Category Archives: kejahatan facebook

ABG Tangerang Terjun Ke Prostitusi Untuk Bantu Orangtua Saat Pandemi

Satpol PP Kota Tangerang mengamankan 2 ABG perempuan yang diduga terlibat praktik prostitusi online. Salah satu ABG bahkan menjalani prostitusi tersebut atas sepengetahuan orang tuanya sendiri. Praktik prostitusi online ABG ini terungkap setelah Satpol PP Kota Tangerang menerima aduan dari masyarakat terkait adanya prostitusi di sebuah hotel di kawasan Kota Tangerang. Petugas Satpol PP kemudian menindaklanjuti aduan masyarakat tersebut dan menggerebek kamar hotel pada Kamis (10/6) malam lalu.

Kasatpol PP Kota Tangerang Agus Henra mengatakan di lokasi tersebut petugas mendapati 2 ABG yang diduga melakukan praktik prostitusi online bareng seorang pria hidung belang. Kedua ABG tersebut baru lulus Sekolah Menengah Atas (SMA). “Di hotel itu, itu didapati dua orang perempuan yang diduga melakukan praktik prostitusi secara online. (Dua ABG) udah nggak pelajar, kan baru lulus,” ujar Agus Henra saat dihubungi, Sabtu (12/6/2021).

Kedua ABG berinisial OF (18) dan NF (19) itu diketahui menjajakan diri melalui aplikasi chat online. Pengakuan keduanya baru kali ini tertangkap Satpol PP. “Lewat aplikasi MiChat, yang bersangkutan baru ketangkep satu kali sama kita,” tutur Agus.Diketahui Orang Tua Sementara itu Kabid Gakkum Satpol PP Tangerang Iwan Saripudin mengatakan kegiatan prostitusi salah satu ABG yakni NF diketahui oleh orang tuanya. Bahkan NF mengirimkan hasil prostitusi itu kepada orang tuanya.

“(NF) kalau dibilang lama, belum terlalu lama, tapi orang tuanya mengetahui bahwa dia itu menjadi PSK online karena uangnya pun dikirim ke orang tuanya. Sisanya buat jajan aja. Open BO kalau menurut pengakuannya setengah tahun ini pas masa pandemi. Orang tuanya hanya tahu, tapi nggak mengajak,” ujar Iwan saat dihubungi terpisah.

Sementara OF mengaku diajak oleh NF dan baru tiga bulan open BO. Uang hasil prostitusi tersebut digunakan untuk keperluannya sehari-hari. “Terhitung baru dua bulan-tiga bulan. Nyari kerjaan susah, akhirnya dari temannya ngajak open BO karena uangnya untuk lumayan pengakuannya, akhirnya untuk melakukan itu. Ya mereka satu kelompok, saling kenal,” jelasnya.

Terhimpit Ekonomi
Iwan juga menuturkan jika keduanya baru lulus SMA. Keduanya terpaksa menjadi PSK karena terhimpit ekonomi.

“(Dua-duanya) lulus SMA karena kerjaan susah, ekonomi sulit ya terpaksa mereka memilih jalan pintas melakukan prostitusi,” imbuhnya. Pasang Tarif hingga Rp 400 Ribu. Dua ABG perempuan OF (18) dan NF (19) menyewa kamar hotel di Kota Tangerang untuk dipakai open BO secara bergantian. Keduanya memasang tarif open BO hingga ratusan ribu rupiah.

“Jadi mereka sistemnya bergantian. Jadi mereka sewa kamar selama dua minggu ya, bergantian saja mereka itu. OF Rp 400 ribu, NF Rp 300 Ribu per sekali main ya,” kata Iwan. Dalam kasus ini, Satpol PP Kota Tangerang juga mengamankan dua orang pria hidung belang yang menjadi pelanggan. Keduanya akan diperiksa pada Senin (14/6).”Kita sita KTP-nya (pria hidung belang), Senin kita lanjut pemeriksaan. Untuk semuanya (dibawa) ke dinas sosial,” lanjutnya.

Kamar Hotel Disegel
Selain mengamankan kedua ABG dan pria hidung belang, petugas Satpol PP juga menindak pengelola hotel. Di sisi lain, petugas Satpol PP juga menyegel kamar hotel yang dijadikan tempat open BO kedua ABG tersebut. “Untuk pengelola hotel kamarnya kita segel dan kita lakukan tipiring (tindak pidana ringan) karena melakukan pembiaran terhadap prostitusi online ini,” kata Kabid Gakkum Satpol PP Tangerang Iwan Saripudin saat dihubungi, Sabtu (12/6/2021). Kedua ABG dan pria hidung belang tersebut kemudian dibawa ke Dinas Sosial. Mereka akan diberikan pembinaan sebelum dikembalikan.

Iwan mengatakan NF menjadikan open BO secara online sebagai pekerjaan. Orang tua NF, kata Iwan, juga mengetahui anaknya open BO karena menjadi tulang punggung keluarga. “(NF) kalau dibilang lama, belum terlalu lama, tapi orang tuanya mengetahui bahwa dia itu menjadi PSK online karena uangnya pun dikirim ke orang tuanya. Sisanya buat jajan aja. Open BO kalau menurut pengakuannya setengah tahun ini, pas masa pandemi. Orang tuanya hanya tahu, tapi nggak mengajak,” ucapnya.

Sementara itu, OF, kata Iwan, baru tiga bulan melakukan open BO. Iwan mengatakan NF mengajak OF untuk open BO.

Satpol PP Kota Tangerang mengamankan dua ABG perempuan yang melakukan open BO di sebuah hotel. Kepada petugas, kedua ABG berusia 18 dan 19 tahun itu mengaku terpaksa open BO karena impitan ekonomi. “Yang satu 18 tahun, yang satu 19 tahun. (Dua-duanya) lulus SMA karena kerjaan susah, ekonomi sulit, ya terpaksa mereka memilih jalan pintas melakukan prostitusi,” kata Kabid Gakkum Satpol PP Tangerang Iwan Saripudin saat dihubungi, Sabtu (12/6/2021).

Iwan menuturkan salah satu ABG memang menjadikan open BO sebagai pekerjaan. Bahkan orang tuanya, kata Iwan, juga mengetahui anaknya open BO karena menjadi tulang punggung keluarga. “Yang satu sudah profesi, yang satu baru satu kali. Yang profesi yang 19 itu. Itu pun orang tuanya tahu karena memang dia tulang punggung keluarga, orang tuanya cerai, kurang ekonomi, akhirnya jadi PSK online. Waktu itu siap dikonfirmasi dengan orang tuanya karena memang orang tuanya tahu,” tuturnya.

“(OF) terhitung baru dua-tiga bulan. Nyari kerjaan susah, akhirnya dari temannya (NF), ngajak open BO karena uangnya lumayan pengakuannya, akhirnya untuk melakukan itu,” imbuhnya. Sebelumnya, Kasatpol PP Tangerang Agus Henra mengatakan keduanya menawarkan diri atau open BO via aplikasi chat online. Keduanya, kata Agus, mengaku baru pertama kali melakukan prostitusi.

