Ciracas. Polisi pun nampak masih berdatangan ke lokasi. Lalu lintas di Jalan Raya Bogor nampak normal. Tak ada penutupan jalan ataupun pengalihan arus.

Kronologi Penyerbuan Serangan Balasan Teroris Ke Markas Polsek Hamparan Perak Deli Serdang Sumut Sumatera Utara

Pusat kota Kecamatan Hamparan Perak biasanya ramai pada malam hari. Namun, Selasa (21/9) malam, warga masuk ke rumah lebih cepat. Malam itu, mereka yang biasa duduk mengobrol di Simpang Beringin—pertigaan di kecamatan itu— pun tak terlalu banyak dibandingkan hari biasanya.

Malam mulai menuju dini hari. Tiba-tiba keheningan itu dikejutkan dengan serentetan bunyi tembakan: dor… dor… dor….

”Suara letusan itu sangat keras, awak kira letusan mercon,” kata Dedi, seorang warga yang pada Rabu dini hari itu keluar dari rumahnya tak jauh dari Markas Kepolisian Sektor Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang.

Markas polsek itu terletak tepat di salah satu sisi Simpang Beringin. Saat itu, Dedi hendak membeli rokok. Sejumlah warga juga mengungkapkan, mereka semula menduga suara letusan itu berasal dari ledakan mercon. Akan tetapi, tak sedikit pula warga yang menduga bahwa letusan itu berasal dari senjata teroris.

”Saya langsung menduga bahwa itu suara senjata teroris karena minggu lalu ada teroris yang tertangkap tak jauh dari sini,” kata seorang ibu pemilik warung yang berada di depan markas polsek. Pada Minggu lalu, memang ada dua penggerebekan teroris tak jauh dari kota kecamatan itu.

Ia dan keluarganya hanya sempat mengintip dan memilih tidak keluar dari rumah karena sejak awal menduga gelagat buruk dari suara letusan itu. Tak sedikit pula warga yang langsung mematikan lampu begitu mendengar suara letusan tersebut.

”Warga yang berada tak jauh dari markas polsek langsung berhamburan menyelamatkan diri ketika letusan mulai terdengar. Bahkan, ada yang meninggalkan sepeda motornya begitu saja,” kata seorang saksi lainnya.

Beberapa pemuda yang sedang asyik berada di sebuah tempat usaha penyewaan play station yang tak jauh dari Markas Polsek Hamparan Perak berhamburan menjauh. ”Dor… dor… dor…, mirip perang, Bang,” kata salah seorang pemuda yang mengaku menyaksikan penyerbuan itu.

Pakai penutup muka

Beberapa orang yang hendak menjemput istri, anak, atau kerabatnya yang pulang dari kerja menjadi buruh di beberapa pabrik tak jauh dari kecamatan itu lari pontang-panting. Lindung Ginting (56), warga lainnya, saat kejadian baru saja menaikkan beberapa kerbaunya ke mobil bak terbuka. Ia hendak menjual hewan itu ke Pasar Marelan, sekitar 10 kilometer dari Hamparan Perak.

Saat itu Lindung berada di teras rumah dan melihat iring- iringan sepeda motor memasuki halaman Markas Polsek Hamparan Perak. Ia mengira mereka adalah para polisi yang baru saja pulang patroli.

”Tapi ada yang aneh, kok, semua pakai penutup muka. Kendaraannya pun berbeda-beda,” kata pria yang kediamannya hanya dipisahkan dua rumah dari Markas Polsek Hamparan Perak itu.

Selang tiga atau empat menit kemudian, ia mendengar suara tembakan, disusul suara tembakan beruntun, dan diselingi suara pecahan kaca.

Sesaat kemudian, suasana sepi. Dan, Lindung melihat rombongan pesepeda motor itu keluar dari halaman Markas Polsek Hamparan Perak dengan santai. Tidak terdengar suara teriakan atau suara mesin yang menderu-deru. ”Tidak ada kesan buru-buru,” papar Lindung.

Saksi lainnya, Helmi (30), yang saat itu berada di rumahnya, sekitar 200 meter dari lokasi kejadian, juga mendengar suara letusan berkali-kali. Ia menduga itu suara pistol polisi yang sedang memburu penjahat.

