Monthly Archives: November 2010

Strategi Dialog FPI Terhadap Maxima dan Miyabi

Front Pembela Islam merasa kecewa terhadap sebagian media massa dan elektronik yang hanya memberitakan pergerakan organisasi tersebut pada saat terjadi benturan di tempat hiburan malam. Menurut mereka, apa yang termuat di media itu hanya 10 persen dari total aktivitas yang mereka lakukan.

“Kami merasa dirugikan atas pemberitaan itu, karena telah membentuk opini masyarakat seolah-olah FPI itu organisasi radikal. Padahal, strategi pergerakan FPI mengutamakan dialog dan teguran melalui surat,” ujar Habib Rizieq, Ketua Front Pembela Islam (FPI) setelah menjadi narasumber dalam dialog interaktif di RRI Tanjungpinang., Selasa (30/11/2010).

Ia mengatakan, pergerakan FPI dalam merespons keluhan masyarakat terhadap aktivitas tempat hiburan malam dan perjudian di daerah tertentu lebih banyak dilakukan melalui dialog dan surat yang berisi desakan agar pemerintah setempat bertindak.

Pergerakan itu membuahkan hasil, karena pemerintah meresponsnya secara positif dengan menutup tempat hiburan malam dan perjudian yang meresahkan masyarakat.

Hampir seluruh pergerakan FPI dalam merespons keluhan masyarakat melibatkan wartawan. Namun kegiatan itu tidak diberitakan di media massa maupun elektronik.

Berita yang sering dimuat di media massa dan disiarkan di televisi swasta tertentu adalah pergerakan pada 2002-2003, sementara kegiatan yang positif yang dilakukan pada saat itu hingga sekarang tidak dimuat di media massa dan elektronik.

“Kami undang beberapa wartawan untuk mengikuti pergerakan kami, namun sangat disayangkan hal itu tidak dipublikasikan di media. Salah seorang wartawan menyatakan kepada saya bahwa kegiatan yang FPI lakukan tidak memiliki nilai berita,” ungkapnya.

Habib Rizieq mengemukakan, FPI pernah mengeluhkan permasalahan itu kepada Dewan Pers, dan melakukan berbagai upaya untuk menetralisir berita-berita yang dinilai merugikan.

Strategi FPI dalam menetralisir berita media massa dan elektronik tertentu adalah dengan menyebarkan berita “kebenaran” yang dimuat pada ribuan selebaran dan disebarkan ke seluruh Indonesia.

“FPI juga memiliki ‘website’ yang dapat dikunjungi masyarakat,” ungkapnya.

Ia mengatakan, FPI memiliki pedoman dalam melaksanakan kegiatan yaitu tidak melanggar hukum agama dan hukum negara. Bahkan strategi pergerakan FPI diatur dalam petunjuk pelaksana organisasi.

Strategi Dialog FPI adalah dengan melempari Kantor Maxima dengan telur busuk, tomat busuk dan ayam mati

Sepertinya aksi menolak kedatangan Miyabi yang dilakukan oleh pihak FPI tidak main-main. Mereka telah mempersiapkan telur dan tomat busuk, serta ayam mati, guna dilempar ke kantor Maxima.

“Kami akan melempar telor, tomat busuk, serta beberapa ayam mati ke kantor Maxima besok siang,” tegas Habib Salim Selon selaku Ketua DPD FPI DKI Jakarta Selatan saat dikonfirmasi, Selasa (30/11/2010).

Dalam aksinya besok, FPI juga akan melakukan sejumlah pembakaran foto ataupun gambar perempuan kelahiran Hokkaido, Jepang, tersebut.

“Besok sekitar pukul 2 siang, kami akan melakukan aksi, yaitu melakukan pembakaran semua foto-foto Miyabi, serta foto-foto yang ada di kantor Maxima,” tuturnya lagi.

FPI pun akan mengerahkan massa yang jumlahnya tidak begitu banyak, yaitu sekira seratus orang, untuk melancarkan aksi penolakan bintang porno tersebut.

“Tidak cukup banyak, yaitu sekitar seratus orang saja. Ya setidaknya, kami ingin membuat mereka kelabakan,” paparnya.

Aksi yang akan dilakukan oleh FPI adalah bagian dari bentuk teguran secara keras kepada pihak Maxima, agar tidak mendatangkan Miyabi. Jika aksi tersebut tidak digubris, maka mereka akan melaporkannya kepada pihak kepolisian.

