Daily Archives: Juli 4, 2008

Empat Siswi SMP Bandung Menelanjangi Paksa Temannya Sendiri Untuk Difoto Bugil Dan Disebarkan Pada Teman Sekolahnya

BANDUNG – Empat siswi SMP di Kota Bandung bikin ulah. Mereka ditangkap polisi, Jumat (4/7) siang di Jalan Sukabumi, Bandung, karena menelanjangi ABG bernama K,13, kemudian difoto dan hasilnya disebar ke sejumlah HP milik teman mereka.

Hingga Jumat sore, empat siswi masing-masing Eg,13, Ci,13, Din,13, Si,13, masih menjalani pemeriksaan di Sat Reskrim Polwiltabes Bandung.

Berkaitan dengan kasus ini, polisi menetapkan lima tersangka, empat dari kalangan siswa, dan seorang lagi NN,45, pemilik rumah.

Kapolwiltabes Bandung Kombes Pol Bambang Suparsono menjelaskan, penangkapan terhadap empat siswi SMP itu berkaitan adanya laporan dari orang tua korban K, yang memembuat laporan kalau anaknya jadi korban foto bugil di HP kemudian disebar ke sejumlah HP teman-temannya.

Berbekal laporan itu, lanjut Bambang yang didampingi Kasat reskrim AKBP Hendro Pandowo, sejumlah petugas dari unit PPA langsung menangkap para tersangka. Tersangka dibawa ke Mapolwiltabes Bandung.

Menyinggung pengambilasn foto bugil, demikian Kapolwil, berlangsung pada 28 Juni sekitar pukul 15.00 di satu studio Jalan Sukabumi, Bandung. Pengakuan para tersangka, pengambilan gambar bugil korban itu dilakukan cepat.

“Sewaktu mengambil foto, kaki dan tangan korban dipegang oleh tiga tersangka, kemudian ditelanjangi. Tersangka lain mengambil gambar bugil,” kata Bambang.

Penghuni Rumah Susun Baladewa Mencuri Air PAM

JAKARTA – Pencurian air terus terjadi di Jakarta. Kamis (3/7), tim gabungan dari PT Aetra Air Jakarta menemukan dan memutus 125 sambungan air bersih liar di Rumah Susun Baladewa di Jalan Baladewa, Kelurahan Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat.

”Sambungan liar ini telah menyedot lebih dari 4.000 meter kubik air bersih per bulan. Pencurian air ini merugikan 450 pemilik rusun lainnya di lokasi yang sama yang telah menjadi pelanggan resmi kami sejak lama,” kata Manajer Humas PT Aetra Devy A Yheanne, Kamis.

Penertiban dan pemutusan sambungan air bersih liar ini dilakukan oleh sekitar 20 petugas dari PT Aetra dan Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat.

Para petugas memeriksa sekitar 100 rumah di lantai bawah yang tersebar merata di enam blok dan diduga memiliki sambungan air ilegal. Ketua RT 03 Blok 2 Mulyono mengatakan, lantai rusun paling bawah sebenarnya tidak dipergunakan untuk hunian, tetapi dipakai sebagai lahan parkir dan tempat usaha.

Namun, data dari Aetra mengungkapkan, beberapa tahun terakhir, lantai bawah dialihfungsikan sepihak oleh pemiliknya sebagai hunian. Para penghuni mengambil air langsung dari bak-bak penampungan air di lantai paling atas atau menyambungnya langsung dari jaringan air yang ada. Hasil penyelidikan sementara, 125 sambungan air ilegal yang ditemukan sudah difungsikan sejak Oktober 2007.

Total jumlah kerugian materiil akibat pencurian air ini belum bisa dikalkulasi. Namun, sebagai gambaran, penghuni rusun Baladewa termasuk kategori pelanggan kelompok II dengan penggunaan 11-20 meter kubik. Tarif air berdasarkan jumlah konsumsi (tarif progresif) Rp 1.050 per meter kubik.

Devy menambahkan, warga yang terbukti mencuri air akan dikenai sanksi denda. Namun, PT Aetra juga memberi kesempatan kepada mereka ataupun warga yang belum menjadi pelanggan untuk memperoleh air bersih dengan menyediakan jaringan air baru.

Direktur Utama Aetra Syahril Japarin mengatakan, operasi pemberantasan sambungan liar telah dilakukan di sebagian Jakarta Utara, sebagian Jakarta Pusat, dan Jakarta Timur.

Kegiatan ini, kata Syahril, rutin dilakukan sejak awal tahun 2007. Sepanjang 2007, kampanye antisambungan liar dan konsumsi liar Aetra telah menyelamatkan sedikitnya 2.519.001 meter kubik air bersih.

”Kegiatan ini juga telah memutus sebanyak 820 sambungan liar secara permanen dan 5.387 konsumsi liar yang dilakukan oleh oknum pelanggan Aetra sendiri,” kata Syahril Japarin, pemimpin perusahaan dengan 377.000 pelanggan di wilayah operasionalnya ini.

Rencana Serangan Bom Al Jamaah Al Islamiyah Yang Didalangi Oleh Nurdin Top Berhasil Dibongkar Polisi

PALEMBANG – Rencana operasi pengeboman yang disusun dan disiapkan oleh jaringan kelompok Al Jamaah Al Islamiyah (JI) di Palembang, Sumatera Selatan, terindikasi merupakan instruksi buronan teroris warga negara Malaysia, Noordin M Top. Kelompok teroris di Palembang merupakan metamorfosis baru jaringan JI yang tak punya struktur, ”pragmatis”, dan cenderung tidak terkomando.