Maklum, tiga hari sebelumnya Detasemen Khusus 88 dan polisi dari Kepolisian Daerah Sumatera Utara membekuk sejumlah tersangka teroris di Desa Hamparan Perak dan Desa Kota Rantang yang berjarak 2-3 kilometer dari lokasi. ”Saya kira kelanjutan penangkapan yang kemarin,” ujarnya.

Beberapa saat setelah penyerbuan, warga masih belum beranjak dari rumah dan persembunyian masing-masing. Ketika beberapa warga mengetahui enam sepeda motor pergi dari tempat itu, beberapa warga berinisiatif keluar rumah. Saat melihat api menyala di depan markas polisi itu, mereka mendekati lokasi.

”Ada yang teriak air… air… air…, sambil berlari ke polsek,” kata seorang ibu.

Warga pun mulai makin ramai mendekati markas polsek. Beberapa di antara mereka langsung mengambil air dan mematikan api yang ternyata membakar salah satu ban mobil patroli polisi.

Ketika mulai ada tembakan, beberapa polisi yang tinggal di asrama juga terbangun. Mereka lalu bergabung dengan warga yang berada di sekitar markas polsek. Belakangan diketahui, tiga polisi tewas dengan luka tembak di sejumlah bagian tubuhnya.

”Saya kenal Pak Deto. Ia baru saja pergi umrah. Kami memanggilnya Pak Haji. Ia banyak berbicara soal keagamaan setiap kali bertemu. Orangnya baik dan tidak macam-macam,” kata seorang pemilik warung yang kerap didatangi Ajun Inspektur Satu Deto Sutejo, salah seorang polisi yang tewas tersebut.

Rabu dini hari itu akan menjadi kenangan sedih dan juga menakutkan bagi warga Hamparan Perak. Selama ini mereka hidup tenteram dan tak pernah ada kerusuhan ataupun kejahatan besar di tempat itu. Tiba-tiba kini ketenteraman itu terusik….

Penyerangan oleh kelompok bersenjata ke Markas Kepoli- sian Sektor Hamparan Perak, Deli Serdang, Sumatera Utara, Rabu (22/9) dini hari, yang menewaskan tiga polisi, dinilai sebagai penantangan terhadap negara. Karena itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksi- kan Polri dan TNI agar nega- ra tidak boleh kalah.

Instruksi Presiden Yudhoyono itu disampaikan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, Rabu pagi, seusai melepas keberangkatan Wakil Presiden Boediono menuju New York, Amerika Serikat, di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta.

”Ya, itu menantang. Negara tidak boleh kalah dan menyerah dengan aksi-aksi bersenjata yang dilakukan kelompok bersenjata tersebut. Oleh sebab itu, instruksi Presiden kepada Kepolisian Negara RI adalah agar segera mencari dan memburu serta menangkap dan meminta pertanggungjawaban,” ujar Djoko.

Menurut Djoko, Polri harus bekerja sama dengan aparat lainnya, seperti Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Badan Intelijen Negara (BIN), serta komponen masyarakat lainnya untuk segera menangkap dan memberikan ketenangan kepada masyarakat.

Markas Polsek Hamparan Perak, sekitar 30 kilometer arah utara Kota Medan, diserang sekitar 12 orang bersenjata, Rabu dini hari. Tiga anggota kepolisian tewas. Kesaksian sejumlah warga mengindikasikan para pelaku penyerangan sangat tenang menjalankan operasinya.

Kesaksian sejumlah warga menyebutkan, sebelum ada penyerangan, seseorang yang diduga sebagai salah satu bagian dari kelompok penyerang telah mendatangi tempat itu sekitar pukul 00.30. Ia mengobrol sebentar dengan warga.

”Ia sempat meminjam korek api untuk menyalakan rokok,” kata seorang saksi. Setelah itu, ia menelepon seseorang. Tak sampai lima menit, ada enam sepeda motor datang dari arah Desa Kelumpang langsung mendekati Markas Polsek Hamparan Perak.

”Anggota gerombolan yang berjaga di luar sempat meminta warga untuk pulang atau pergi,” kata saksi mata. Setelah itu, penembakan terjadi dan warga lari berhamburan menjauh. ”Kami mengira mereka adalah polisi yang sedang bertugas,” kata saksi lainnya yang berada di samping markas saat penyerangan.