“Kalau kecolongan lagi, seperti dia (Miyabi) berada di Grand Indonesia beberapa waktu lalu, kami akan menuntut, serta melaporkan Maxima ke Polda Metro Jaya. Kami tidak main-main,” bebernya.

Seorang Siswi SMP Di Perkosa Teman Wanita Yang Dikenalnya Melalui Facebook

Lagi-lagi ada korban ulah orang yang memanfaatkan jejaring sosial facebook. Terkini, perlajar wanita berusia 13 tahun harus naik pesawat berjarak 250 mil jauhnya untuk menemui seorang wanita (35) yang berhasil membujuknya melalui chatting di facebook.

Siswi yang dirahasiakan namanya itu masih mengenakan seragam sekolah saat akan naik pesawat dari rumahnya di Cornwall, Inggris ke Gatwick, Irlandia Utara. Sesampai di tempat itu, dia bertemu dengan wanita kenalannya di facebook.

Kemudian wanita yang kemudian diketahui paedophile mengajaknya ke hotel. Di tempat inilah siswi tersebut “dikerjai” dan mengalami kekerasan seksual. Mail online (26/11) tidak menulis detail bentuk kekerasan seksual seperti apa karena korban masih belia.

Diketahui, siswi tersebut begitu sampai di Irlandia Utara langsung dibelikan baju yang cocok untuk remaja dan semua tiket adalah dibiayai oleh si wanita paedophilie tersebut.

Ibu (40) dari siswi yang tinggal di Newquay, Cornwall tersebut khawatir dan kehilangan anaknya sejak pulang sekolah tapi tidak sampai di rumah. Keesokan harinya, ibu tersebut lapor polisi setempat

Polisi kemudian mengecek facebook dan internet untuk mencari keberadaan siswi yang sudah termakan bujuk rayu itu.

“Ini mimpi buruk bagi setiap orangtua. Anak saya bisa mengalami hal hal buruk apa saja karena kita tidak tahu keberadaannya,” katanya khawatir.

“Dia masih mengenakan seragam sekolahnya. Dia baru berusia 13 tahun. Di facebook tertulis, wanita tersebut telah mengajak anak saya untuk hidup selamanya. Dan hal itu membuatku sangat takut,” ujar ibu siswi.

Dari hasil penyelidikan, polisi menganalisis, siswi tersebut sudah kenalan dengan wanita paedophile sejak 6 bulan silam kemudian terjadi chatting akrab hingga akhirnya terjadi pertemuan darat di Irlandia Utara atas biaya wanita itu.

Setelah dilacak, siswi itu saat akan naik pesawat mengaku berusia 17 tahun agar bisa lolos berpelancong sendirian. Polisi kemudian berhasil menemukan hotel dimana siswi itu diajak menginap.

Saat digerebek, siswi itu masih sehat dan sadar, serta mengaku baik-baik saja. Namun berdasar pemeriksaan cctv hotel, tampak siswi itu telah digarap oleh wanita paedophile tersebut.

Wanita itu ditangkap dengan sangkaan kekerasan seksual terhadap wanita di bawah umur dan merawat bocah wanita untuk tujuan seksual. Semua peralatan pun disita untuk barang bukti penyelidikan, demikian si wanita yang membujuknya juga ditahan. Namun belakangan wanita itu dibebaskan dengan jaminan.

Seorang Wanita Diperkosa Di Kamar Mandi Oleh Wanita Lain

Seorang perempuan memerkosa perempuan lain dalam sebuah kamar toilet di hotel Brisbane, Australia. Demikian dikatakan seorang jaksa.

Kepada Pengadilan Distrik Brisbane, Senin (29/11/2010), seorang perempuan berumur 25 tahun, Anne-Marie O’Loughlin, mengaku tidak bersalah atas dua tuduhan perkosaan, perampasan kebebasan, dan kekerasan seksual. Seorang jaksa penuntut, Chris Minnery, mengatakan pada persidangan dalam pernyataan pembukanya bahwa sang korban yang tidak ingin namanya disebutkan sedang berada di Hotel Caxton Street dengan rekan dan sejumlah kawannya sewaktu korban pergi sendirian ke kamar mandi dan diperkosa oleh O’Loughlin pada 29 November 2008.

