Daily Archives: Juli 17, 2008

Penjahat Kolor Coklat Beraksi Hampir Berhasil Memperkosa Dua ABG

PEKANBARU – Bila penjahat Kolor Ijo ada di Jakarta, kini muncul penjahat bugil Kolor Coklat.

Bedanya, Si Kolor Ijo mengenakan celana dalam pada tempatnya. Sedangkan Si Kolor Coklat mengenakan celana dalam di kepala sebagai topeng,

Penjahat bugil dengan bertopengkan kolor coklat itu, nyaris memperkosa dua ABG kakak beradik, warga Duri, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau.

Menurut Kapolsek Mandau, AKP Ade Muliana, seperti dikutip detikcom, Kamis, dua korban kakak beradik itu adalah Sari (16) dan Dian (13) warga Jalan Tuanku Tambusai, Duri, sekitar 150 Km arah utara dari Pekanbaru.

Kepada petugas, keduanya mengaku peristiwa itu terjadi pada Rabu (16/7) dinihari. Ketika kedua gadis ini terlelap tidur, cerita Sari kepada Polsek Mandau, diduga saat itu pria kolor coklat masuk ke dalam kamar mereka. Namun beruntung Sari tersentak dari tidurnya dan melihat ada orang masuk ke kamarnya.

Pria yang masuk kekamar berciri-ciri berbadan gemuk dengan perut buncit, rambut keriting mengenakan tutup kepala dengan kolor warna coklat. Sedangkan sekujur tubuhnya dibalur dengan lumpur warna kuning. Lantas pria kolor coklat ini sempat memukul Dian yang tengah terlelap tidur.

“Ketika adik saya dipukul dengan benda tumpul, saya tersadar, namun saya tidak bisa berbuat banyak.

Mulut ini rasanya terkunci. Malah pria itu mengajak saya untuk turut membantu membunuh adik saya Dian,” kata Sari seperti dikisahkan Kapolsek Mandau.

“Pagi itu saya benar-benar ketakutan. Setelah adik saya dipukul, pria bertopeng kolor coklat meminta saya meladeni nafsunya,” kata Sari yang kemudian berteriak minta tolong.

Mendengar gadis itu berteriak, pria kolor coklat kabur lewat jendela. Diduga pelaku kabur pakaim motor.

Kawin Kontrak Dengan Pria Arab Marak Kembali Di Puncak

BOGOR – Kawin kontrak antara pria asing asal Timur Tengah (timteng) dengan wanita lokal kembali marak di kawasan wisata Puncak, Bogor.

Kondisi ini membuat masyarakat di seputar kawasan berhawa sejuk itu mulai dilanda keresahan.

Pasalnya, mereka sering mendapati pemandangan wanita muda berpakaian seronok di sejumlah vila yang bertebaran di kawasan tersebut.

Menurut informasi, fenomena kawin kontrak biasanya terjadi pada Juli hingga Nopember. Namun Pemkab Bogor dan Kantor Urusan Agama (KUA) Cisarua mengatakan tidak pernah memfasilitasi adanya kawin kontrak.

“Apa yang menjadi perbincangan dan keresahan masyarakat terkait kawin kontrak, kami dari KUA Cisarua, sama sekali tidak memfasilitasi apalagi memberi dukungan dalam melegalkannya, semua surat yang kami keluar hanya untuk pasangan yang menikah saja,” ujar Sekretaris Badan Penasehat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) KUA Cisarua, Drs Nurudin, Kamis (17/7).

Pelaku kawin kontrak itu, tandas Nurudin, bukan asli Bogor. “Untuk wanitanya berasal dari Sukabumi, Cianjur serta Bandung . Sedangkan prianya berasal dari negara Arab,” tegasnya.

300 ABG Diperdagangkan Sebagai Pelacur Dengan Tarif 500 Ribu Per Jam

BOGOR – Perdagangan manusia untuk dijadikan pelacur kian marak. Hasil pemeriksaan petugas Polwil Bogor yang menangkap 3 germo menyebutkan ada sekitar 300 cewek ABG yang ditampung di Jakarta Barat. Mereka siap melayani lelaki hidung belang di tempat hiburan papan atas.

