Daily Archives: Maret 14, 2008

Rumah Susun Sarang Sindikat Perampok

JAKARTA – Sebuah sindikat pencuri sepeda motor yang bermarkas di rumah susun atau rusun ditangkap polisi, Selasa (11/3) malam, dengan barang bukti belasan sepeda motor.

Kepala Kepolisian Sektor (Polsek) Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Komisaris Pentus Napitupulu yang dihubungi Kamis menjelaskan, sebanyak 13 sepeda motor curian disimpan di Rumah Susun Johar, Jakarta Pusat, sebelum dipasarkan ke luar provinsi.

”Ada tiga penjahat yang ditangkap, yakni O (18), T (33), dan Ta (28). Mereka sudah puluhan kali beraksi di wilayah Jakarta Pusat. Yang paling berpengalaman adalah Ta yang pernah dipenjara karena mencuri motor di Jakarta Barat,” kata Pentus.

Menurut Kepala Polsek Cempaka Putih, tersangka Ta disergap berdasarkan informasi masyarakat. Saat itu Ta sedang beristirahat di lantai dasar Rusun Johar menjelang petang.

Tersangka Ta pun tidak bisa berkelit setelah petugas menemukan 13 sepeda motor hasil curian. Dia pun mengantar petugas kepada dua kawannya, yakni O dan T, yang tinggal di Cempaka Putih.

Komisaris Pentus Napitupulu menambahkan, sebagian besar sepeda motor yang dicuri jenis Yamaha Mio. Kawanan itu menggunakan kunci T untuk membongkar sepeda motor yang mereka incar.

Saat beraksi, satu orang bertugas merusak kunci dan melarikan motor, sementara dua orang mengawasi situasi. Sasaran mereka adalah motor yang diparkir di pekarangan dan tempat parkir resmi ataupun tidak resmi.

”Motor yang dicuri diberi pelat nomor palsu, tetapi tidak dicat ulang. Selanjutnya motor mereka kirim kepada penadah. Mereka tidak menjual motor curian secara terurai,” ungkap Napitupulu.

Sekurangnya ada 10 motor yang mereka kirim ke wilayah Serang, Provinsi Banten. Pentus Napitupulu menduga jumlah motor yang dicuri kawanan tersebut lebih dari 30 unit.

Polisi juga memburu jaringan kelompok rusun tersebut yang tersebar di Banten.

Para penjahat yang tertangkap dalam kasus ini diancam hukuman pidana tujuh tahun hingga sembilan tahun penjara

Pencuri Kerbau Ditangkap Ketika Membajak Sawah

BANTEN – Dua petani asal Desa Cigoong, Walantaka, Kota Serang, Banten, bernama Maryani (34) dan Baron (26), ditangkap polisi saat mencangkul di sawah mereka, Rabu (12/3) sore. Keduanya ditangkap karena mencuri tiga kerbau milik warga Desa Pengampelan, Walantaka, pada hari Senin. Penangkapan berawal dari adanya laporan warga Pengampelan bernama Sadeli ke markas Polsek Walantaka. Satu hari kemudian, polisi menemukan tiga kerbau curian sudah berada di Pasar Hewan Kaligandu, Serang. Tiga kerbau curian itu dijual kepada Agus, seorang pedagang hewan ternak di Pasar Kaligandu, dengan harga Rp 2,5 juta per ekor. Saat diperiksa, kedua petani itu mengaku sudah belasan kali mencuri kerbau karena terdesak kebutuhan ekonomi.

Ketidakmampuan Presiden SBY Dalam Memerintah Membuat Iis Meninggal

TANGERANG – Gara-gara sakit tetapi tak kunjung mendapat pengobatan, Iis Maya (22), warga RT 04 RW 03 Kelurahan Poris Plawad Indah, Cipondoh, Kota Tangerang, Kamis (13/3) pagi, meninggal dunia di rumah kontrakannya. Siang harinya, jenazah Iis diantar mobil tetangganya untuk dimakamkan di Cirebon.

Suasana sendu, kemarin, masih terasa di rumah kontrakan Juanda (35), suami Iis. Kakak kandung Iis, Saodah (26), bersama suami dan anaknya yang berusia tiga bulan menunggui rumah kontrakan berukuran lebar sekitar dua meter dengan panjang tiga meter itu.