“Namun, ketika korban mencoba pergi, tersangka menarik rambut korban dan membanting kepalanya ke dinding lalu menariknya ke kamar toilet,” kata Minnery. Ia menambahkan, O’Loughlin kemudian diduga memerkosa korbannya. “Korban mendengar orang lain di kamar toilet sebelahnya dan mencoba mengatakan sesuatu serta memukul dinding kamar itu,” kata Minnery.

“Dia dipaksa O’Loughlin untuk diam dan tetap tenang, sementara orang di kamar toilet sebelahnya datang dan mengetuk pintu toilet dengan mengatakan, “Saya akan memanggil petugas keamanan”.

Minnery mengatakan, O’Loughlin pergi sebelum pihak keamanan datang. Namun, dia lupa membawa tas yang berisi identitasnya, yang sempat diambil korban. O’Loughlin ditangkap di luar hotel dan mengatakan kepada polisi bahwa dia hanya mencium wanita itu di kamar toilet.

Minnery menjelaskan bahwa polisi telah mengambil contoh kulit yang ditemukan di bawah kuku jari O’Loughlin dan menyatakan cocok dengan DNA sang korban.

Siswi SMP Ditikam Berkali Kali Karena Menolak Cinta

Rasa kecewa akibat cinta ditolak, rupanya sudah membuat gelap hati dan pikiran seorang Fahri (21). Ia pun menghadiahi Dian Dwita Safitri (15), seorang siswi SMP yang baru menolak cintanya, dengan 15 tikaman pisau dapur.

Peristiwa di kawasan pemakaman umum Kasin, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Jawa Timur, tersebut terjadi Sabtu (27/11). Saat itu, Dian, siswi sebuah SMP negeri di kawasan tersebut, tengah berjalan kaki menuju sekolahnya.

Menurut saksi mata bernama Winarto (49), saat melewati Jl Ternate, Dian, anak seorang tukang las keliling dari Jl Kasin gang Keramat RT8/RW3, tersebut, dicegat oleh seorang pemuda.

”Sebelum korban datang, anak muda itu sudah berada cukup lama di jalan itu. Motornya diparkir, lalu dia berdiri di pinggir jalan menunggu korban,” kata Winarto.

Pemuda itu belakangan diketahui bernama Fahri. Ia tinggal di Jl Raya Budi Utomo, Dusun Sedudud, Kelurahan Mulyorejo.

Winarto mengaku tak mendengar percakapan antara Dian dan Fahri. Yang dia tahu, sesaat setelah bertemu Fahri, Dian lalu terhuyung-huyung, dan tiba-tiba ambruk bermandi darah.

”Begitu korban ambruk, anak laki-laki tadi langsung lari menuju sepeda motornya. Dia lalu kabur,” kata Winarto.

Melihat kejadian itu, Winarto, sebenarnya sempat mengejar Fahri. Ia juga sempat melihat, Yamaha Mio warna hitam yang digunakan Fahri bernopol N 2788 A.

Namun Fahri terlalu cepat. Winarto, yang mengejar Fahri dengan sepeda motor bertipe sama, mengaku sudah kehilangan jejak di Jl Belitung, atau sekitar 500 meter dari lokasi kejadian.

Winarto mengatakan, luka Dian saat itu sangat parah. Warna coklat di seragam pramuka yang dikenakannya, nyaris tak tersisa karena penuh darah.

Winarto mengingat, Dian mendapat banyak luka sayatan senjata tajam. Antara lain, di kedua pergelangan tangan, sendi bahu, siku, leher belakang, pelipis mata kanan, pipi, serta pada bagian payudaranya.

Namun begitu, menurut dia, Dian tetap dalam kondisi sadar. ”Waktu masih tergeletak di jalan, ia bahkan sempat bilang kalau pelakunya itu mantan pacarnya,” ujar Winarto.

Oleh sejumlah warga yang datang menolong, Dian pun dilarikan ke RSI Aisyah, di Jl Sulawesi, Kota Malang. Setelah masuk UGD, ia mendapat perawatan intensif di ruang isolasi.

Pernah Ditempeleng

Ibunda Dian, Dwi Yuliati (37), mengatakan anak keduanya dari tiga bersaudara itu masih dalam kondisi syok. Bahkan, dokter mengatakan, putrinya itu mendapat 15 luka senjata tajam.