Lokasi penampungan para ABG yang direkrut dari beberapa propinsi ini, diakui Eli, salah satu germo yang ditangkap, Senin (14/7) malam lalu, berada di delapan lokasi berbeda.

Satu lokasi sebelumnya sudah digerebek Polwil Bogor, Jumat (11/7). Ke tujuh lokasi penampungan lainnya, diakui tiga tersangka, sudah diketahui aparat setempat.

”Selama tiga tahun, operasi kami diketahui aparat setempat. Kami aman, karena ’koordinasi’ lancar. Ini hanya faktor sial saja, saat satu lokasi kami di bilangan Mangga Dua di gerebek Polwil Bogor. Sementara tujuh lokasi lain, masih aman sampai sekarang,” kata seorang sumber di kepolisian mengutip pengakuan ketiga tersangka yang ditangkap yakni Oki, 40, Ny. Ama, 49, dan Eli, 40.

DIIMING-IMINGI KERJA DI SALON
Perwira di Polresta Bogor ini menambahkan jaringan ini memberi iming-iming bagi para korban dengan menawarkan bekerja di mal dan salon dengan gaji besar. Korban yang terjerat lalu di antar kepada Evi, salah satu tersangka yang ditangkap pada Jumat pekan lalu.

Selanjutnya, Evi menyerahkan para ABG itu ke tangan Daniel yang juga ditangkap pada saat yang bersamaan. Tersangka mengaku para ABG itu kemudian dipekerjakan sebagai wanita penghibur di tempat hiburan malam Jakarta seperti Stadium, Malboro, Milles, Milenium dan 1001.

Wanita-wanita ini biasanya mendapat fasilitas antarjemput dan didandani dengan baju mahal dan modis agar tampil menarik. Tarif mereka berkisar Rp500 ribuan sekali kencan. Namun dari jumlah itu, sang cewek hanya mengantongi Rp70 ribu saja.

Setelah menangkap Evi dan Daniel, Polwil Bogor menyusul membekuk tiga tersangka penjualan ABG dan gadis di bawah umur lainnya pada Senin (14/7) malam.

Mereka yang sudah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) polisi Bogor ini ditangkap di sebuah rumah di Jalan Sudirman Air Mancur, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.

Para tersangka yang diringkus itu adalah Oki 40, pacar Evi, warga Gang Aut, Bogor Selatan, Ny Ama, 40, ibunda Daniel, dan satu germo lagi bernama Eli, 40, warga Jalan Mangga Besar, Jakarta.

DARI BEBERAPA WILAYAH
Keberhasilan Polresta dan Polwil Bogor membongkar sindikat perdagangan ABG dan gadis di bawah umur ini berkat pengaduan Ny. SA, orangtua RM, salah satu korban sindikat ini.

Pengaduan Ny. SA ditindaklanjuti Polwil Bogor yang akhirnya mengamankan 40 ABG di dua tempat berbeda masing-masing di Gang Industri, Mangga Dua, dan Jalan Mangga Besar II, Jakarta, Jumat (11/7) malam lalu.

Dalam penggerebekan yang dipimpin Iptu Herry itu, petugas mengamankan dua tersangka yakni Rhama Daniel, 20, warga Jalan Mangga Besar, Jakarta Barat dan Evi Rahayu, 24, warga Jalan Roda 2 RT 03/09, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.

Para ABG ini direkrut dari beberapa wilayah seperti Bogor, Sukabumi, Bandung, Jakarta, Tangerang, Bekasi, Indramayu, Subang, Majalengka, Tegal, Kalimantan Selatan dan Lampung.

Kepada petugas, RM, korban, yang masih duduk dibangku kelas 3 SMP, mengaku ia dijanjikan Evi diberikan pekerjaan di salon ternama di Jakarta dengan gaji besar.

Namun baru berselang sehari, Ny. SA, mendapat informasi jika anaknya bukan dipekerjakan di salon melainkan dipaksa menjadi pekerja seks komersial (PSK) di klab malam. Mereka dijual ke om-om dengan tarif Rp500 ribu untuk short time. Dari tarif ini, mereka hanya diberi Rp70 ribu.