“Lewat aplikasi MiChat, yang bersangkutan baru ketangkep satu kali sama kita,” tutur Agus. Satpol PP Tangerang kemudian mengamankan keduanya dan membawanya ke Dinas Sosial untuk diberi pembinaan. Sementara itu, Satpol PP Tangerang juga menyegel kamar hotel yang dijadikan tempat open BO kedua ABG itu.

Rinaldi Harley Wismanu Dibunuh Saat Berhubungan Intim Dengan Pelaku Yang Dikenal Lewat Tinder

Polisi mengungkap motif tersangka Laeli Atik Supriyatin (27) dan Djumadil Al Fajri (26) membunuh dan memutilasi korban Rinaldi Harley Wismanu (32). Kedua tersangka mengaku membunuh korban lantaran ingin menguasai harta milik korban. “Mereka mengetahui korban ini memiliki finansial dan sehingga kedua tersangka berencana menghabisi korban dan mengambil barang-barang dan uang korban. Motifnya adalah ingin menguasai harta milik korban,” jelas Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (17/9/2020).

Kapolda mengatakan kedua tersangka menguras uang Rp 97 juta dari ATM korban. Dalam kasus ini, polisi menyita sejumlah barang bukti hasil kejahatan dari kedua tersangka.
“Barang bukti ada 11 buah emas Antam kurang-lebih 11,5 gram dari berbagai jenis. Dua unit laptop, jam tangan, perhiasan dan ada beberapa kartu visa dari Bank Mandiri, BNI, BCA, dan lain-lain,” tuturnya.

Terpisah, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menjelaskan kedua tersangka menguras uang korban setelah mengetahui PIN ATM korban.

“Tersangka ini berupaya mengambil harta daripada si korban dengan cara menggunakan ATM. Setelah dia ketahui PIN dari korban langsung karena memang rayuan dari Saudari L (Laeli),” jelas Yusri. Hasil kejahatan itu kemudian digunakan kedua tersangka untuk membeli barang-barang, di antaranya perhiasan emas dan motor.

“Emas, kemudian motor,” ucap Yusri.

Yusri menambahkan kedua tersangka ini terlacak setelah melakukan transaksi ATM milik korban. Polisi juga mengidentifikasi kedua tersangka setelah diketahui adanya transaksi pembelian emas di sebuah toko. “Kalau awal mula penyidikan kita mulai berangkat semua ada teknis penyidikan. Kita lihatlah rekening-rekeningnya, kita ketemulah toko emas itu, ketemulah ATM ini, ketemulah itu,” imbuh Yusri.

Kasus ini terungkap setelah polisi menyelidiki laporan orang hilang atas nama Rinaldi Harley Wismanu pada 9 September 2020. Dari penyelidikan diketahui, Rinaldi Harley Wismanu dieksekusi di Apartemen Pasar Baru Mansion, Jakarta Pusat. Korban kemudian dimutilasi menjadi 11 bagian. Jasad korban sempat disimpan di Apartemen Kalibata City, sementara kedua tersangka menyiapkan kuburan di sebuah rumah yang dikontrak di Cimanggis, Depok. Kedua tersangka ditangkap Tim Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya di bawah pimpinan Kompol Handik Zusen, AKP Noor Marghantara, dan AKP Mugiya di Depok, pada Rabu (16/9) sore.

Polisi mengungkap fakta terkait kematian Rinaldi Harley Wismanu, yang ditemukan dimutilasi di Apartemen Kalibata City. Korban disebut sempat berhubungan badan dengan pelaku sebelum akhirnya dibunuh dan dimutilasi. Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana menjelaskan korban dibunuh di Apartemen Pasar Baru Mansion, Jakarta Pusat, pada 9 September 2020. Korban diketahui kenal dengan salah satu tersangka, Laeli Atik Supriyatin, melalui aplikasi Tinder.

“Dua orang di belakang saya, DAF (26), yang bersangkutan adalah eksekutor, membunuh korban dan memutilasi korban. Sedangkan LAS (27), perannya mengajak korban untuk bertemu dan menyewa apartemen di Pasar Baru, Jakarta Pusat,” jelas Nana kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (17/9/2020).

Nana menjelaskan korban dan tersangka Laeli Atik Supriyatin (LAS) kenal melalui aplikasi Tinder. Mereka sering komunikasi via WhatsApp. “Terakhir, mereka ada komunikasi tanggal 5 September, antara LAS dengan korban ini,” katanya. Tanggal 7 September, korban dan tersangka Laeli janjian bertemu di Apartemen Pasar Baru Mansion. Namun keduanya baru masuk ke apartemen itu pada Rabu (9/9).Tersangka Laeli Atik Supriyatin (27) dan Djumadil Al Fajri (26) telah merencanakan pembunuhan Rinaldi Harley Wismanu (32). Bahkan pasangan kekasih itu telah menyiapkan kuburan untuk mengubur korban di perumahan di Cimanggis, Depok.

“Rencana oleh para tersangka korban ini akan mereka kubur. Makanya mereka ini menyewa rumah di Cimanggis itu. Mereka ini sedang menggali kuburan makanya ini ada (barang bukti) sekop dan cangkul. Mereka akan mengubur di belakang kontrakan dia,” kata Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (17/9/2020).

Namun niat para pelaku tersebut urung dilakukan. Kedua pelaku itu terlebih dahulu berhasil oleh diamankan oleh Tim Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya di bawah pimpinan Kompol Handik Zusen, AKP Noor Marghantara dan AKP Mugia. Dia menerangkan sedari awal pelaku tersebut memang telah berencana untuk mengubur korban tersebut. Nana menjelaskan pelaku hanya menaruh sementara potongan tubuh korban di Apartemen Kalibata City.

“Jadi gini mereka ini setelah kejadian (mutilasi) hanya beberapa hari. Mereka memindahkan dari apartemen Pasar Baru dan mereka nyewa juga di Kalibata City beberapa hari sambil menunggu (dikubur di Cimanggis),” ungkap Nana. Korban diketahui dieksekusi di Apartemen Pasar Baru Mansion pada Rabu (9/9). Kedua tersangka lalu memutilasi tubuh korban menjadi 11 bagian. Sebelumnya, tersangka Djumadil telah membunuh korban dengan melayangkan 3 pukulan dengan batu bata, serta 7 tusukan kepada tubuh korban. Mayat korban kemudian dipotong dengan gergaji dan golok menjadi 11 bagian.

Potongan tubuh korban kemudian dimasukkan ke dalam dua koper serta satu tas ransel. Pelaku kemudian membawa tubuh korban tersebut ke Apartemen Kalibata City. Korban disebut sempat berhubungan badan dengan pelaku sebelum akhirnya dibunuh dan dimutilasi. Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana menjelaskan korban dan tersangka Laeli janjian bertemu di Apartemen Pasar Baru Mansion pada 7 September 2020. Namun, keduanya baru masuk ke apartemen itu pada Rabu (9/9).