Meski demikian, Dian sempat menceritakan sekelumit kejadian itu. Ia juga sempat menyebut nama Fahri, sebagai pelakunya.

”Kata anak saya, dia diserang secara membabi buta dengan pisau dapur. Anak saya mengaku tidak bisa melawan, selain melindungi kedua wajahnya dengan kedua tangannya. Ia khawatir kalau wajahnya yang tersayat,” kata Dwi, ditemui kemarin saat menunggui anaknya di rumah sakit.

Dwi mengakui anaknya sudah mengenal Fahri cukup lama. ”Fahri itu sebenarnya teman kakaknya Dian. Mereka lalu dikenalkan satu sama lain,” kata Dwi.

Fahri dikenal oleh Dwi sebagai remaja pengangguran. Kepada dia, Fahri mengaku pernah bersekolah di sebuah SMK negeri. Menurut Dwi, Fahri memang terang-terangan berusaha mendekati anaknya itu.

Tapi, keinginan itu bertepuk sebelah tangan, karena Dian tidak terlalu suka dengan sikap Fahri yang dikenalnya sering berperilaku kasar.

Kejadian penganiayaan ini memang bukan yang pertama kali dilakukan Fahri terhadap Dian. Pada September 2010 lalu, Dian pernah mengadukan ulah Fahri yang memukuli dirinya.
”Saya tidak tahu apa perkaranya. Yang jelas saat itu anak saya dipukuli dan ditendangi,” kata Dwi kesal.

Ayah Dian, Muhammad Sholeh (42), saat itu sampai hendak melaporkan Fahri ke polisi, tapi dicegah oleh Dwi. Ketika itu, masalah diselesaikan secara kekeluargaan, dengan janji keluarga Fahri, bahwa anaknya tak akan mendekati Dian lagi.

Semenjak peristiwa itu, Dian mengaku kapok berteman dengan Fahri. Kata Dwi, Fahri sebenarnya sering datang ke rumah, hanya untuk menemui Dian. Tapi upaya pedekate itu bertepuk sebelah tangan, karena tak pernah digubris oleh anaknya.

”Mungkin karena itu juga, kemarahannya lalu memuncak, dan menyerang anak saya seperti ini,” ujar Dwi.

Setelah kejadian ini, Dwi mengaku tak akan memaafkan ulah Fahri. Menurutnya, Fahri sudah berencana membunuh putrinya itu. Ia meminta polisi menangkap dan menghukum Fahri dengan seberat-beratnya.

Sementara itu, Kapolsek Klojen, Kompol Kartono, membenarkan adanya peristiwa ini. Hingga saat ini, pihaknya masih memburu pelaku. ”Bersama orangtua korban, kami sudah datangi rumah pelaku, tapi dia tidak ada,” kata Kapolsek yang berjanji menangkap Fahri secepatnya.

Ingin Mengintip Karyawati Ganti Baju Malah Menemukannya Sedang Bunuh Diri

Seorang karyawati perusahaan elektronik ditemukan tewas tergantung dan tangan kiri tersayat di rumah kontrakan Kampung Bojong Koneng Rt 04/01, Desa Telaga Murni, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Sabtu(27/11) sore. Jasad Heni,23, kemudian diturunkan dari tiang oleh warga. Petugas Polsek Cibitung yang menangani kasus ini menyelidiki kasus dan motifnya.

Menurut keterangan, Heni ditemukan tergantung jadi mayat ketika seorang warga mengintip dari jendela karena ingin mengintip karyawati tersebut ganti baju karena kontrakan karyawati itu tertutup jadi warga tadi terperanjat . Penemuan ini diberitahukan ke warga lainnya yang kemudian bersama-sama mendobrak pintu rumah kontrakan itu.

Rido,26, saudara korban yang datang ke lokasi mengatakan kalau Heni tak memiliki masalah. Petugas Polsek Cibitung yang datang ke lokasi memeriksa mayat menemukan tempat obat yang kosong, silet maupun tali tas warna hitam yang digunakan korban untuk menggantung diri. Diduga korban nekat mengakhiri hidup dengan menenggak obat lalu menyayat tangan kirinya kemudian menggantung dirinya. Jasad korban dikirim ke RS Cibitung

Narsih Disetubuhi Terlebih Dahulu Sebelum Akhirnya Dibunuh

SEBELUM dibunuh, Narsih binti Wulung (30) dipastikan sempat berhubungan badan dengan suaminya sendiri, Jamal (50).