Para pelaku menggunakan penutup muka, tetapi tak menggunakan helm. Para penyerang itu menaiki sejumlah sepeda motor, di antaranya Yamaha RX King, Suzuki Spin, dan Honda Vario. ”Anggota kami mengira mereka itu mau melapor. Begitu mau keluar untuk menemui, langsung ditembak,” ujar Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara Inspektur Jenderal Oegroseno.

Sedikitnya lima saksi memastikan, penyerbuan itu berlangsung hanya sekitar 15 menit. Penyerang yang masuk ke markas polsek langsung menembak Aiptu Baik Sinulingga yang berjaga di depan. Ia tewas seketika dengan tiga peluru bersarang di badannya. Pelaku kemudian masuk dan menembak mati polisi lainnya yang berada di ruangan tengah, yaitu Bripka Riswandi, yang tewas dengan lima luka tembak. Mereka kemudian menembak Aiptu Deto Sutejo. Deto meninggal dengan satu peluru bersarang di tubuhnya.

Warga setempat, Lindung Ginting (56), mengatakan, saat kejadian, tidak terdengar suara teriakan atau suara mesin yang menderu-deru. ”Mereka pergi dengan santai. Tidak ada kesan buru-buru,” kata Lindung.

Menurut Oegroseno, pelaku melemparkan kantong plastik berisi bensin ke arah mobil patroli. Api hanya membakar satu ban mobil patroli itu. Beberapa kaca markas polsek pecah dan sebuah mobil patroli rusak. Seusai kejadian, para pelaku meninggalkan markas polsek menuju ke arah Marelan yang merupakan jalan menuju Medan.

Dari olah tempat kejadian perkara sementara, polisi menemukan sedikitnya 30 selongsong peluru dengan tiga varian kaliber, yakni kaliber 7,62 mm, 5,6 mm, dan 9 mm. Kemungkinan besar pelaku menggunakan senjata jenis FN, AK-47, dan M-16. ”Sangat mungkin pelakunya terlatih karena pakai senapan laras panjang,” kata Oegroseno.

Pada Minggu malam lalu, Densus 88 dan Polda Sumut menangkap 20 tersangka teroris dan pelaku perampokan di Medan. Di antara mereka ada yang ditembak mati dan ditangkap di dua titik di Kecamatan Hamparan Perak, yakni di Desa Hamparan Perak dan Desa Kota Rantang.

Terkait perampokan

Ditanya soal kemungkinan serangan itu terkait penyergapan para tersangka teroris sekaligus perampokan di Bank CIMB Niaga Medan, Oegroseno mengatakan, ”Kemungkinan itu ada. Memang ada kelompok yang masih dalam pengejaran, mungkin mereka memberikan reaksi. Tapi kita tidak akan menyerah menghadapi mereka.”

Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Iskandar Hasan mengatakan, pelaku penyerbuan diduga terkait para teroris yang merampok Bank CIMB Niaga. Senjata yang digunakan penyerang markas polsek kemungkinan sama dengan yang digunakan perampok Bank CIMB.

Oegroseno menjelaskan, penyerangan seperti itu tidak pernah polisi duga. Kekuatan penyerang itu juga jauh lebih besar dibanding kekuatan polisi yang ada di Markas Polsek Hamparan Perak saat itu yang hanya tiga orang. Sebagian lainnya sedang berpatroli. Soal kekuatan senjata, di polsek itu hanya ada 5 revolver dan 4 senjata laras panjang. Jumlah itu tetap tidak sebanding dengan senjata milik penyerang.

Mengantisipasi kemungkinan penyerangan ulang, kekuatan di polsek pun ditambah. Kemarin sore, anggota Brimob polda ditempatkan di sejumlah polsek di Kota Medan dan Deli Serdang.

