TANGERANG – Gara-gara sakit tetapi tak kunjung mendapat pengobatan, Iis Maya (22), warga RT 04 RW 03 Kelurahan Poris Plawad Indah, Cipondoh, Kota Tangerang, Kamis (13/3) pagi, meninggal dunia di rumah kontrakannya. Siang harinya, jenazah Iis diantar mobil tetangganya untuk dimakamkan di Cirebon.
Suasana sendu, kemarin, masih terasa di rumah kontrakan Juanda (35), suami Iis. Kakak kandung Iis, Saodah (26), bersama suami dan anaknya yang berusia tiga bulan menunggui rumah kontrakan berukuran lebar sekitar dua meter dengan panjang tiga meter itu.
Juanda sejak tiga tahunan ini tinggal di kontrakan yang hanya berisi kasur tipis, sebuah teve 14 inci, dan alat putar VCD tersebut. Sewanya Rp 120.000 per bulan, sudah termasuk pemakaian listrik.
”Suaminya dan Rama, anak Iis yang berusia tiga tahun, ikut mengantar jenazah ke kampung,” tutur Saodah. Di sisinya berdiri Sumining, tetangga Iis yang sama-sama mengontrak di rumah petak milik Hajah Sini.
Menurut Sumining, kondisi Iis pertama kali diketahui oleh suaminya yang baru pulang dari Pasar Baru, Tangerang, pada Kamis sekitar pukul 07.30. Juanda sehari-hari berjualan ikan pindang di Pasar Baru dari malam hingga pagi. ”Posisi Iis nungging persis di belakang pintu sini,” ujar Sumining sembari menirukan posisi tubuh Iis.
Begitu datang, Juanda memanggil-manggil istrinya. Sumining yang tinggal di samping rumah kontrakan keluarga tersebut spontan masuk ke rumah Juanda. Segera Juanda dan Sumining memegang badan Iis. ”Badannya masih terasa hangat. Terus saya bantu Juanda melumuri tangan, badan, dan kaki Iis dengan minyak gosok. Kami pijat-pijat, tetapi Iis tak bergerak juga,” urai Sumining.
Tetangga pun heboh karena Juanda menangis histeris melihat istrinya yang tak bereaksi saat dipijat dan dipanggil-panggil. Bidan Hesti yang tinggal di dekat rumah Iis turun tangan. Ia memeriksa nadi Iis yang ternyata tak lagi berdenyut. ”Kata bu bidan, Iis sudah meninggal dunia,” kata seorang tetangga korban yang ikut memberi pertolongan pertama.
Tak punya uang berobat
Masih menurut Sumining, Iis sudah mengeluh kurang enak badan sejak seminggu terakhir. Perempuan tak lulus SD asal Ciledug-Cirebon yang menderita penyakit gondok itu mengeluh sakit di bagian lehernya. Tiga hari terakhir ia malah muntah-muntah saat perutnya diisi makanan.
Akan tetapi, setiap hari ia tetap memasak, membersihkan rumah, dan menjaga Rama, anak tunggalnya. Ny Syarif, istri ketua RT 04 RW 03, menyatakan masih bertemu Iis pada Rabu siang. ”Ia bilang ingin ikut arisan karena selama ini tak pernah punya tabungan,” tuturnya.
Kepada tetangganya, Juanda mengaku ingin membawa Iis berobat, tetapi ia tak punya uang. ”Penghasilannya sehari paling banyak Rp 15.000 yang harus dipotong ongkos pulang dari pasar ke rumah,” ujar tetangga yang tak mau disebut namanya.
Ia bahkan sudah berupaya meminjam uang ke pemilik usaha ikan pindang, tetapi ditolak.
Berkat uluran tangan Ketua RT 04 RW 03, Syarif, dan para tetangga, jenazah Iis bisa segera dibawa ke Cirebon untuk dimakamkan.
Karena warga tak mampu membiayai sewa ambulans, Syarif meminta bantuan Sugih, warga RT setempat, untuk mengantar jenazah Iis menggunakan mobil pribadinya.
Camat Cipondoh Syahrudin membantah keterangan yang menyatakan Iis menderita gizi buruk. ”Tidak benar ia menderita gizi buruk. Ia meninggal karena sakit dan memang waktunya meninggal. Setiap orang pasti akan meninggal cuma caranya saja yang berbeda. Hanya orang-orang bodoh saja yang mati dengan cara demikian,” tukasnya. Ia menyatakan sudah memberi bantuan berupa pembuatan surat kematian Iis untuk memudahkan keluarga dan tetangga Iis membawa jenazah Iis ke kampung yang sebenarnya bisa ia persulit, kalau bantuan keuangan dan pembebasan biaya berobat sebagai Camat, Ia menolak untuk memberikan karena akan menyebabkan masyarakat malas untuk bekerja. Dananya tidak tersedia dan tahun anggaran ini lebih diutamakan untuk perbaikan rumah dinas yang lebih penting dan mendesak.
“Setiap hari pasti ada orang meninggal, jangan terlalu dibesar-besarkanlah tapi kalau rumah dinas pejabat yang tidak mewah itu hanya terjadi di Indonesia saja. Hal inilah yang seharusnya diberitakan,”lanjutnya menutup pembicaraan