Hal itu diungkapkan Kasat Reskrim Polsektro Jakarta Timur Kompol Dodi Rahmawan kepada Warta Kota, Kamis (25/11).

Seperti diketahui, Narsih, mantan tenaga kerja wanita (TKW) di Arab tewas dibunuh suaminya sendiri Jamal di tempat tinggal mereka di sebuah bedeng kayu di samping Toko Material Simpangan di Jalan Balai Rakyat, Kampung Gempol, Cakung Timur, Cakung, Jakarta Timur, Kamis (25/11) dini hari.

Jamal adalah karyawan pembuat batako di toko material milik Haji Taufik tersebut sejak 6 bulan lalu.

Kompol Dodi mengatakan jenasah Narsih saat ditemukan mengenakan baju dan rok namun tidak mengenakan celana dalam.

Selain itu, polisi menemukan bercak sperma di rok korban. “Jadi kami duga korban berhubungan badan dengan suaminya sebelum dibunuh,” katanya.

Sepasang Kekasih Yang Diduga Berbuat Mesum Di Telanjangi dan Diarak Keliling Pasuruan Agar Warga Puas dan Tidak Marah

Nahas menimpa pasangan selingkuh If (30) dan Bm (45), warga Bugul Kidul, Kota Pasuruan, Senin (22/11) malam. Saat bercinta, mereka digerebek warga setempat. Tak hanya itu, mereka diarak beramai-ramai sambil diborgol dan ditelanjangi.

Perselingkuhan mereka sudah dicium warga sejak sebulan lalu. Saat itu, If yang sudah bersuami dan beranak dua itu memasukkan pria lain ke rumahnya. Warga menggerebek ketika pria tersebut bertamu dan membawa mereka ke pengurus RT, namun mereka dilepas kembali.

Senin (23/11) malam adalah puncak kegeraman warga. Saat If dan Bm diduga bermesraan di rumah If, warga kembali menggerebeknya. Warga meminta pasangan itu keluar rumah dan mereka mengaraknya beramai-ramai.

“Awalnya si pria saja yang tidak boleh berpakaian, sedangkan If masih mengenakan daster. Tapi, di tengah jalan, warga menyobek daster If hingga perempuan ini telanjang bulat,” terang Betty, warga setempat.

Pasangan ini tak berdaya saat dipermalukan di muka umum. Pasalnya, tangan If dan Bm sama-sama diborgol di belakang badan. Mereka hanya bisa meneteskan air mata.

Warga mengarak pasangan itu hingga sejauh sekitar satu kilometer, mulai dari kampung menuju bagian belakang Pasar Gadingrejo dan berputar kembali ke kampung. Puas melampiaskan amarah, warga menyerahkan mereka ke ketua RT.

Ada warga yang sempat memukul pasangan yang dianggap mencemarkan nama baik kampung itu. “Untungnya waktu itu polisi cepat datang ke sini kalau tidak mungkin yang wanitanya akan diperkosa rame rame. Mungkin ada yang menelepon ya. Polisi langsung membawa keduanya,” imbuh Betty.

Kasat Reskrim AKP Ponasit, mewakili Kapolres AKBP Agung Yudha, menyatakan, “Masih kami periksa. Kami belum bisa memberi penjelasan. Ada tinjauan beberapa pasal hukum terkait peristiwa ini. Nanti hasilnya akan kami sampaikan kepada wartawan,” tandas AKP Ponasit

PNS Impoten Aniaya Pacar Karena Marah Akibat Tidak Bisa Ereksi

Akibat hasrat seksnya tidak bangkit, seorang oknum PNS Natuna, As alias Uyun (48) menganiaya kekasihnya, Nu (46) hingga babak belur. Penganiayaan itu terjadi di sebuah kamar di Hotel Pesona, Batu 8 beberapa waktu lalu.

Nu yang tidak terima dianiaya, langsung melaporkan kejadian itu ke Polsek Tanjungpinang Timur dan Uyun langsung dimasukkan ke sel.

“Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) sudah kami serahkan ke kejaksaan, Kamis (18/11/2010) lalu,” ujar Kapolsek AKP Yerlisaf melalui Kanit Reskrim Bripka M Alson, Senin (22/11/2010).