Kesembilan tersangka teroris yang tertangkap di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) tiba di Markas Komando Brigade Mobil (Mako Brimob), Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Kamis (3/7). Mereka diterbangkan dari Palembang dalam pengawalan ketat ketika turun di Bandara Halim Perdanakusuma hingga Mako Brimob. Kamis siang, Kepala Divisi Humas Markas Besar Kepolisian RI Brigadir Jenderal Pol Abubakar Nataprawira menjelaskan kepada pers tentang penangkapan kesembilan teroris, dan sejumlah bom yang ditemukan.

Tim Polri di Palembang mengungkapkan, tersangka teroris Omar alias Fajar alias Taslim alias Alim alias Abu Hazam adalah warga negara Singapura yang mengaku mempersiapkan logistik semua bom. Seluruh rencana pengeboman, menurut Omar, atas perintah Noordin M Top.

Noordin sempat bertemu beberapa kali dengan Omar di lokasi-lokasi yang belum diketahui. Omar juga berteman dengan Mas Slamet Kastari, tersangka teroris warga negara Singapura, yang kini buron polisi Singapura. Kastari merupakan pelarian dari Penjara Whitley Road, Singapura Februari 2008 yang belum tertangkap.

Omar yang keturunan India yang pernah mengikuti pelatihan militer di kamp di Afghanistan, pernah bertemu Osama bin Laden. Dia berlatih merakit bom dari Azahari, yang tewas dalam penyergapan polisi di Malang, Jawa Tinur tahun 2005.

Kelompok di Palembang itu sempat merencanakan mengebom suatu tempat hiburan di kawasan Bukit Tinggi, Sumatera Barat, pada Juli 2007 lalu. Lokasi tersebut sempat disurvei oleh Omar dan tiga tersangka lainnya, yaitu Wahyudi, Agus, dan Musa. Sejumlah bom yang dirakit di Palembang sudah sempat dibawa dengan bus ke Bukit Tinggi. Namun, rencana itu dibatalkan dengan alasan yang belum diketahui. Lokasi alternatif peledakan pun masih belum diketahui.

Pengungkapan dan panangkapan teroris oleh tim Polri kali ini merupakan yang ketiga, atas rencana peledakan yang kemudian digagalkan. Tahun 2005 saat penyergapan di Malang, polisi juga menemukan bom dan bahan peledak yang siap digunakan. Tahun 2007, polisi membekuk anak buah Abu Dujana yang telah siap dengan logistik bahan peledak.

Menurut polisi, Omar sebenarnya bermaksud membangun model baru sel JI di Palembang. Dalam penungkapan jaringan teroris kali ini, tak lagi ditemui struktur khusus seperti yang ditemui pada sel Abu Dujana. Sel jaringan kali ini juga diduga menjalin hubungan dengan suatu organisasi terbuka yang bercabang di Palembang, yaitu FAKTA (Forum Anti Gerakan Permutadan).

Bertambah satu orang

Kamis dini hari, tim polisi antiteror Mabes Polri menangkap lagi satu orang, AMT (22), yang diduga terlibat dengan sembilan orang yang tertangkap sebelumnya. Belum dipastikan peranan AMT dalam kelompok itu.

Polisi menduga beberapa di antara mereka terlibat upaya pembunuhan Pendeta Joshua di Lembang, Bandung, Jawa Barat, 2006. Ada juga yang pernah terlibat dalam pembunuhan Dago Simamora (58), guru SMP 11 Palembang, 8 Juni 2007. Belum dapat dipastikan siapa eksekutor pembunuhan tersebut.

Kamis siang, polisi antiteror menyisir lagi tiga lokasi hunian tiga orang tersangka di Palembang, namun tidak menemukan bom dan bahan peledak, kecuali sejumlah kertas dan buku yang masih dipelajari.

Di tempat kejadian perkara (TKP) penemuan bom di Jalan Papera nomor 2110, situasi sepi dan aktivitas warga seperti normal. Pagar rumah kontrakan itu tertutup, dan diberi garis polisi.

Kondisi yang sama terlihat di Sekretariat FAKTA (Forum Anti Gerakan Pemurtadan) di Jalan KH Balqi, Plaju, Palembang. Sekretariat FAKTA yang sekaligus berfungsi sebagai warnet itu, dipasangi garis polisi dan dijaga beberapa polisi.

Diangkut ke Depok

Diiringi tujuh kendaraan lain, bus polisi warna abu-abu yang membawa kesembilan tersangka teroris tiba di Mako Brimob, di Depok pukul 11.00. Sebuah bus polisi yang khusus mengangkut tim pengawal, dua kendaraan diduga mengangkut barang bukti.

Belasan pengawal langsung menurunkan tersangka begitu konvoi kendaraan tiba di rumah tahanan provoost di bagian belakang Kompleks Brimob. Salah seorang tersangka sempat terjatuh di tangga masuk rumah tahanan.

Para tersangka, berinisial A alias O alias T alias AH, HR alias K alias M alias Y, SGD, SGC alias GG, AS, WYD alias YD alias WY, HY alias H, AZ, SA alias AR, dan AMT alias T.

Polisi juga mengamankan 19 bom, terdiri dari 14 bom pipa dan 5 bom tupperware. ”Ditemukan juga potasium flourat, namun masih dalam penyelidikan kualitas maupun kuantitasnya,” ujar Abubakar dalam penjelasan kepada pers di Mabes Polri.