Kepala Polri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri menegaskan, penyerangan oleh kelompok bersenjata itu berkaitan erat dengan jaringan teroris yang baru-baru ini ditangkap di Medan. ”Ini jaringan yang ada kaitannya dengan pelatihan di Aceh kemarin, kemudian mereka melakukan kegiatan berikutnya. Jadi, kegiatan mereka tidak terputus dari rangkaian kegiatan pelatihan, kemudian di Bandung dan di Sumatera Utara, menyiapkan pembelian senjata, serta aktivitas-aktivitas tertentu,” ujar Kepala Polri di halaman Istana Negara,

Polsek Deli Serdang Sumatera Utara Diserbu 12 Laki Laki Bersenjata Ak 47 Menewaskan 3 Polisi

Kantor Polisi Sektor (Polsek) Hamparan Perak, Deli Serdang,Sumatera Utara, diserang belasan orang bersenjata api, Rabu (22/9) dinihari.Dalam peristiwa itu tiga polisi tewas di tempat ditembak kawanan pelaku.

Informasi yang diterima Pos Kota, kejadian itu sekitar pukul 00.30 Wib. Kawanan pelaku dengan mengendarai sepeda motor diperkirakan berjumlah 12 orang menerobos masuk ke Polsek.
Kemudian pelaku menembak seorang petugas piket dan dua lainnya di dalam kantor. Sedangkan satu orang di dalam ruangan luput dari serangan.

Ketiga korban tewas yakni Bripka Irswandi, Aiptu Sinulingga dan Aiptu Deto. Ketiga jenazah saat ini berada di Rumah Sakit Bhayangkara, Jalan KH Wahid Hasyim, Medan.

Kepala Polda Sumut Irjen Pol Oegroseno, mengatakan, kelompok penyerang merupakan orang terlatih. Dengan penutup kepala, penyerang menggunakan senjata laras panjang dan pistol.Disebutkannya, dari lokasi kejadian polisi menemukan 30 selongsong peluru

Pasca penyerangan Markas Kepolisian Sektor Hamparan Perak, Rabu inihari, yang dilakukan belasan orang tak dikenal dan mengakibatkan 3 polisi tewas ditembak suasana di sejumlah markas kepolisian terlihat tegang.

Seperti di Markas Brimob Jalan KH Wahid Hasyim,Medan. Suasana di komplek kesatuan ini terlihat mencekam. Bahkan penjagaan yang dilakukan petugas disekitar markas dan RS Bhayangkara juga diperketat.

Petugas kepolisian Brimob bersiaga dengan senjata lengkap dan kenderaan taktis milik Brimob juga terlihat.Keluarga korban yang berada di RS Bhayangkara terlihat cemas menunggu kabar tentang kondisi para korban.

Pasca penyerangan di Polsek Hamparan Perak, Kepala Polda Sumut Irjen Pol Oegroseno, memerintahkan seluruh jajarannya waspada. Bahkan seluruh Polsek di sekitar Medan dan Deli Serdang kini dikawal ketat petugas Brimob.

Apalagi berkembang isu aksi penyerangan yang dilakukan sekitar 12 orang diduga dilakukan para OTK sebagai aksi balas dendam atas tindakan Densus 88 yang mengungkap aksi terorisme di Sumatera Utara.

Kepolisian belum dapat memastikan kesamaan senjata api yang digunakan kelompok penyerang Mapolsek Hamparan Perak dengan senjata yang digunakan dalam perampokan Bank CIMB Niaga.

Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Oegroseno di Medan, Rabu, mengatakan, ia belum dapat memastikan hal itu karena masih dalam proses penyelidikan dan pemeriksaan Laboratorium Forensik (Labfor) Cabang Medan.

Berdasarkan selongsong yang ditemukan di Mapolsek Hamparan Perak, diperkirakan senjata api yang digunakan kelompok penyerang itu berjenis AK dan senjata berpeluru 5,6 milimeter.

Mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri itu tidak menyebutkan jenis AK yang dipergunakan, apakah AK-47 atau AK-56.

Meski telah diketahui jenis selongsongnya tetapi, Kapolda Sumut belum dapat memastikan kesamaannya dengan senjata api yang digunakan pelaku perampokan Bank CIMB Niaga Medan pada 18 Agustus 2010.

“Bukti pelurunya masih diselidiki Labfor,” kata mantan Kapolda Sulawesi Tengah tersebut.

