Daily Archives: Oktober 27, 2008

Nasib Sial ABG Umur 15 Tahun Yang Diperkosa 9 Kali Oleh 3 Orang Berbeda Dalam Semalam

Apes benar nasib yang dialami Endang,15, nama samaran, warga Kelurahan Karang Asem, Kecamatan Cibeber, Kota Cilegon ini.

Gadis ABG ini diperkosa sebanyak 9 kali secara bergiliran dalam satu malam, oleh 3 pria yang baru dikenalnya. Sebelum dijadikan pelampiasan nafsu ketiga berandalan itu, korban terlebih dulu dicekoki minuman keras.

Dua tersangka ditangkap dan dihajar massa, lalu diarak warga ke Mapolsek Cibeber, sedangkan satu pelaku lainnya melarikan diri.

Dua tersangka itu, Hendra,18, warga Kampung Kedung Baya, Kelurahan Kali Timbang, Kecamatan Cibeber, Kota Cilegon dan Muhrim,21, warga Kampung Pranji, Desa/Kecamatan Waringinkurung, Kabupaten Serang.

Sedangkan pelaku yang buron, Sukali,22, warga Kampung Cigodak, Desa Harjatani, Kecamatan Kramatwatu, Serang.

Diperoleh keterangan, Sabtu (25/10) malam, korban berkenalan dengan Hendra dan Sukali di tempat hiburan malam yang ada di Desa Kali Timbang, Kecamatan Cibeber, Kota Cilegon.

Setelah ngobrol, korban kemudian diajak jalan-jalan menggunakan motor ke rumah Muhrim di Kampung Pranji. Dalam perjalanan Hendra dan Sukali mampir ke warung untuk membeli 2 botol minuman keras.

PESTA MIRAS
Di rumah Muhrim, ketiga berandalan ini kemudian melaksanakan pesta miras hingga mabuk. Mereka juga memaksa korban untuk ikut minum miras, korban tak kuasa menolak karena dipaksa.

Usai pesta miras, korban diajak jalan-jalan menggnakan 2 motor. Di tempat sepi di Jln. Lingkar Selatan, tepatnya di semak-semak sekitar Kampung Cigodak, ketiga pemuda yang tengah mabuk itu menyetubui korban secara paksa dengan cara bergantian.

Usai melampiaskan nafsu bejatnya, korban dibawa ke Kampung Libudak, Desa/Kecamatan Waringinkurung. Di kampung itu, tepatnya di sebuah tempat penggilingan padi milik warga, mereka kembali diperkosa di sebuah gubuk kecil.

Masih belum puas, Hendra membawa gadis yang masih di bawah umur itu ke rumahnya di Kampung Kedungbaya. Di tempat itu, korban kembali digilir hingga setengah pingsan. Puas melampiaskan nafsu bejadnya, korban kemudian diantar pulang.

Melihat anaknya gadisnya yang begitu memprihatinkan, orangtua korban marah. Begitu mengetahui kalau anak semata wayangnya jadi korban perkosaan, orangtua korban dibantu kerabatnya langsung mencari pelaku. Hendra dan Muhrim berhasil ditangkap di rumahnya.

Keduanya kemudian dibawa ke rumah korban untuk dikonfrontir dengan korban. Setelah keduanya mengakui perbuatannya, warga tanpa ada yang mengomando langsung menghadiahi bogem mentah.

Setelah dihajar, kedua tersangka diarak warga ke Mapolsek Cibeber namun karena lokasi kejadian berada di wilayah Kecamatan Waringinkurung, kasus perkosaan diserahkan ke Mapolres Serang.

Kasat Reskrim Polres Serang, AKP Sofwan Hermanto, S.Ik, ketika dikonfirmasi membenarkan adanya kejadian itu. Pihaknya masih menunggu hasil visum

Pelaku Mutilasi Mayasari Ditangkap Polisi Dan Ternyata Istri Korban

Wanita yang diduga kuat membantai, Hendra, pria tato macan, lalu memotong-motong menjadi 13 bagian ditangkap aparat Polda Metro Jaya di Desa Tekungsari, Temanggung, Jateng.

Sri Rumiyati alias Supeni dituduh sebagai pelaku ditangkap di rumah orangtuanya, Parminto, Sabtu (25/10). Dia baru empat hari pulang ke kampungnya. Bahkan di kampungnya Rumiyati sempat bertanya kepada tetangga bagaimana caranya memotong sapi. Wanita ini disebutkan sudah tiga kali menikah, terakhir dengan Hendra yang menjadikannya istri ke empat.