Saat korban dan tersangka Laeli berhubungan, tersangka Djumadil memukul korban dengan batu bata sebanyak 3 kali. Setelah itu dia menusuk korban dengan pisau sebanyak 7 kali. Setelah korban meninggal, kedua tersangka memutilasi korban dengan gergaji. Jasad korban lalu dipindahkan ke Apartemen Kalibata City, Pancoran, Jaksel.

Pasangan kekasih itu telah menyiapkan kuburan korban di perumahan di Cimanggis, Depok. “Rencana oleh para tersangka korban ini akan mereka kubur. Makanya mereka ini menyewa rumah di Cimanggis itu. Mereka ini sedang menggali kuburan makanya ini ada (barang bukti) sekop dan cangkul. Mereka akan mengubur di belakang kontrakan dia,” kata Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (17/9/2020). Namun niat para pelaku tersebut urung dilakukan. Kedua pelaku itu terlebih dahulu berhasil oleh diamankan oleh Tim Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya di bawah pimpinan Kompol Handik Zusen, AKP Noor Marghantara dan AKP Mugia.

Dia menerangkan sedari awal pelaku tersebut memang telah berencana untuk mengubur korban tersebut. Nana menjelaskan pelaku hanya menaruh sementara potongan tubuh korban di Apartemen Kalibata City. Kedua tersangka mengaku membunuh korban karena ingin menguasai harta milik korban.

“Mereka mengetahui korban ini memiliki finansial dan sehingga kedua tersangka berencana menghabisi korban dan mengambil barang-barang dan uang korban. Motifnya adalah ingin menguasai harta milik korban,” jelas Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (17/9/2020).

Kapolda mengatakan kedua tersangka menguras uang Rp 97 juta dari ATM korban.

“Barang bukti ada 11 buah emas Antam kurang-lebih 11,5 gram dari berbagai jenis. Dua unit laptop, jam tangan, perhiasan dan ada beberapa kartu visa dari Bank Mandiri, BNI, BCA, dan lain-lain,” tuturnya. Terpisah, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menjelaskan kedua tersangka menguras uang korban setelah mengetahui PIN ATM korban. “Tersangka ini berupaya mengambil harta daripada si korban dengan cara menggunakan ATM. Setelah dia ketahui PIN dari korban langsung karena memang rayuan dari Saudari L (Laeli),” jelas Yusri.

Hasil kejahatan itu kemudian digunakan kedua tersangka untuk membeli barang-barang, di antaranya perhiasan emas dan motor. Yusri menambahkan kedua tersangka ini terlacak setelah melakukan transaksi ATM milik korban. Polisi juga mengidentifikasi kedua tersangka setelah diketahui adanya transaksi pembelian emas di sebuah toko.

Tukang Kayu Perkosa Pramugari Yang Dikenal Lewat Facebook Di Pantai Indah Kapuk

rwan Alexandria alias Aldo (20), pelaku pembunuhan dan korbannya DES (19), wanita yang ditemukan setengah bugil di Pantai Indah Kapuk (PIK), Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (3/3) lalu, berkenalan di situs jejaring sosial Facebook. Saat berkenalan, keduanya sama-sama menutupi masing-masing jatidirinya. “Korban dengan tersangka ini kenalan via Facebook. Saat kenalan di Facebook itu, tersangka mengaku sebagai polisi sedangkan korban mengaku sebagai pramugari,” jelas Kasat Reskrim Polres Jakarta Utara AKBP Daddy Hartadi, Sabtu (8/3/2014).

Padahal, tersangka sendiri bekerja sebagai tukang profil kayu di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat. “Makanya tersangka menusuk korban dengan alat pahat. Alat itu biasa dia pakai untuk bekerja sebagai tukang profil kayu,” imbuhnya. Sementara itu, mengetahui korban sebagai ‘pramugari’, tersangka pun punya keinginan untuk menguasai harta korban.

“Tersangka berpikir kalau pramugari, dia kaya. Makanya timbul niat jahat sejak awal untuk menguasai harta korban,” imbuhnya. Hingga akhirnya, korban datang ke Jakarta pada Senin (3/3) lalu. Tersangka kemudian menjemput korban di Kota Tua setelah janjian lebih dahulu via telepon genggam. “Tersangka ke Kota Tua diantar oleh temannya bernama Iik. Setelah mengantar tersangka, Iik ditinggal dan tersangka bersama korban langsung pergi ke TKP,” lanjutnya.

Setibanya di TKP, korban kemudian diajak untuk berhubungan intim. Namun korban menolak, sehingga akhirnya tersangka mengeluarkan alat pahat untuk mengancam korban. Tersangka lalu memperkosanya.

Setelah itu, tersangka menusuk leher korban dan beberapa bagian tubuh lainnya dengan pahat itu. Tidak hanya itu, tersangka juga mencekik leher korban hingga korban sesak nafas. Selanjutnya tersangka membenamkan wajah korban ke dalam lubang tanah, hingga akhirnya korban tewas.

Irwan Alexandria alias Aldo (20) tega membunuh teman wanita yang dia kenal lewat Facebook hanya karena hasrat seksualnya yang ditolak korban. Aldo tega menghabisi nyawa wanita asal Pemalang, Jawa Tengah itu dengan cara ditusuk menggunakan alat pahat. Kasat Reskrim Polres Jakarta Utara AKBP Daddy Hartadi mengungkapkan, sebelum melakukan pembunuhan, tersangka memperkosanya lebih dahulu.

“Namun karena korban menolak, tersangka melakukan penganiaayan dengan menusuk leher dan beberapa bagian tubuh korban dengan menggunakan alat pahat,” kata Daddy, kepada wartawan, Jumat (7/3/2014). Dari hasil otopsi, kata Daddy, ditemukan bekas luka akibat senjata tajam pada kepala bagian belakang sebanyak 4 lobang, dahi kanan sebanyak 1 lobang, leher kiri 1 lobang, pergelangan tangan kanan 1 lobang, dagu 1 lobang.

“Dan terdapat luka gigitan pada lengan tangan kanan korban,” imbuh Daddy. Setelah menusuk korban bertubi-tubi, tersangka lalu mencekik korban dan menjerat leher korban dengan syal berwarna pink. Tidak puas sampai di situ, tersangka juga membenamkan wajah korban ke dalam lubang.

Korban ditemukan di lokasi oleh tukang sapu, pada Senin (3/3) pagi lalu, dalam kondisi setengah bugil dengan posisi menungging dan kepala terbenam di tanah. Penemuan mayat ini kemudian dilaporkan kepada Satpam PIK bernama Suparman, yang diteruskan ke Polsek Metro Penjaringan.

Polisi menangkap pelaku pembunuhan wanita yang ditemukan tewas di Pantai Indah Kapuk (PIK), Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (3/3) pagi lalu. Sebelum membunuh, pelaku bernama Irawan Alexandria alias Aldo (19), lebih dulu memperkosa korban yang merupakan kenalannya di Facebook itu.