Juanda sejak tiga tahunan ini tinggal di kontrakan yang hanya berisi kasur tipis, sebuah teve 14 inci, dan alat putar VCD tersebut. Sewanya Rp 120.000 per bulan, sudah termasuk pemakaian listrik.

”Suaminya dan Rama, anak Iis yang berusia tiga tahun, ikut mengantar jenazah ke kampung,” tutur Saodah. Di sisinya berdiri Sumining, tetangga Iis yang sama-sama mengontrak di rumah petak milik Hajah Sini.

Menurut Sumining, kondisi Iis pertama kali diketahui oleh suaminya yang baru pulang dari Pasar Baru, Tangerang, pada Kamis sekitar pukul 07.30. Juanda sehari-hari berjualan ikan pindang di Pasar Baru dari malam hingga pagi. ”Posisi Iis nungging persis di belakang pintu sini,” ujar Sumining sembari menirukan posisi tubuh Iis.

Begitu datang, Juanda memanggil-manggil istrinya. Sumining yang tinggal di samping rumah kontrakan keluarga tersebut spontan masuk ke rumah Juanda. Segera Juanda dan Sumining memegang badan Iis. ”Badannya masih terasa hangat. Terus saya bantu Juanda melumuri tangan, badan, dan kaki Iis dengan minyak gosok. Kami pijat-pijat, tetapi Iis tak bergerak juga,” urai Sumining.

Tetangga pun heboh karena Juanda menangis histeris melihat istrinya yang tak bereaksi saat dipijat dan dipanggil-panggil. Bidan Hesti yang tinggal di dekat rumah Iis turun tangan. Ia memeriksa nadi Iis yang ternyata tak lagi berdenyut. ”Kata bu bidan, Iis sudah meninggal dunia,” kata seorang tetangga korban yang ikut memberi pertolongan pertama.

Tak punya uang berobat

Masih menurut Sumining, Iis sudah mengeluh kurang enak badan sejak seminggu terakhir. Perempuan tak lulus SD asal Ciledug-Cirebon yang menderita penyakit gondok itu mengeluh sakit di bagian lehernya. Tiga hari terakhir ia malah muntah-muntah saat perutnya diisi makanan.

Akan tetapi, setiap hari ia tetap memasak, membersihkan rumah, dan menjaga Rama, anak tunggalnya. Ny Syarif, istri ketua RT 04 RW 03, menyatakan masih bertemu Iis pada Rabu siang. ”Ia bilang ingin ikut arisan karena selama ini tak pernah punya tabungan,” tuturnya.

Kepada tetangganya, Juanda mengaku ingin membawa Iis berobat, tetapi ia tak punya uang. ”Penghasilannya sehari paling banyak Rp 15.000 yang harus dipotong ongkos pulang dari pasar ke rumah,” ujar tetangga yang tak mau disebut namanya.

Ia bahkan sudah berupaya meminjam uang ke pemilik usaha ikan pindang, tetapi ditolak.

Berkat uluran tangan Ketua RT 04 RW 03, Syarif, dan para tetangga, jenazah Iis bisa segera dibawa ke Cirebon untuk dimakamkan.

Karena warga tak mampu membiayai sewa ambulans, Syarif meminta bantuan Sugih, warga RT setempat, untuk mengantar jenazah Iis menggunakan mobil pribadinya.

Camat Cipondoh Syahrudin membantah keterangan yang menyatakan Iis menderita gizi buruk. ”Tidak benar ia menderita gizi buruk. Ia meninggal karena sakit dan memang waktunya meninggal. Setiap orang pasti akan meninggal cuma caranya saja yang berbeda. Hanya orang-orang bodoh saja yang mati dengan cara demikian,” tukasnya. Ia menyatakan sudah memberi bantuan berupa pembuatan surat kematian Iis untuk memudahkan keluarga dan tetangga Iis membawa jenazah Iis ke kampung yang sebenarnya bisa ia persulit, kalau bantuan keuangan dan pembebasan biaya berobat sebagai Camat, Ia menolak untuk memberikan karena akan menyebabkan masyarakat malas untuk bekerja. Dananya tidak tersedia dan tahun anggaran ini lebih diutamakan untuk perbaikan rumah dinas yang lebih penting dan mendesak.

“Setiap hari pasti ada orang meninggal, jangan terlalu dibesar-besarkanlah tapi kalau rumah dinas pejabat yang tidak mewah itu hanya terjadi di Indonesia saja. Hal inilah yang seharusnya diberitakan,”lanjutnya menutup pembicaraan