Kronologis Pembunuhan dan Mutilasi Heri Santoso Oleh Ryan Seorang Gay Homoseksual – Kemungkinan Heri Bukan Korban Ryan Yang Pertama

JAKARTA – Kasus pembunuhan Heri Santoso (40) terungkap sudah. Ia diduga dibunuh Verrry Idham Henyaksyah alias Ryan (30) alias Ryan, karena cemburu. Keduanya sama-sama tertarik pada Novel Andrias alias Noval (28). Mutilasi dilakukan di kamar 309A, Blok C, apartemen Margonda Garden Residence, Depok, Jum’at (11/7) pukul 20.00.

Carlo menjelaskan, awalnya Heri datang ke apartemen Ryan dengan mobil Zuzuki APV hitam, B-8986-CR, pukul 20.00, Jum’at (11/7). Di apartemen, Heri melihat foto Noval, kekasih Feriansyah yang akrab dipanggil Ryan. Heri jatuh hati pada Noval, dan menyampaikan hal itu pada Ryan. Heri lalu menawarkan sejumlah uang kepada Ryan agar Noval bisa berhubungan intim dengan Heri. Ryan tersinggung dan marah. Terjadi cekcok mulut. Menawarkan kekasih untuk berhubungan intim dengan imbalan sejumlah uang adalah hal yang umum dikalangan kaum gay alias homoseksual.

Tersinggung kekasih prianya ditawar, tersangka Ryan (pria, 30) membunuh dan memotong-motong Heri Santoso (40). Harta korban dijarah buat memanjakan kekasih pria, Noval (28). Ryan dicurigai tidak sekali ini melakukan mutilasi. Oleh karena itu, polisi masih memeriksa intensif Ryan.

Ketika Heri melihat foto Noval di apartemen Ryan, Heri segera jatuh hati kepada Noval. Isi hatinya ia sampaikan kepada Ryan. Tapi Ryan mengingatkan, Noval sudah menjadi pasangannya. Heri yang sudah kasmaran karena melihat foto Noval lalu menawarkan sejumlah uang kepada Ryan. Ryan tersinggung kemudian menikam dan menganiaya Heri hingga tewas.

Hal itu diungkapkan Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya Komisaris Besar Carlo Brix Tewu, Rabu (16/7). Ia didampingi Kepala Satuan Kejahatan dengan Kekerasan Ajun Komisaris Besar Fadhil Imran. Dalam kasus ini, tim gabungan Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Selatan, dan Polsek Metro Pasar Minggu, memeriksa 14 saksi, setelah melakukan pemeriksaan terhadap tersangka kasus mutilasi, Ryan.

Kisah berawal ketika Heri datang dengan mobil Suzuki APV hitam, BB 8986 CR, Jumat (11/7), pukul 20.00, ke apartemen Ryan.

Malam itu, dari kamar 309A, Blok C, Margonda Garden Residence, Depok, bau tidak sedap menusuk hidung. Noval, yang mengaku tidak melihat kejadian itu, mencium aroma yang membuat bulu kuduknya berdiri. Kekasih Ryan yang bernama asli Novel Andrias itu membatalkan niatnya masuk kamar 309A.

DIPOTONG KEMUDIAN DICUCI
Ryan akhirnya menikam Heri dan memukuli korban dengan sebatang besi. Setelah menjadi mayat, Ryan memotong-motong jenazah Heri menjadi tujuh bagian dalam dua koper besar dan kecil, serta dalam sebuah plastik. Sebelum dimasukkan, potongan-potongan mayat itu dicuci Ryan.

Setelah Heri tewas, Ryan, yang nama aslinya Verry Idham Henyaksyah itu, memotong-motong tubuh korban menjadi tujuh bagian. Kemudian mencuci dan membersihkan potongan tubuh itu dari darah. Lantai kamar dan ranjang pun dibersihkan dari darah. Potongan-potongan mayat itu lalu dimasukkan ke dalam dua koper berukuran besar dan kecil serta sebuah tas plastik.