“Korban dibawa ke TKP, lalu di TKP korban diancam agar mau berhubungan intim dengan pelaku,” ujar Kasat Reskrim Polres Jakarta Utara AKBP Daddy Hartadi kepada wartawan, Jumat (7/3/2014). Daddy menjelaskan, korban dan tersangka berkenalan di jejaring sosial Facebook dan intens berkomunikasi selama 1 bulan ke belakang via telepon genggam. Korban kemudian datang ke Jakarta, lalu dijemput tersangka di Stasiun Kota, Senin (3/3) lalu.

Tersangka lalu membawa korban ke PIK bersama temannya bernama Iik. Setibanya di TKP, korban kemudian diajak berhubungan intim dengan ancaman senjata tajam. “Karena korban menolak, pelaku memperkosa korban,” imbuh Daddy.

Usai memperkosa korban, tersangka lalu menganiaya dan menusuk leher dan beberapa bagian tubuhnya hingga korban tewas. Tersangka juga sempat mencekik leher korban. “Selanjutnya korban dibenamkan ke dalam lubang tanah,” Daddy menambahkan, dari hasil otopsi korban, ditemukan bercak sperma tersangka pada vagina korban. Daddy menyebut, korban tidak hamil.

Korban ditemukan di lokasi oleh tukang sapu, pada Senin (3/3) pagi lalu, dalam kondisi setengah bugil dengan posisi menungging dan kepala terbenam di tanah. Penemuan mayat ini kemudian dilaporkan kepada Satpam PIK bernama Suparman, yang diteruskan ke Polsek Metro Penjaringan. Dari hasil penyelidikan, diketahui korban berinisial DES (19), warga Pemalang, Jawa Timur.pungkasnya

Aparat Polres Jakarta Utara menangkap pelaku pembunuhan DES (19), wanita asal Pemalang yang mayatnya ditemukan dengan posisi kepala terbenam di tanah di PIK, Penjaringan, Jakut, Senin (3/3) pagi lalu. Tersangka pembunuhan, Irawan Alexandria alias Aldo merupakan teman korban yang dikenal via jejaring sosial Facebook.

“Kesimpulan sementara berdasarkan pengakuan tersangka bahwa tersangka dengan korban berkenalan di Facebook,” kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Utara AKBP Daddy Hartadi, kepada wartawan, Jumat (7/3/2014). Daddy mengungkapkan, keduanya intens berkomunikasi via telepon genggam selama 1 bulan ke belakang. Korban kemudian diminta untuk menemui tersangka di Jakarta.

“Pada saat sebelum kejadian, tersangka menjemput korban di Kota Tua dan dibawa ke TKP bersama dengan temannya bernama Iik,” imbuh Daddy. Tersangka ditangkap di Gudang Profil, Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (7/3) siang tadi.

Saat ini polisi masih menginterogasi tersangka untuk memperdalam motif pembunuhan. Tersangka dijerat dengan Pasal 340 KUHP dan atau 338 KUHP dan 365 KUHP tentang pembunuhan berencana, pembunuhan dan pencurian dengan kekerasan.

Korban ditemukan di lokasi oleh tukang sapu, pada Senin (3/3) pagi lalu, dalam kondisi setengah bugil dengan posisi menungging dan kepala terbenam di tanah. Penemuan mayat ini kemudian dilaporkan kepada Satpam PIK bernama Suparman, yang diteruskan ke Polsek Metro Penjaringan.

Wanita Pembantu Di Pondok Gede Dibunuh Oleh Pacar Yang Baru Dikenal 3 Bulan Di Facebook

Kasus pembunuhan wanita pembantu di Pondok Gede, Bekasi terungkap sudah.Ternyata Desi Juwitasati dibunuh pacarnya yang dikenal lewat facebook. Wanita berusia 23 tahun itu dihabisi karena menolak diajak berhubungan badan. Tersangka Asep Kamaludin alias Asep alias Indra,24 dibekuk polisi di daerah Bogor, Jawa Barat.

Menurut tersangka, ia baru kenal Desi Juwitasari, 3 bulan lalu lewat jejaring sosial. Saat majikannya tidak di rumah karena pergi ke Ambon, Desi mengundang lelaki itu datang ke rumah majikannya Perumahan Kranggan Permai Jalan Cendrawasih V BP 6 No 6 RT 04/15 Kelurahan Jatisampurna, Kota Bekasi, Sabtu malam.

Ketika mereka berbincang-bicang di ruang tamu, Asep, lelaki pengangguran ini minta kepada Desi agar dilayani berhubungan badan. Namun lantaran ditolak, Asep marah lalu menganiaya korban. Wanita asal Cibungbulang Bogor ini dicekek. Bibir dan wajah korban luka akibat dipukuli. Diduga akibat cekikan tadi, Desi akhirnya tewas. Ia pun diletakkan di sofa di ruang tamu dengan ditutupi selimut.

Esoknya, korban ditemukan saudara pemilik rumah (bukan pemilik seperti diberitakan sebelumnya) sudah tidak bernyawa. Kasus ini lalu dilaporkan ke Polsek Pondok Gede yang lalu mengirim jasad korban ke RS Kramatjati. Setelah diotopsi. Setelah diotopsi, jasad Desi dikebumikan di kampung halamannya Kampung Cibereum Desa Ciaruteun Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor.

Berdasarkan keterangan saksi tiga anak majikan, maupun tetangga dan saudara majikan korban, petugas Polsek Pondok Gede menangkap Asep Kamaludin di Kampung Pasir Benda, Desa Cibening, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, sekitar 8 jam kemudian.

Tersangka Asep mengaku melakukan perbuatan itu lantaran kesal hasrat hubungan intim layaknya suami istri ditolak Desi. Sejumlah barang bukti berupa 4 HP, sepeda motor Honda Beat Hijau F 2121 PP, jam tangan, kasur dan selimut ada sperma dan bercak darah disita. Kini tersangka menjalani pemeriksaan intensif petugas Polsek Pondok Gede.

Kapolsek Pondok Gede Kompol Dermawan Karosekali didampingi Kanitserse Iptu Agus Adiwijaya, Senin(3/9) siang, mengungkapkan, pembunuhan yang dilakukan tersangka Asep, berawal sejoli ini berkenalan melalui jejaring sosial facebook.

Dari perkenalan itu, Asep sempat sekali datang ke rumah majikan menemui Desi. Pada Sabtu(2/9) malam, Asep datang lagi menemui Desi, dimana saat itu yang ada di rumah tiga anak majikan Rina,11, Amelia,7, dan Regina,4, terlelap di kamarnya. Sedangkan Ny Risma Panjaitan,45,majikan perempuan menyusul suami pelaut yang kapalnya sedang sandar di daerah Ambon.