Berdasarkan penyidikan polisi, malam itu Uyun yang sudah beberapa bulan berpacaran dengan Nu, mengajak kekasihnya ke hotel tersebut untuk melampiaskan nafsunya. Sesampai di kamar mereka mulai memadu kasih, bak anak muda yang kasmaran.

Kemudian dilanjutkan dengan hubungan intim, namun setelah melakukan pemanasan mr P, Uyun tidak juga menunjukkan tanda-tanda melakukan penyerangan. Korban mengaku sudah berusaha dengan berbagai cara untuk merangsang mr P kekasihnya itu. Namun tetap saja Mr P duda beranak tiga itu tidak menunjukkan tanda-tanda.

Tersangka merasa kekasihnya tidak dapat memberikan rangsangan. Akhirnya marah dan memukuli tubuh kekasihnya yang merupakan janda beranak dua itu. Pukulan berawal di wajah hingga ke tubuh Nu, kemudian Nu ditingal begitu saja di kamar seraya meringis kesakitan.

Nu yang tidak terima dengan kekasihnya yang sudah ia berikan segalanya (selain kepuasan sek juga materi) langsung melapor ke polisi. Akhirnya polisi menangkap Uyun.

Informasi yang diperoleh Tribun Batam, Uyun yang merupakan pegawai Dinas Koperasi Kabupaten Natuna itu, sudah beberapa kali melakukan hal serupa kepada kekasihnya yang lain.

Saat ini Uyun juga dalam penyelidikan inspektorat Pemkab Natuna, karena sejak April 2010 dirinya tidak pernah masuk kantor. Yerlisaf mengatakan atas perbuatan tersangka, ia dijerat dengan pasal 351 KUHP tentang penganiayaan dengan ancaman 5 tahun penjara.

Siswa SMA Ambon Bersama Teman Teman Sekelasnya Memaksa Teman Putri Untuk Membuat Video Porno

Kapolres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease AKBP Djoko Susilo mengatakan, pihaknya telah menahan pelajar SMA Negeri 5 Ambon, pelaku dan perencana pembuatan video mesum yang dilakukan pada 8 Oktober 2010.

“Pelajar pria kelas XII berinisial F itu ditahan dengan dugaan sementara telah merencanakan aksi mesum bersama kekasihnya Y, yang kemudian direkam untuk disebarluaskan,” katanya di Ambon, Kamis (11/11/2010).

Bahkan, F sengaja mengancam Y menggunakan sebilah pisau untuk memenuhi nafsu bejatnya. Pelaku telah ditahan guna pemeriksaan selanjutnya, kata Djoko Susilo.

Dia mengatakan, selain F, sebelumnya juga telah ditahan lima orang saksi yakni Y, E1, E2, B dan C yang juga merupakan pelajar kelas XII SMA Negeri 5 Ambon.

“F dan E1 berjenis kelamin laki-laki, sedangkan Y, E2, B dan C perempuan. Karena usia mereka di bawah 17 tahun, maka mereka dipulangkan dengan syarat wajib lapor,” katanya.

Djoko Susilo menegaskan, penyelidikan kasus ini akan terus dilakukan sehingga pelakunya dapat diproses hukum. Tunggu saja perkembangan hasil penyelidikan, ujarnya.

Adegan mesum ini terjadi di rumah B, yang berlokasi di BTN Passo, Kecamatan Baguala, sekitar pukul 09.00 WIT ketika kedua orang tua B sudah berangkat ke kantor.

Agar Y tidak curiga, semua teman-temannya telah hadir terlebih dahulu di rumah B tanpa F. Kemudian Y menghubungi F via pesan singkat (sms) dari telepon genggamnya agar segera datang.

Karena hari itu mereka bersekolah siang, semua berpakaian santai dan hanya Y yang memakai seragam sekolah. Y yang sebelumnya sempat memberi perlawanan terhadap aksi mesum F, akhirnya luluh setelah sebilah pisau ditodongkan ke lehernya.

Selain sebagai pemilik rumah, B juga bertugas merekam aksi itu dengan handycam miliknya, dibantu E1, E2 dan C yang turut menyaksikan peristiwa tersebut.