Sebelumnya, Mapolsek Hamparan Perak yang dibawah wilayah hukum Polres KP3 Belawan diserang kelompok tidak dikenal dengan menggunakan senjata api pada Rabu dinihari sekitar pukul 00:30 WIB.

Akibat penyerangan itu, tiga personel Polsek Hamparan Perak yakni Aiptu Baik Sinulingga, Aiptu Deto Sutejo dan Bripka Riswandi tewas tertembak.

Selain itu, penyerangan yang dilakukan kelompok berjumlah sekitar 10 orang tersebut juga menyebabkan sejumlah kaca di tempat tersebut rusak terkena tembakan.

Pihak kepolisian memberlakukan status waspada tingkat tinggi terhadap keamanan di Kota Medan dan sejumlah wilayah perbatasan.

Empat Teroris Tewas Ditembak Densus 88 Termasuk Nurdin Top … Horee

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan meskipun mastermind, pemimpin dan arsitek teroris sudah dapat dilumpuhkan, tapi tidak berarti sel-sel atau jaringan terorisme sudah menghentikan kegiatan atau gerakannya.

Itu disampaikan SBY dalam jumpa pers, semalam di Istana Negara, Jakarta, yang dimulai pukul 19:20 dan berakhir pukul 20:20 usai acara buka puasa bersama dengan wartawan di lingkungan Kompleks Istana Kepresidenan.

Menurut SBY masih diperlukan langkah pencegahan yang optimal dan terus mengejar bagi jaringan dan tokoh-tokoh yang sekarang masih dalam pencarian.

Sebagai Kepala Negara, kata SBY, dirinya memiliki perasaan (feeling)  bahwa banyak anak-anak Indonesia, putra-putri kita untuk melakukan aksi teror berikutnya lagi, termasuk dengan merakit bahan peledak. “Mereka menjadi teroris tetapi sesungguhnya mereka menjadi korban dari orang seperti mendiang Dr Azhari dan Noordin M Top,” kata dia.

Karena itu, tambah SBY, dirinya merasa prihatin atas generasi muda kita serta anak-anak kita menjadi korban teroris. Karena itu, ke depan perlu pendekatan dan langkah yang tepat, di mana dalam menangani teroris bukan hanya membarantas semata tapi juga mencegah dengan mengatasi akar dari permasalahan penyebab kejahatan teroris tersebut di Indonesia, di Asia Tenggara dan dunia.

Pada bagian lain dalam keterangannya SBY juga mengucapkan terima kasih Polri yang telah berhasil melumpuhkan mastermind, gembong dan arsitek teroris seperti Noordin M Top. Ini merupakan keberhasila yang harus kiat syukuri semua karena mastermind dari perencanaan pembunuhan atas dirinya telah tewas.

Empat orang diduga jaringan teroris tewas ditembak anggota  Densus 88 Antiteror Mabes Polri dalam aksi penggerebekan di satu rumah kontrakan di Kampung Kpeuh Sari, Mojosongo, Kecamatan Jebres, Jawa Tengah. Empat mobil ambulan polisi sudah memasuki lokasi penyergapan dan mengevakuasi korban.

Keempat korban itu disebut-sebut 3 pria dan satu wanita. Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari aparat kepolisian, termasuk  benar atau tidaknya ada korban maupun identitas sasaran tembak polisi itu.

Sebagai mana dimaklumi, penggerebekan ini berlangsung sejak pukul 23:00 Wib, sempat diwarnai suara tembakan dan ledakan yang kemungkinan dari bahan peledak atau sejenisnya. Suara ledakan itu terdengar ratusan meter dari lokasi.

Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri, didampingi sejumlah petinggi Mabes Polri, segera memberi keterangan pers tentang identitas 4 korban yang diduga teroris.

Keterangan berlangsung di Ruang Rapat Utama Mabes Polri, Kamis (17/9) sekitar pukul 16:00 Wib.

Sebelumnya diberitakan, dugaan yang mengarah satu dari empat jasad teroris yang tewas di Solo, Jateng, adalah Noordin M Top semakin kuat saat sejumlah pejabat negara dan petinggi Polri datang ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Kamis (17/9) siang, untuk melihat keempat jasad tersebut.