Di ruang tamu rumah majikannya di Kranggan dua sejoli ini memadu kasih, Namun Asep masih saja kurang puas meski telah diberikan kepuasan, Bujang tunakarya ini minta lebih, agar Desi mau berhubungan intim layaknya suami istri. Desi menolak, Asep marah. Asep kemudian memukuli tengkuk Desi dari belakang sebanyak 5 kali. Menerima perlakuan kasar sang pacar, membuat Desi membela diri dengan melakukan perlawanan.

Desi pun terjatuh saat didorong Asep. Lagi-lagi Asep memukul hingga bibir sang pembantu berdarah. Tak sampai disitu, Asep terus menganiaya pembantu ini lalu mencekik leher dan membekap mulut korban hingga meregang nyawa. Sebelum pergi, Asep menutupi wajah korban pakai bantal dan selimut dengan posisi telungkup.

Setela itu, Asep pamit pada Amelia, anak kedua majikan yang saat itu berada dalam kamar. “Mbaknya tidur lagi sakit,” tukas Asep, ditirukan Kapolsek. Bocah wanita usia tujuh tahun ini pun percaya saja. Setelah membukakan pintu pada tamu pembantunya itu, Amelia kembali ke kamar tidur. Esoknya, (Minggu, 3/9) sekiitar pukul 11.00, anak majikan korban menghubungi Ny Simangunsong, saudra orantunya kalau Desi, wanita pembantunya itu tak bangun-bangun di ruang tamu.
Ny Simangunsong pun datang memeriksa kondisi wanita pembantu yang dikatakan Asep sakit. Ternyata korban sudah meninggal, Ny Mangunsong pun menghubungi polisi.

Petugas yang datang ke lokasi memeriksa jasad korban. Korban masih mengenakan celana dalam, sedangkan di wajah memar.
Tersangka Asep ditangkap saat tidur di rumahnya di Bogor.”Kami jerat pasal 338 KUHP dengan ancaman 15 tahun penjara,” papar Ka;olsek Kompol Dermawan Karosekali

Baru Pacaran Sebulan Lewat Facebook Pelajar SMA Ini Langsung Berhubungan Seks Dengan Pacar

Baru kenal satu bulan, lewat facebook, pelajar SMA kelas I ini sudah digagahi oleh pacar saat berada di rumah teman mereka di Kampung Batangwangi, Tanjungseneng, Bandarlampung. Sang pacar yang juga pelajar SMA langsung ditangkap pada Jum’at (10/8) dini hari.

Korban yang ditemui saat bersama keluarganya melapor ke Polresta sehari sebelum ditangkapnya hanya tertunduk lesu, saat menceritakan peristiwa yang terjadi pada dirinya.”Saya kalau ingat kejadian itu rasanya pengin mati. Nyesel luar biasa”, tuturnya sambil mengusap airmata.

Sementara itu ibu kandung korban mengatakan, kejadian yang menimpa anaknya tersebut terjadi sehari sebelum ditangkapnya pelaku. “Waktu itu anak saya diajak pelaku main kerumah temannya di Kampung Batang Wangi Kelurahan Tanjung Seneng – Kecamatan Tanjung Seneng, Bandarlampung. Di sana lah, anak saya dipaksa berhubungan badan layaknya suami istri,” ujarnya.

Sang ibu mencurigai prilaku putrinya yang tampak murung dan tidak bersemangat seperti hari-hari sebelum kejadian tersebut, setelah kejadian. “Saya coba tanyakan apa yang terjadi kepada anak saya. Awalnya anak saya tidak mau cerita . Setelah didesak, akhirnya cerita. Rasanya seperti disambar petir, ” katanya.

Setelah berunding dengan keluarga diputuskan mendatangi keluarga Chaca dan minta pertanggung-jawaban. “Tapi tidak juga ada niat baik dari keluarga Chaca,” tandasnya. Karenanya, dia membawa ke jalur hukum dan melapor ke polisi.
Kasat Reskrim Polresta Bandarlampung, Kompol Musa Tampubolon mengatakan, atas laporan keluarga korban pelaku langsung ditangkap. “Perkara ini masih dalam tahap penyidikan,” kata Kasatreskrim.

Pacar Menyamar Di Facebook Untuk Memeras Kekasih Agar Berpose Mesum dan Telanjang

Pasangan kekasih seharusnya saling menyayangi. Namun tidak demikian bagi Darrel Bingham, pria asal Inggris ini. Dia menipu habis-habisan pacarnya sendiri melalui situs jejaring Facebook.

Bingham membuat profil palsu di Facebook. Ia menyamar sebagai seorang pemain football, kemudian berteman dengan pacarnya tersebut. Si pacar tidak mengetahui profil tersebut palsu dan dibuat oleh pacarnya sendiri.

Nah melalui profil palsunya, Bingham berhasil merayu si pacar untuk mengiriminya foto telanjang. Kemudian setelah dikirimi, ia mengancam akan menyebarkan foto bersangkutan jika sang pacar tidak mau menuruti permintaannya.

Takut dengan ancaman tersebut, wanita yang tak disebut namanya itu pun terpaksa menuruti permintaan Bingham. Ia berpose mesum siang dan malam melalui webcam. Pemerasan ini berlangsung selama enam bulan lamanya.

Bingham sendiri tetap berpura-pura menjadi pacar yang baik. Ketika dilapori masalah tersebut oleh si pacar, ia pun pura-pura marah dan berjanji akan menyelesaikannya. Bahkan, ia mengaku sudah membunuh Grant dan menunjukkan fotonya.

Namun kemudian, ia ternyata tetap melanjutkan aksinya. Bingham membuat profil Facebook lainnya yang mengaku sebagai teman Grant. Kembali ia meminta sang pacar berpose bugil karena mengaku memiliki foto foto mesumnya terdahulu.

Tidak tahan dengan keadaan tersebut, sang pacar curhat kepada temannya yang lapor pada polisi. Polisi pun berhasil membongkar penyamaran Bingham dan menangkapnya. Tidak diketahui alasan Bingham sehingga melakukan perbuatan jahat itu. Yang pasti si pacar merasa sangat terluka.

“Saya merasa dikhianati dan sakit hati. Ketika saya tahu pelakuknya adalah Bingham, aku hancur. Dia adalah satu-satunya orang yang kuandalkan,” kata korban

Kisah Dua Cinta Segitiga Bermula Dari Facebook Yang Berakhir Di Penjara Karena BH dan Celana Dalam

Kisah ini berawal dari Facebook menyusur ke Bra dan Celana Dalam. Kisah bak Sinetron ini, tidak berakhir happy ending tapi sebaliknya malah di Pengadilan Negeri Jakarta Timur. Bagaimanakah kisah percintaan pelaut dan PNS ini, yang dibumbui cinta segitiga ini?

Rasa kesepian yang mendera Samsu Alam (39) karena jauh dari istri yang tinggal di Palopo, Sulawesi Selatan, membuatnya nekat menjalin cinta dengan wanita lain di Jakarta.