Kebencian Ryan pada Heri ditunjukkan Ryan dengan merusak alat vital Heri. Ekspresi kebencian seperti ini umum dilakukan kalangan homoseksual.Dengan membawa potongan-potongan jenazah itu, Ryan naik taksi. Ia lalu membuang potongan-potongan jenazah itu di dua lokasi di tepi Jalan Kebagusan Raya, Sabtu pagi.

Dengan membawa potongan jenazah itu, Ryan naik taksi. Ia lalu membuang potongan jenazah itu di dua lokasi di tepi Jalan Kebagusan Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (12/7) subuh. Yang entah bagaimana pembuangan mayat yang berbau anyir darah tersebut dan meninggalkan koper besar dijalan tidak mengundang kecurigaan supir taksi. Pukul 08.00, potongan mayat itu ditemukan.

Potongan-potongan mayat korban lalu ditemukan oleh warga setempat pukul 08.00. Ketika ditanya wartawan mengapa Ryan membawa potongan jenazah dengan taksi dan tidak menggunakan mobil Heri, Carlo menjawab, “Ada alat pengaman tingkat tinggi yang rumit di kunci mobil Heri yang membuat Ryan tak bisa menggunakan mobil itu,”.

“Celana jins yang ditemukan di tempat pembuangan itu milik Ryan,” lanjutnya.

Setelah membuang potongan mayat Heri, Ryan memanfaatkan uang korban senilai Rp 3.040.000, dua kartu kredit BNI, dan satu kartu kredit ANZ, serta kartu anjungan tunai mandiri (ATM) BCA untuk berfoya-foya dengan kekasihnya, Noval.

Setelah membunuh Heri, Ryan memanfaatkan uang korban, Rp 3.040.000, kartu kredit dan ATM untuk berfoya-foya dengan kekasihnya, Noval. “Itu sebabnya kami menjerat noval dengan pasal 480 tentang permufakatan jahat karena ia ikut menikmati hasil kejahatan Ryan. Jadi dalam kasus ini, tersangka utamanya tunggal, Feri (maksudnya Ryan, Feriansyah). Ia dijerat pasal 339 tentang pembunuhan dengan tindak pidana lain, juncto pasal 338,” ucap Carlo. Pasal ini sebenarnya juga cukup manjur untuk menangkap istri dan anak dari pelaku korupsi karena pasti ikut menikmati hasil kejahatan korupsi namun tidak pernah digunakan karena alasan khusus.

Polisi menangkap Noval, seorang pegawai negeri sipil, di kantornya, di Margonda, Selasa (15/7) pukul 14.00. Sejam kemudian polisi menggerebek kos Ryan di Pesona Kayangan, Depok.

Carlo mengatakan, untuk mengungkap kasus ini, tim gabungan yang terdiri dari anggota Polsek Metro Pasar Minggu, Polres Metro Jaksel, dan Sat Jatanras Polda Metro telah memeriksa 14 orang yang sebagian berasal dari kaum homoseks. Mereka yang diperiksa di antaranya seorang dokter dan Ar, penyanyi dangdut yang awalnya diduga terlibat kasus ini.

Polisi menyita sejumlah barang bukti dari apartemen, berupa dua kartu kredit BNI, dan kartu kredit ANZ, kartu anjungan mandiri BCA, laptop, telepon selular Nokia 71, cincin, pisau, potongan besi, dan mobil Suzuki APV milik Heri.

CEMBURU DAN TAMAK HARTA
Cemburu, sakit hati, dan ingin mengusai harta, melatarbelakangi pembantaian sadis oleh seorang gay terhadap teman bercintanya Ir. Heri Santoso, 40. Untuk menghilangkan jejak, pelaku memotong tubuh korban menjadi tujuh bagian kemudian dibuang di kawasan Ragunan, Jakarta Selatan.

Keinginan pelaku agar perbuatannya tidak terungkap, gagal total. Empat hari setelah pembantaian, , Selasa (15/7) petang, tersangka Very Idan alias Ariansyah alias Ryan, 30, dan Noval Andreas, 28, ditangkap petugas Jatanras Polda Metro Jaya di Apartemen Margonda Garden Residence Depok.