Para Senior Paskibra Pelaku Pelecehan Seksual Yang Mengalami Kelainan Seksual Sampai Saat Ini Belum Di Proses Secara Hukum

Hingga kini Kepolisian Daerah Polda Metro Jaya belum menetapkan tersangka dalam peristiwa kekerasan dan pelecehan seksual dalam pelatihan Paskibra DKI Jakarta angkatan 2010, di Cibubur, Jakarta Timur.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Boy Rafli Amar menyampaikan, belum ada pihak yang dinyatakan harus bertanggungjawab dalam kejadian ini.

Pemeriksaan saksi-saksi dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Disorda) DKI Jakarta dan Purna Paskibra Indonesia (PPI) terus dilakukan untuk mengumpulkan informasi terkait kejadian itu.

“Baru periksa saksi-saksi, tersangka belum ditetapkan,” ujar Boy saat dihubungi VIVAnews, Miggu malam, 21 Noveber 2010.

Sementara itu orangtua korban pelatihan Paskibra 2010, Jusuf Ginting, membenarkan kalau proses penyidikan yang dilakukan unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polda Metro Jaya sangat lamban.

Menurut Ginting, sejak tiga bulan lalu saat kasus ini dilaporkan ke polisi, dirinya hanya satu kali mendapat informasi resmi dari polisi mengenai perkembangan kasus ini.

“Memang proses di Polda lambat. Sebulan lalu saya ke sana baru empat yang diperiksa,” ujar Ginting.

Namun Ginting sadar tidak dapat menghakimi polisi karena proses yang lamban itu. Dirinya hanya berharap kasus ini selesai dengan tuntas, dengan dilaksanakannya persidangan.

Terkait hal ini, Ginting bersama dengan orangtua korban yang lain akan mendatangi Polda Metro Jaya, Senin 22 November 2010, untuk mempertanyakan kasus ini kepada penyidik.

Ginting menambahkan, terkait kasus kekerasan pada anggota paskirab laki-laki, dirinya kembali menambahkan tersangka dalam kasus tersebut. Ada enam nama baru yang ditambahkan menjadi telapor.

“Mereka tentu saja pengurus dan senior. Semua orang-orang yang terlibat dalam kejadian push up dingin,” ujar Ginting.

Usaha untuk mediasi kasus ini menurut Ginting juga terus dilakukan pihak yang menjadi terlapor. Mereka berusaha untuk mengajak memediasikan lagi kasus ini.

“Tidak mau saya. Sudah saja biar proses hukum berjalan. Biar saja terungkap di persidangan,” ujar Ginting lagi.

Tanggap miring lain datang juga datang dari Loreen Neville Djunidi, orangtua korban paskibra putri. Berbeda dengan Ginting, Loreen telah mendapatkan informasi dari polisi satu pekan lalu.

Penyidik telah memintai ketarangan terhadap delapan saksi dan Kepala Bidang Kepemudaan, Dinas Olahraga dan Pemuda (Disorda) Firmasyah.

Lorren berharap proses hukum berjalan sampai persidangan, agar hal ini tidak terjadi lagi. Menurut dirinya, banyak pihak yang harusnya berterima kasih atas terbongkarnya kejadian ini.

Bayangkan bila tidak terbongkar. Tahun depan anak saya akan jadi pelakunya. Ada orangtua lain yang melaporkan anak saya ke polisi,” ujarnya.

Seperti dalam dokumen pengakuan anggota Paskibraka yang didapat VIVAnews, misalnya mengisahkan sebuah peristiwa pada Minggu 4 Juli 2010.

Ketika itu sejumlah peserta wanita, oleh para senior mereka yang juga sama-sama perempuan, kembali diminta berbaris di depan pintu kamar tidur.

Pada hitungan kesepuluh diminta membuka seluruh baju mereka lagi. Sembari membawa gayung dan sikat gigi, mereka diminta berbaris dengan sikap sempurna di depan pintu kamar mandi, masih dalam keadaan telanjang bulat. Perpeloncoan di luar batas kepatutan ini terjadi hingga keesokan harinya.

Sementara kekerasan yang diterima anggota paskibra lelaki berupa push up bertumpuk atau ngetren dengan nama push up dingin di kalangan anggota paskibra.

Paskibraka putra diminta untuk membuka seluruh pakaian mereka. Mereka kemudian dikumpulkan dan berbaris di depan pintu kamar mandi.

Di sela-sela mereka mandi, sejumlah senior memerintahkan mereka untuk melakukan push-up dingin. Ini dilakukan dalam keadaan tanpa busana dan bertumpuk hingga empat orang, sambil disirami air.