Wanita yang dipacarinya itu adalah Dede Juwitawati, seorang PNS di Ciracas Jakarta Timur. Samsu berkenalan dengan Dede lewat jejaring sosial facebook pada April 2011.

Gayung bersambut, Samsu dan Juwita bertemu 5 Juni 2011. Juwita ditemani oleh kedua orangtuanya saat menemui Samsu. Status Samsu saat itu masih seorang suami dan beranak empat, sedangkan Juwita adalah janda beranak dua dan tinggal di Depok.

Asmara yang meledak-ledak itu membuat hubungan Samsu dan Juwita makin lengket. Keduanya pun sepakat tinggal serumah layaknya suami istri dengan mengontrak rumah di Tanjungpriok, Jakarta Utara. Bahkan, Dede mengajak dua anaknya yang masih kecil tinggal dengan mereka. Agustus 2011 mereka akhirnya pindah mengontrak rumah di Ciracas, Jakarta Timur.

Layaknya suami istri dalam sebuah keluarga, pertengkaran juga mewarnai ‘rumah tangga’ mereka. Dalam suatu pertengkaran, Samsu menampar Juwita, yang berujung penahanan terhadap Samsu di Polsek Ciracas pada 8 September 2011. Pelaut itu sempat ditahan selama 15 hari.

Sejak keluar dari tahanan pada 26 September 2011 Samsu memutuskan untuk pisah dengan Juwita. Lalu ia mengemasi barang dan memilih untuk tinggal di rumah iparnya di Tanjungpriok. Setelah itu beberapa kali Samsu mendatangi Juwita untuk membicarakan hubungan mereka, namun gagal.

Pada 16 Oktober 2011, Samsu mendapat panggilan melaut. Dia lantas berkemas dan bersiap-siap untuk melaut. Tak disangka ketika mengemasi barang bawaannya, terselip celana dalam dan BH milik Juwita.

Mengetahui hal itu, Samsu menghubungi Juwita dengan maksud ingin mengembalikan celana dalam dan BH itu. Akhirnya Samsu memutuskan mendatangi kontrakan mantan kekasih gelapnya itu di Ciracas. “Sekaligus membicarakan rencananya untuk melaut,” kata Regen.

Ketika mendatangi kontrakan di Ciracas, ia tidak mendapati Juwita. Lalu dia menunggu di warung dekat kontrakan. Tak lama menunggu di sana, Samsu didatangi oleh dua orang polisi yang salah satunya adalah perwira menengah dari Polsek Ciracas untuk menangkapnya. Samsu ditangkap dengan tuduhan melakukan pencurian atas laporan dari Juwita.

Kemudian Samsu Si pelaut kapal tanker milik perusahaan Korea Selatan diborgol dan ketika sampai di Polsek Ciracas, tas digeledah dan ditemukan satu buah celana dalam wanita dan satu buah bra. Hingga kini, Samsu meringkuk di Rutan Cipinang.

Dalam persidangan perdananya di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Selasa (10/1/2012), Samsu terlihat tenang dan percaya diri. Dengan kemeja putih dan mengenakan kopiah putih, Samsu dengan sigap menjawab pertanyaan Ketua Majelis Hakim, Herlina Manurung.

Samsu didampingi empat orang tim pengacara dari LBH Mawar Sharon. Bahkan Pembina LBH Mawar Sharon, Hotma Sitompul, pengacara top papan atas, duduk di kursi pengacara mendampingi Samsu.

Dalam surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum, Efni Noviza Wallad, Samsu dijerat Pasal 362 KUHP tentang pencurian dengan ancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara. Menurut JPU kerugian Dede, atas bra dan celana dalam itu senilai Rp 550.000.
Namun, tim pengacara Samsu membantah dakwaan jaksa tersebut dalam nota keberatannya.

Menurut tim pengacara, kliennya tidak melakukan pencurian yang dituduhkan. “Terdakwa tidak pernah melakukan perbuatan mencuri sepasang pakaian dalam tersebut,melainkan hanya sepasang pakaian dalam pelapor yang terselip atau terbawa ke dalam tas terdakwa,” kata Hotma Sitompul, pengacara Samsu.

Regen Silalahi, pengacara Samsu lainnya, menduga ada motif cinta segitiga antara Samsu, Dede dan salah seorang oknum perwira anggota polisi yang menangkap Samsu.

Suasana sidang berjalan riuh. Para pengunjung sidang tidak kuasa menahan geli saat jaksa membacakan celana dalam atau BH. Tiap kali dua pakaian dalam itu disebut, pengunjung sidang tersenyum dan berbisik-bisik.

Ketua Majelis Hakim Herlina Manurung, akhirnya memutuskan sidang akan dilanjutkan pada Selasa (17/1/2012) depan, dengan agenda mendengar tanggapan Jaksa Penuntut Umum sekaligus putusan sela

Adik Perkosa Pacar Kakak Di Senayan City Dan Sebarkan Foto Telanjangnya Lewat Facebook dan BBM Sebagai Tanda Kemenangan dan Penaklukan

Dibantu tiga orang teman, seorang remaja memerkosa pacar kakaknya. Korban yang sebelumnya dicekoki minuman keras juga difoto. Foto-foto syur telanjang itu diedarkan melalui internet dan blackberry messenger (BBM).

Peristiwa itu diawali oleh ajakan Kiki, 15, mengajak Put, 17, untuk karaoke di Senayan City, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Ajakan adik pacar itu disambut kesediaan cewek yang baru lulus SMA tersebut. Mereka lalu janjian untuk bertemu di lokasi karaoke. Ketika Put tiba di tempat itu, ternyata Kiki bersama tiga teman.

Tetapi di tempat karaoke tersebut, Put dicekoki minuman keras (miras) oleh Kiki dan ketiga temannya. Melihat Put dalam keadaan setengah sadar dan lemah, rupanya Kiki terbakar birahi melihat pacar kakaknya, Husen. Warga Cibubur, Jakarta Timur, itu lalu memerkosa Put di kamar kecil (toilet). Setelah dinodai, Put dibawa ke sofa dalam keadaan telanjang.

DIGERAYANGI
Tiga teman Kiki ikut menggerayangi Put. Kiki mempotret tubuh perempuan itu dalam berbagai pose sebagai kenang-kenangan dan piala karena sudah berhasil menaklukan perempuan tersebut. Ternyata foto-foto syur tersebut diedarkan di internet dan BBM. Setelah itu, mereka mengantar Put ke rumahnya di Rempoa, Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan. “Kiki bilang sama orangtua kalau adik saya lemas karena habis dirampok HP-nya hilang dibawa kabur,” ungkap kakak kandung korban, Ki, saat bersama Put melapor ke Mapolres Jakarta Pusat, Minggu (31/7).

Terungkapnya pemerkosaan pada Kami, 26 Juli, tersebut karena Put lebih sering melamun dan menyendiri di dalam kamar. Setelah didesak keluarga, Put akhirnya buka mulut tentang aib yang menimpanya.