Kedua gay yang kerap bertemu dengan Heri Santoso diperiksa itensif di Polda Metro Jaya. Pemeriksaan terhadap kedua tersangka yang berpenampilan lemah gemulai dan berkulit bersih itu dilakukan di ruang terpisah. “Kami akan terus mengembangkan kasus ini. Terutama menyangkut hubungan sejenis dan keinginan tersangka mengusai harta korban,“ kata Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Drs Carlo B. Tewu, Rabu (16/7) siang.

SIAP DIHUKUM MATI
Dalam wawancara khusus dengan Detektif Conan, tersangka Ryan yang menjadi eksekutor mutilasi tubuh Heri Santoso, lebih banyak murung. Pakaian yang dikenakannya mulai kotor dan lusuh. Ia mengaku menyesal melakukan pembunuhan. “Saya siap dihukum mati. Saya membunuh Heri Santoso karena cemburu dan sakit hati. Dia berniat merebut Noval dari tangan saya. Padahal dia tahu, Noval itu pacar saya “ kata Ryan.

Pertengkaran sesama kaum gay yang berakhir dengan pembunuhan itu memuncak di kamar 309 A, Blok C. Malam itu, di apartemen yang dihuni Ryan dan Noval, muncul Heri Santoso mengendarai Suzuki APV B 8996 KR. Pertemuan ini berlangsung akrab. Maklum, mereka sudah saling kenal. Saat itu, Noval tidak berada di apartemen.

Heri Santoso, yang bekerja sebagai salesman di perusahaan baja di kawasan Cikarang, Bekasi, meminta bantuan Ryan mencarikan teman kencan. “Tolong carikan gua pacar. Gua udah bosan sama yang lama,“ jelas Ryan, menirukan ucapan Hari. Pacar yang lama ini, menurut Ryan adalah Arya Nugraha, finalis KDI, yang sempat diperiksa polisi.

Keinginan itu disambut tersangka. Menurut Ryan, ia mengambil album foto yang berisi sejumlah pemuda tampan. Begitu membolak-balik album, korban jatuh hati dengan seorang pemuda yang belakangan diketahui bernama Noval.
“Gua naksir sama yang ini. Tolong kenalkan gua sama dia. Bagaimana caranya gua bisa tidur sama dia. Nanti kamu gua kasih imbalan, “ kata Heri.

Permintaan Heri membuat Ryan meradang. Pasalnya, Noval adalah pacarnya yang sudah lama hidup bersama di apartemen tersebut. “ Enak aja kamu. Ini kan pacar gua, “ bentak Ryan.

HERI DITIKAM
Keinginan Heri meniduri Noval membuat ia cemburu dan sakit hati. Kedua gay ini bertengkar hebat. Mereka saling pukul dan cakar-cakaran. Merasa terdesak, Ryan lari ke meja. Melihat ada pisau, tersangka bergegas mengambilnya. Dengan pisau di tangan, Ryan, yang mengaku kerap jadi model di majalah, menyerang Heri.

Di ruang tidur apartemen yang sempit itu, mereka kembali baku hantam. Beberapa saat kemudian, Heri ambruk bersimbah darah. Mata pisau bersarang di ulu hati korban. Ryan panik melihat Heri merintih kesakitan.

Dalam kondisi tidak berdaya, Heri diseret ke kamar mandi. Tubuh korban ditelentangkan. Kepala Heri dihajar pakai besi. Seketika Heri kelojotan dan tewas. Melihat pemandangan yang mengerikan ini, tersangka makin panik. “ Saat itu timbul pikiran memotong tubuh Heri, “ ujar Ryan.