Pejabat yang datang antara lain Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso, Menteri Perhubungan Jusman Safii Jamal dan Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri. kendati belum ada pernyataan resmi terkait identitas keempat jasad terkait, namun santer dikabarkan kalau satu dari mereka adalah gembong teroris Noordin M Top.

Kapolri BHD hanya bisa mengangkat kedua jempolnya ketika sejumlah wartawan menanyakan kepastian telah tewasnya Noordin M Top. Dari balik kaca mobil dinasnya, orang nomor satu di Polri itu hanya tersenyum sambil terus mengangguk ketika pertanyaan tersebut dilontarkan kepadanya.

Sebagai mana diberitakan, 4 orang yang diuga teroris tewas ditembak anggota Densus 88 Antiteror Mabes Polri di kawasan Solo, Jawa Tengah, tadi pagi, setelah dikepung selama 6,5 jam lebih.

Suara tembakan seliweran yang diarahkan anggota Densus 88. hasilnya 4 tewas dan dua luka tembak. Hingga kini wartawan masih menunggu keterangan resmi soal kepastian identitas korban.

Selain itu, terdengar suara rentetan senjata yang diduga dilepaskan oleh anggota Densus 88 Antiteror. Sedangkan lokasi sudah dikosongkan dengan cara mengevakuasi warga sekitar ke lokasi aman.

Seperti di tempat penyergapan lain, usai sahur dan Salat Subuh, warga mulai berdatangan ke sekitar lokasi. Tujuannya, tidak lain untuk menyaksikan secara dekat penyergapan yang dilakukan anggota Densus 88.

Rumah kontrakan itu disebut-sebut Totok, dan sejak dua bulan lalu dihuni oleh Susilo alias Adeb dan kemungkinan menjadi tempat perseumbunyian Bagus Budi Pranata alias Urwah, satu di antara buronan Polisi pasca ledakan bom di JW Marriott dan Rizt Carlton, kawasan Megakuningan, Jakarta Selatan.

Mabes Polri memastikan korban tewas penggrebekan sarang teroris di Desa Kertosari Mojosongo Jebres Solo Jawa Tengah oleh tim Densus 88, empat orang tewas dan tiga hidup.

“Dua orang ditangkap siangnya yang masih selamat dan seorang perempuan juga masih hidup yang ada dalam rumah, namun dia sedang hamil atau tidak belum bisa dipastikan,” tegas Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Nanan Soekarna, Kamis (17/9).

Masalah detailnya siapa para korban , kata Nanan masih menunggu tim dari Solo. Sedangkan korban meninggal akan dibawa ke RS Polri untuk dilakukan pengecekan secara forensik agar bisa dipertanggung jawabkan.

Ia juga mengatakan di lokasi penggrebekan petugas menemukan delapan karung bahan peledak, granat maupun senjata. Diduga mereka terkait jaringan peledakan JW Marriot.

“Penggrebekan ini serangkaian terkait aksi terorisme dan rumah tersebut merupakan persinggahan yang disewa oleh Susilo,” sambungnya.

Nanan juga menambahkan jika korban tewas adalah seorang yang di DPO belum bisa memastikan. Sebab petugas masih akan melakukan tes DNA untuk memastikan para korban

Keluarga Bagus Budi Pranoto alias Urwah di Kudus Jawa-Tengah mengaku ikhlas bila salah satu anggota keluarganya itu akhirnya tewas dalam aksi penyergapan terhadap kelompok teroris di Solo , Rabu malam ( 16/9) . Hanya saja pihak keluarga sangat berharap jenasah Urwah bisa dikuburkan di Kudus .

Ismanto, ayah Urwah ketika dihubungi wartawan mengaku belum menerima kabar soal kematian anaknya . Ismanto juga belum yakin anaknya tewas dalam penyergapan terhadap kelompok teroris yang dilakukan Densus 88 Mabes Polri . ” Ya kalau dari empat korban tewas itu salah satunya anak saya Urwah , kami minta jasadnya bisa dikuburkan di Kudus , ujar Ismanto kepada sejumlah wartawan yang menemuinya pasca penggerebekan yang dilakukan di Kampung Kepuh Sari RT 3 RW 11, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo.