Siswi SMP Yang Punya Banyak Akun Facebook Dengan Nama Berbeda Kabur Dengan Pengamen Yang Dikenal melalui Facebook

Lelaki 38 tahun itu khawatir bukan main. Sudah tiga hari, anak perempuannya yang masih duduk di kelas 1 SMP 149 Kampung Melayu tak pulang ke rumah. Ia curiga dara bau kencur itu dibawa lari pengamen yang juga kekasih anaknya itu.
“Saya cari dia kemana-mana, saya juga cari lewat facebook-nya dan telepon terakhir yang keluar masih ke HP anak saya,” kata Revaldi, lelaki itu, di Polsek Jatinegara, Senin (25/7) siang. Hasil penelusurannya, ia mencium jejak anak perempuannya yang baru 15 tahun itu, Dewi Putranti alias Puput, terakhir berhubungan dengan Ardi, pacar Dewi. “Saya sama mamanya Puput mencari dan semua pencarian itu bermuara ke Ardi.”

Begitu khawatir Revaldi akan anaknya, penyakitnya kambuh. Ningsih, 34, ibu Puput, mengatakan sejak anaknya menghilang suaminya terus cemas akan nasib anaknya. “Suami saya punya penyakit limpa dan diabetes,” ungkapnya. “Penyakit itu kian menjadi karena dia terus memikirkan Puput. Semakin hari perutnya makin bengkak.”

Puput menghilang sejak kelur rumah sepulang sekolah pada Jumat (22/7) siang. Saat keluar rumah, ia tak pamit karena orangtua dan adik satu-satunya tengah tidur siang. Ditunggu sampai malam, dara belia itu tak juga kembali ke rumahnya di di Jl. Kebun Jeruk Barat, Cipinang Besar Utara, Jaktim.

FACEBOOK
Panik, keluarga itu mulai mencari-cari Puput. Orangtua itu pantas cemas. Soalnya setelah mereka memeriksa tas dan isi kamar anak sulungnya itu, Puput keluar rumah hanya mengenakan kemeja kotak-kotak merah lengan panjang dengan kaos putih juga celana panjang jins hitam. Diketahui anak itu tak membawa pakaian lain serta uang lebih yang memungkinkannya untuk hidup beberapa hari.

Kenyataan itu membuat orangtua itu kian khawatir. Pencarian juga dilakukan dengan memeriksa akun facebook Puput. Diakui Ningsih, sehari-hari di rumah anaknya itu selalu membuka facebook dan berkomunikasi dengan teman-temannya melalui situs pertemanan itu. Melalui facebook pula Puput berkenalan dengan Ardi, pengamen yang belakangan dengan dengan gadis itu.
Di situs pertemanan itu, Puput memiliki beberapa akun dengan nama dan foto berbeda. Sederet pesan yang terpampang di layar akun facebook-nya membuatnya yakin pemuda itu jatuh cinta pada putrinya. Pesan bernada sama juga terlihat pada pesan dalam HP Puput yang tertinggal di rumah.

“Semenjak kenal sama Ardi, setiap pulang sekolah anak saya bisa sampai jam 3 sore. Alasannya, selalu habis main di warnet. Tapi di rumah pun HP nggak pernah lepas dari tangannya,” ujar wanita pengusaha percetakan ini. “Kami pikir Puput kena hasut karena dia itu lugu.”

Mereka juga bertaya pada teman-teman Puput dan Ardi. Satu teman Ardi, Yuda, mengaku melihat pasangan itu pada Sabtu (23/7). Bahkan penngamen di kawasan Penas, Jaktim, itu juga meminjam Vespa miliknya dan belum dikembalikan.
Kenyataan itu makin membuat Revaldi dan Ningsih yakin anak perempannya yang dikenalnya masih polos itu dibawa kabur Ardi. “Kami berharap Puput bisa segera pulang. Kami sangat khawatir, apalagi papanya juga sakit,” kata Ningsih.

Selly Yustiawati Penipu Lewat Facebook Tertangkap Di Bali Setelah Buron Selama Setahun

Masih ingat Selly? Penipu cantik yang tahun lalu menjadi topik hangat di jejaring sosial Facebook. Sepak terjang buronan yang diperkirakan telah menipu ratusan orang di sejumlah kota besar di Indonesia ini akhirnya terhenti di tangan Polsek Denpasar Selatan.

Selly Yustiawati alias Rassellya Rahman Taher dibekuk aparat Polsek Densel saat sedang berlibur bersama kekasihnya, Bima, di hotel the Amaris, Kuta, Bali, Sabtu kemarin.

“Setelah kita pastikan ciri-cirinya sama seperti DPO yang kita terima, akhirnya kita tangkap,” ujar Kepala Polsek Denpasar Selatan AKP Leo Martin Pasaribu kepada wartawan di Mapolsek Densel, Minggu (27/3/2011).

Wanita berusia 26 tahun ini kini sedang menjalani pemeriksaan di Mapolsek Densel dan rencananya akan segera dilimpahkan ke Polres Bogor malam ini. “Untuk kasusnya akan ditangani di sana,” jelas Leo Pasaribu.

Sementara Bima, sang kekasih, dibebaskan oleh polisi karena tak terbukti terlibat aksi kejahatan Selly.

Sekadar mengingatkan, Selly sempat menjadi perbincangan para “facebooker” lebih dari setahun silam setelah dia memanfaatkan situs jejaring sosial ini untuk melakukan penipuan.

Salah satu modusnya adalah menawarkan investasi melalui bisnis pulsa dengan menjanjikan keuntungan berlipat kepada korbannya. Namun, setelah si korban mentransfer sejumlah uang ke rekeningnya, Selly langsung melancarkan jurus kaki seribu alias kabur.

Korban Selly berasal dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Tangerang, dan beberapa kota lainnya. Modus lainnya yang sempat terendus polisi adalah pada tahun 2009 Selly pernah berpura-pura menjadi wartawati Kompas dan melakukan penipuan kepada karyawan Hotel Grand Mahakam dan Kompas Gramedia.

Terkuak motif Selly Yustiawati alias Rasellya Rahman Taher, wanita yang dituduh melakukan serangkaian penipuan di beberapa kota, yang baru saja tertangkap oleh aparat Polsek Denpasar Selatan.

Wanita berparas cantik ini mengaku uang yang selama ini dipinjam dari para korban dihabiskan untuk berfoya-foya. ”Saya meminjam uang kepada teman-teman dan menghabiskan bersama mereka juga, yang dipikirkan hanya kesenangan saja,” kata Selly saat ditemui Kompas.com di Mapolsek Denpasar Selatan, Senin (28/03/2011) pagi.

”Saya tidak pernah memakai uang itu untuk diri saya, misalnya membeli motor, enggak pernah,” tutur wanita berusia 27 tahun ini.

Selly juga menceritakan bagaimana hubungannya dengan korban yang tak lain adalah temannya, yakni Vika dan Mia. ”Kalau sama Vika, saya pinjam uang sama dia, tapi saya juga belikan dia baju, HP, dan uangnya kami habiskan sama-sama,” jelasnya.