Sumber di kepolisian menyebutkan Hendra, lelaki asal Riau dan Rumiyati tinggal di rumah kontrakan di daerah Tangerang. Ditangkapnya Rumiyati berdasarkan pengakuan Abdul Rojak, kenek angkot yang membuang mayat mutilasi di atas bus pada 29 September 2008.

Dia mengaku disuruh Rumiyati. Wanita ini sebelumnya pernah diperiksa di Polda Metro Jaya, namun disuruh pulang karena waktu itu belum ada bukti.

Sampai saat ini polisi masih menunggu hasil tes DNA keluarga Hendra. Tim Jatanras Polda Metro Jaya dua hari lalu berangkat ke Riau untuk mengambil sampel darah keluarga Hendra guna pemeriksaan DNA.

MENYAMAR SOPIR ANGKOT
Terbongkarnya kasus multilasi ini berawal ketika polisi menangkap Rojak lima hari sebelumnya di Terminal Kalideres, Jakarta Barat. Rojak dibekuk setelah polisi Reserse Polda Metro Jaya menyamar sebagai sopir angkot. Sri Rumiati diduga membantai Hendra di daerah Kotabumi, Tangerang.

Kepala Satuan Kejahatan Keras Polda Metro Jaya AKBP Fadil Imron yang dikonfirmasi soal penangkapan itu tetap membantah. “Kami belum melakukan penangkapan terhadap siapapun dan kasusnya masih dalam penyelidikan,” kata Fadil.

Seperti diberitakan sebelumnya, satu bungkusan plastik berisi mayat pria dipotong 13 ditemukan di dalam Bus Mayasari Bakti jurusan Pulogadung-Kalideres pada 29 September 2008. Ciri yang bisa diidentifikasi hanya tato macan di lengan korban, telapak tangan dan kepala tak ditemukan.

Mahasiswi Bina Nusantara Binus Yang Hilang Ternyata Melarikan Diri Dair Rumah Untuk Tinggal Bersama Pemain Sinetron

Dua belas hari tanpa kabar, mahasiswi Universitas Bina Nusantara (Binus) yang diduga diculik, akhirnya ditemukan polisi tinggal bersama pemain sinetron horor di Poncol RT 03/05 Susukan, Ciracas, Jaktim, Sabtu (25/10) siang.

Melina Herawati, 22, ditemukan polisi sekitar Pk. 14:00 tengah bersenda gurau bersama Ilham Ridho Susilo, 25, kekasihnya, di rumah kontrakan sederhana di Susukan.

Pasangan itu tak bisa berbuat apa-apa ketika sejumlah petugas yang dipimpin Kasat Reskrim, Kompol Roycke Harrilangi, membawanya ke Polres Metro Jaktim.

Selama pemeriksaan, Melina terus menangis. Ilham pun tak kuasa menahan air matanya sambil terus mengatakan takut kehilangan kekasihnya itu. “Saya sangat sayang sama Melina,Pak,” katanya.

Informasi, Melina mengaku pamit dari rumahnya di Jl. Kebon Pala I, Jaktim, untuk pergi kuliah pada 13 Oktober. Namun, ia tak ke kampus melainkan mendatangi rumah keluarga Ilham di Komplek Gaya Motor, Cilincing, Jakut.

Kepada pemuda pemain figuran sejumlah sinetron horor, di antaranya Misteri Gunung Merapi, itu Melina banyak cerita tentang keluarganya.Di antaranya soal sikap Liliana, ibunya, yang sering memarahi.

NGONTRAK RUMAH
Sepuluh hari bermalam di rumah keluarga Ilham, Melina berniat pulang ke rumahnya. Namun, pemuda yang telah dua bulan menjadi kekasih Melina itu khawatir gadisnya terus bersedih karena mendapat tekanan dari sang ibu.

Mereka pun mencari rumah kontrakan. Mereka menjual dua HP milik masing-masing yang dihargai Rp 200.000 per buah. Bermodalkan uang Rp 400.000, pasangan itu mendapat rumah kontrakan seharga Rp 300.000 pada Jumat (24/10) sekitar Pk 23:30.

Di rumah milik Ningsih yang berukuran 3 meter x 4 meter itulah mereka tinggal hingga dijemput polisi Sabtu (25/10) siang.

Kapolres Metro Jaktim Kombes Hasanuddin mengatakan Melina pergi dari rumahnya atas kemauannya sendiri. “Jadi, ia bukan diculik,” ujarnya. “Keduanya manusia dewasa dan tak ada unsur paksaan satu sama lain.”

Sebelumnya, Liliana Herawati, 53, ibu Melina, melaporkan kehilangan anaknya ke Polres Metro Jaktim pada 15 Oktober.