Penjagal dan Pemutilasi Suami Pernah Menikah 15 Kali dan Penderita Hiperseks

Wanita yang satu ini memang benar-benar super dalam segala hal. Betapa tidak. Dia berani memotong-motong suaminya hingga 13 bagian. Yang lebih mencengangkan lagi, ternyata dia juga pernah memiliki 15 suami . Alasan Sri Rumiyati alias Yati, sering kawin cerai karena dia adalah seorang hiperseks atau yang memiliki hasrat seks sangat tinggi dan tidak pernah terpuaskan alias kecanduan seks.

Bahkan, keterangan yang diperoleh dari rekan korban dan tetangganya, pernikahan wanita berusia 28 tahun ini kebanyakan dilakukan secara siri.

Endah, tetangga korban di Kampung Teriti, Desa Karet, Sepatan, Kabupaten Tangerang, mengaku Yati pernah bercerita kepadanya tentang kebutuhan seksnya yang luar biasa tersebut.  “Biarpun dia jarang diberi nafkah lahir oleh suaminya, yang penting Yati merasa Hendra bisa memenuhi kebutuhan seksnya alias nafkah batin,” ungkap Endah, Senin (27/10).

Kelainan seks wanita asal Desa Kupen, Pringsurat, Temanggung, Jawa Tengah, ini juga diakui oleh Duhri, teman korban. Menurut Duhri, korban, Hendra, 50, pernah curhat padanya mengenai perilaku seks istri keempatnya itu.  “Malah salah satu mantan suaminya pernah dicerainya karena dianggap sudah tak mampu lagi memenuhi kebutuhan seksnya itu.”

BAWA TIGA KARDUS
Di mata tetangga, Yati dikenal baik, pandai bergaul, ramah dan suka tersenyum. Di lingkungannya ia akrab dipanggil tante. Menurut Endah, empat hari sebelum Lebaran, Yati mengatakan Hendra sedang pergi ke Bandung dan dia diminta tinggal bersama anaknya dari pernikahan terdahulu di Pasar Kemis.

“Selama Bang Hendra lagi dapat orderan ke Bandung, saya disuruh tinggal bersama anak saya” ungkap Endah meniru ucapan Yati.

Yati yang menurut orangtuanya memiliki nama asli Sutemi ini pun kemudian pergi membawa tiga buah dus yang diikat rapi. Diduga tiga dus tersebut berisi potongan tubuh Hendra yang kemudian dibuang di dalam bus Mayasari P64 jurusan Kalideres-Pulo Gadung dan ditemukan pada 29 September lalu.

Saat itu Yati mengaku, jika kardus tersebut berisi kue Lebaran yang akan dikirim ke Dewi, istri Hendra, yang berada di Lampung.”Kardus itu dibungkus rapi dan tidak tercium bau amis ataupun darah,” kata Endah.

Endah juga mengatakan jika malam hari sebelum Yati pergi ia sempat mendengar suara orang sedang memukul dari dalam rumah kontrakan tersebut. Di duga saat itu pelaku sedang memotong-motong tubuh Hendra, pasalnya petugas dari kepolisian sudah mengamankan sebilah golok dan batu yang diduga sebagai barang bukti.

Empat hari setelah Lebaran atau sepekan setelah mayat potongan mayat Hendra ditemukan, Yati datang kembali ke rumah kontrakannya di Kampung Teriti Sepatan, Kabupaten Tangerang. Saat itu tetangga melihat istri ke empat korban itu berperilaku aneh.

Yati selalu menggunakan topi dan kacamata hitam, padahal biasanya tidak pernah.

Ketika tayangan berita televisi menyiarkan penemuan potongan tubuh manusia dengan ciri tato kepala macan di lengan kanannya, Yati sempat mengatakan bahwa kemungkinan besar mayat tersebut adalah suaminya.“Tetapi tetangga saat itu tidak curiga,” imbuh Mas’ud.

DIBAWA UNTUK CARI POTONGAN TUBUH
Yati yang ditangkap polisi Sabtu (25/10) petang di kampung halamannya itu sampai Senin masih diperiksa di Polda Metro Jaya. Yati kemarin dibawa oleh petugas mencari potongan tubuh Hendra lainnya seperti kepala, kaki, tangan, dan bagian belakang tubuh. “Bokong korban juga belum ditemukan,” ujar satu petugas.

Dalam pemeriksaan, wanita berkulit sawo matang, rambut lurus sebahu, tinggi badan sedang dan perawakan agak besar, itu terkesan berbelit-belit. Meski demikian, soal pembantaian sadis itu, Yati mengaku dialah pelakunya. “Saya sakit hati,” kata Yati tanpa merinci apa yang membuatnya sakit hati itu.

Proses penangkapan terhadap Yati, menurut sumber tersebut, berawal dari informasi dari warga yang mengenai ciri-ciri tato di lengan kiri korban yang dimuat di media massa. Dari laporan tersebut akhirnya petugas mengetahui identitas korban sebagai Hendra alias Burung, asal Pekanbaru, Riau.

Meski polisi sudah berhasil menangkap tersangka pelakunya, namun hingga saat ini belum ada pernyataan resmi. Hal ini diduga lantaran polisi tidak ingin mengulang kesalahan seperti di Jombang beberapa waktu lalu hingga terjadi kesalahan identifikasi.

KORBAN MUTILASI ADALAH SEORANG MUALAF
Pos Kota kemarin mendatangi kediaman Mega, istri kedua Hendra yang tinggal di bilangan Cengkareng. Menurut penuturan Desniar, 40, adik Mega, korban adalah pria keturunan Tionghoa. “Dia masuk Islam ketika menikah dengan kakak saya,” jelas Desniar.

Wanita ini menyebutkan, Mega dan Hendra bercerai tahun 2000. Hendra terpikat dengan wanita asal Lampung. Karena tidak mau dimadu, Mega yang kemarin juga didengar keterangannya oleh polisi akhirnya minta berpisah.

Korban memiliki anak dari Mega yang kini duduk di kelas 3 SMA. Sampai saat ini Ic belum mengetahui kematian sang ayah. “Ibunya berpesan jangan dikasih tahu dulu takut shock,” tutur Desniar.
Yang membuat Desniar sedih pada 3 Desember mendatang Ic akan berulang tahun. “Ic sempat menelepon papinya agar datang pada pesta ulang tahunnya. Papinya janji mau datang,” cerita Desniar.

Nasir, warga yang sempat mengenal korban mengatakan Hendra adalah orang yang pendiam dan jarang bergaul. “Dia orangnya baik banget cuma memang rada susah bergaul. Orang –orang sini yang kenal dia pasti kaget mendengar berita kematiannya,” jelas Nasir, suami Desniar

1 responses to “Penjagal dan Pemutilasi Suami Pernah Menikah 15 Kali dan Penderita Hiperseks

  1. mulkanling.muaratelita.padangulaktanding
    semoga kita dapat berkaca dlm kasus ini thank

Tinggalkan Balasan ke mulkaneryadi Batalkan balasan