Lulusan Universitas Padjajaran Bandung ini mengaku, gaya hidup glamor yang membuatnya terjerumus dalam kasus ini. ”Karena emosi, karena pengen terus-menerus berteman dengan mereka dan berhura-hura, jadi gelap mata,” tuturnya.

Sekadar mengingatkan, Selly sempat menjadi pergunjingan para facebooker lebih dari setahun silam setelah dia memanfaatkan situs jejaring sosial ini untuk melakukan penipuan.

Salah satu modusnya adalah menawarkan investasi melalui bisnis pulsa dengan menjanjikan keuntungan berlipat kepada korbannya. Namun, setelah si korban mentransfer sejumlah uang ke rekeningnya, Selly langsung melancarkan jurus kaki seribu alias kabur.

Korban Selly berasal dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Tangerang, dan beberapa kota lainnya. Modus lainnya yang sempat terendus polisi, pada tahun 2009 Selly pernah berpura-pura menjadi wartawan Kompas dan melakukan penipuan kepada karyawan Hotel Grand Mahakam dan Kompas Gramedia.

Nama Selly Yustiawati beberapa hari terakhir menjadi pembicaraan forum dan jejaring sosial di internet. Bukan karena paras cantiknya, melainkan karena kelicikannya menipu banyak orang selama bertahun-tahun dan di banyak kota.

Facebook pun digunakan untuk menyebarkan peringatan waspada terhadap perempuan licin tersebut. Jejaring sosial itu dimanfaatkan pula sebagai sarana tukar informasi untuk memburu Selly yang keberadaannya kini bak hilang ditelan Bumi. Selly kini masuk daftar pencarian orang (DPO) di internet.

Salah satu grup diskusi “PENIPUUUUUUUUUU SELLY YUSTIAWATI” kini sudah diikuti lebih dari 1.600 orang. Di situ ditampilkan foto-foto Selly dalam berbagai pose. Juga ada diskusi yang membicarakan seluk-beluknya, seperti modus aksi penipuannya dan informasi untuk melacak keberadaannya.

Pengguna Kaskus juga saling tukar informasi mengenai penipu ulung ini dalam salah satu thread berjudul “Hati-hati Dengan Selly Yustiawati”. Laporan penipuan yang dilakukan Selly pun banyak mendapat tanggapan, termasuk dari orang-orang yang pernah merasa menjadi korban Selly.

Selly memang dikenal licin dan sering berganti nama. Ia tercatat pernah menipu puluhan mahasiswi universitas swasta di Jakarta pada tahun 2006 dengan modus sebagai agen SPG dan meminta uang sebagai pelicin. Tahun ini, ia dua kali melancarkan aksinya dengan “menyusup” sebagai karyawan. Ia menjadi staf HRD sebuah hotel di Jakarta dan mulai meminjam uang dari para karyawan, tetapi menghilang begitu saja. Selly juga pernah menjadi karyawan di surat kabar terbesar dan berhasil mengelabui banyak karyawan hingga Rp 30 juta. Terakhir, pelaku dilaporkan melancarkan aksinya di Bandung, lagi-lagi dengan melarikan pinjaman.

Kepolisian meminta kepada masyarakat yang merasa menjadi korban penipuan Selly Yustiawati untuk segera melapor agar mereka bisa menindaklanjuti kasus tersebut. Polisi tidak dapat bertindak tanpa adanya laporan dari korban.

“Beri kepercayaan kepada polisi untuk melakukan penyelidikan,” ucap Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Boy Rafli Amar di Polda Metro Jaya, Senin (22/2/2010), saat ditanyai mengenai kasus Selly.

Boy menjelaskan, berdasarkan data di kepolisian, Selly pernah diperiksa di Polsek Metro Tanah Abang saat tertangkap oleh korban yang merupakan karyawan surat kabar besar. Namun, saat itu terjadi perjanjian antara korban dan pelaku bahwa pelaku bersedia mengganti seluruh uang hasil penipuannya.

“Polisi tidak patut campur tangan atas kasus itu karena ada kesepakatan antara korban dan pelaku. Kalau dipercayakan kepada polisi, akan dibuatkan berita acara pemeriksaan lalu ditangani dan akan kelihatan tindak pidananya,” ungkap Boy.

Seperti diberitakan, Selly menjadi pembicaraan di forum dan jejaring sosial di internet lantaran kelicikannya menipu banyak orang selama bertahun-tahun dan di banyak kota. Keberadaannya kini tidak diketahui.

Selly pernah menipu puluhan mahasiswa salah satu universitas swasta di Jakarta pada tahun 2006. Ia juga menipu banyak karyawan saat menjadi staf HRD di salah satu hotel di Jakarta. Aksi selanjutnya, ia menjadi karyawan di sebuah surat kabar terbesar lalu mengelabui banyak karyawannya hingga Rp 30 juta.

Selly Yustiawati alias Rasellya Rahman Taher membantah dirinya adalah seorang penipu. Ia berdalih selama ini hanya meminjam uang rekan bisnisnya dan sebagian telah dikembalikan.

“Aku enggak nipu, aku cuma pinjam, karena semua enggak ada barang bukti, enggak ada yang tertulis, karena semua dari teman,” tegas Selly saat ditemui di Mapolsek Denpasar Selatan, Senin (28/3/2011).

Selly menolak disebut penipu. Lagi pula, menurut pengakuannya, uang yang selama ini ia pinjam sudah dikembalikan. “Ada beberapa yang aku kembalikan, ada yang sudah membuat surat pernyataan, dan ada yang sudah lunas,” imbuh wanita berusia 26 tahun ini.

Saat ditanya kenapa selama ini menghilang, ia mengaku takut karena opini masyarakat telah memandang dirinya negatif. “Sekarang bukan menyesal, tapi lebih dijelasin biar terungkap semua, karena selama ini wartawan hanya melihat satu sisi korban, tapi enggak melihat dari saya juga,” ungkap Selly.

Seperti diberitakan, Selly yang selama ini terkenal sebagai penipu ulung tertangkap aparat Polsek Denpasar Selatan saat sedang berlibur di Bali bersama kekasihnya, Sabtu (26/3/2011) lalu.

Lebih dari setahun yang lalu, Selly sempat menjadi bahan pergunjingan para facebooker setelah dia memanfaatkan situs jejaring sosial ini untuk melakukan penipuan.

Salah satu modusnya adalah menawarkan investasi melalui bisnis pulsa dengan menjanjikan keuntungan berlipat kepada korbannya. Namun, setelah si korban mentransfer sejumlah uang ke rekeningnya, Selly langsung kabur.

Korban Selly berasal dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Tangerang, dan beberapa kota lainnya. Modus lainnya yang sempat terendus polisi adalah pada tahun 2009 Selly pernah berpura-pura menjadi wartawati Kompas dan melakukan penipuan kepada karyawan Hotel Grand Mahakam dan Kompas Gramedia.