Dalam penggerebekan tersebut dilaporkan empat orang tewas . Menurut sumber empat korban tewas yang jasadnya langsung diterbangkan ke Jakarta itu adalah gembong teroris Noordin M Top , Bahridin , Bagus Budi Pranoto alias Urwah dan Susilo .

Menurut Ismanto, warga di Kudus juga tidak keberatan bila jasad Urwah dimakamkan di Desa Mijen, Kaliwungu, Kudus , tempat asalnya. Hingga kini pihak keluarga masih berkumpul di rumah Ismanto untuk menunggu kepastian kabar tewasnya Urwah .

Selain pihak keluarga, sejumlah tetangga juga terlihat berada di rumah Ismanto

Direktur PT. Putra Rajawali Banjaran Tewas Dieksekusi Pembunuh Bayaran

Direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PTB), Nasrudin Zulkarnaen, yang menjadi korban penembakan, akhirnya meninggal setelah dirawat intensif di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Minggu.

Petugas bagian informasi RSPAD Gatot Subroto, Bagyo, menyatakan Nasrudin Zulkarnaen meninggal pada sekitar pukul 13.00 WIB.

“Saat ini, mungkin masih dalam perjalanan ke rumah duka,” katanya.

Seperti yang diberitakan di sejumlah media massa, Nasrudin Zulkarnaen ditembak sepulang bermain golf di Lapangan Golf Modernland, Tangerang, pada Sabtu (14/3) sore oleh orang yang tidak dikenal.

Saat kejadian, korban tengah duduk di kursi kiri belakang mobil BMW-nya, dan di tengah laju kendaraan, tiba-tiba muncul dua pria yang menggunakan motor dan langsung menembaknya dua kali.

Peluru tersebut bersarang di pelipis kiri korban, kemudian korban dibawa ke Rumah Sakit (RS) Mayapada, Kompleks Perumahan Modernland.

Karena kondisi korban yang kritis, kemudian korban dibawa ke RSPAD Gatot Subroto hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.

Jenazah Nasrudin disemayamkan di Perumahan Banjar Wijaya, Blok B50, RT 07/RW 07, Cipondoh, Tangerang, Banten

Nasrudin Zulkarnaen (50), salah seorang direktur perusahaan yang berkantor di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, ditembak sepulang dari bermain golf di Lapangan Golf Modernland, Kota Tangerang, Sabtu (14/3) pukul 14.00.

Kepala Kepolisian Resor Metro Tangerang Kota Komisaris Besar Hamidin menjelaskan, Nasrudin yang tinggal di Banjar Wijaya Blok B50, Kelurahan Cipete, Tangerang, diduga ditembak dua pria yang mengenakan jaket warna coklat. ”Keduanya berboncengan sepeda motor Yamaha Scorpio warna hijau,” ucap Hamidin, Sabtu malam.

Menurut dia, peristiwa terjadi saat Nasrudin usai bermain golf. Ia duduk di kursi kiri belakang mobil BMW-nya. Ketika melintas marka kejut di tepian danau, mobil berjalan lebih lambat. Saat itulah dua pria dengan sepeda motor muncul dari arah belakang kiri mobil.

”Pria yang membonceng lalu mengeluarkan senjata api laras pendek dan menembak korban dua kali. Peluru bersarang di pelipis kiri korban,” papar Hamidin, mengutip keterangan saksi.

Korban lalu dibawa ke Rumah Sakit Mayapada yang berada di Kompleks Perumahan Modernland. ”Peluru masih bersarang di kepala korban. Mungkin baru besok pagi dikeluarkan, menunggu pendarahan di kepala reda,” kata Hamidin.

Kepala Polsek Metro Benteng, Kota Tangerang, Ajun Komisaris Titin mengatakan, kasus ini ditangani Polres Metro Tangerang Kota. Ia menambahkan, sampai sekarang polisi belum mengetahui motif penembakan. ”Pelaku hanya menembak. Tak ada tanda perampokan. Isi mobil dan harta benda korban lainnya di mobil tersebut utuh,” ucapnya.

Hingga Sabtu pukul 22.00, Nasrudin belum sadar. Ia dirawat di ruang gawat darurat. Keluarga dan kerabat ramai berdatangan, tetapi tak seorang pun bersedia diwawancara.