KORBAN DIMUTILASI
Proses mutilasi itu dijelaskan tersangka secara rinci. Dengan pisau di tangan, ia memotong kedua lutut korban. Selanjutnya kedua paha dan kedua tangan. Bahkan kelamin korban juga disayat-sayat. “ Terakhir saya potong leher Heri.“

Potongan tubuh pria yang sudah beristri dan mempunyai satu anak itu, yang semula bernoda darah, dicuci tersangka hingga bersih. Potongan tubuh itu dimasukan ke dua koper. Malam itu juga, Ryan keluar apartemen menenteng koper berisi mayat. Di lantai dasar, ia pergi mencari taksi. Sedangkan mayat diletakan di ruang parkir. Kembali dengan taksi, gay ini memasukan dua koper tersebut ke bagasi. Di tempat sepi kawasan Ragunan, dua koper berisi mayat itu dibuang.

Setelah membuang mayat, Ryan kembali ke apartemen dengan taksi yang sama. “ Sopir taksi tidak tahu kalau koper yang saya buang berisi mayat, “ aku tersangka.

Menjelang tengah malam, Noval datang ke apartemen. Kepada pacarnya ini, Ryan mengaku habis membunuh Heri. Ia juga memperlihatkan dompet korban yang diambilnya. Dompet berisi 2 kartu ATM dan 2 kartu kredit. Selain itu, mereka juga mengusai HP suami Ny. Ayu, laptob, dan cincin emas. “ Saya tahu nomor PIN ATM dari HP Heri, “ ujar Ryan, yang mengaku guru ngaji di Jombang, Jawa Timur.

Setelah kejadian, tesangka Ryan dan Noval pergi berbelanja. Mereka membeli teve dan barang keperluan sehari-hari. Bahkan mereka juga membeli ember dan makanan ringan.

“Tersangka Ryan kami jerat dengan pasal 338 tentang pembunuhan dan pasal 365 tentang perampokan yang disertai kekerasan. Sedangkan Noval, dijerat dengan pasal 480 tentang penadahan. Mereka diamankan didua lokasi berbeda,” kata Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Carlo Brix Tewu didampingi Kasat Jantras AKBP Fadil Imron, Kompol Helmi Santika, dan Kompol Rudi.

Soal keterlibatan dokter ternyata tidak terbukti. Bahkan polisi sudah melepas dokter yang memang juga tinggal di apartemen tersebut.

PENGUSAHA PROPERTI HILANG
Heboh soal mayat dimutilasi, membuat keluarga Ariel,34, khawatir lantaran lelaki itu sudah 4 bulan menghilang. Terkahir pengusaha properti ini putra dari Ny. Tiarma ini disebutkan sebelum menghilang dia ada janji bertemu dengan Ryan.

Tertangkapnya Ryan, mendorong keluarganya untuk menyelidiki keberadaan pemuda ini. Pemuda berkulit bersih itu pamit untuk pergi ke Surabaya pada 23 Maret 2008, dan janji ketemu Ryan di stasiun. Lantaran tak ada khabar, keluarga melapor ke Polda Metro Jaya pada 26 Maret 2008.

ARYA PERGI DARI KOS
Setelah ditangkapnya pelaku mutilasi, Arya Nugroho, finalis KDI 2 menghilang dari kos-nya di Jln. Buang RT 04/05 Lubang Buaya, Cipayung, Jaktim, gagal. Pintu kamar no. 6 tempat pemuda itu tinggal tertutup rapat.

Agus, tetangga sebelah kamar, mengatakan Arya pergi sejak pagi hari. Namun, ia tak tahu kemana perginya. Hal serupa disampaikan Citra. Finalis KDI 2 sampai 15 besar ini mengatakan Arya pergi seorang diri tapi tak tahu tujuannya.

Kisah Lanjutan: Ryan Si Tukang Jagal Juga Membunuh 6 Orang Yang Dikubur Dibelakang Rumah Orang Tua

Seorang Supir Truk Memperkosa Empat Putri Kandungnya Hingga Hamil

MEXICO – Cukup hanya seorang ayah yang bejat di dunia ini, seperti seorang sopir truk di Guadalajara, Meksiko, ini. Pengadilan Jalisco, Selasa (15/7), menjatuhkan hukuman 15 tahun penjara terhadap sopir yang tak dirinci namanya ini.

Hukuman ini diberikan karena si sopir memerkosa empat putrinya, dengan dua di antaranya hamil dan melahirkan. Di pengadilan terungkap, ulah si sopir ini menyebabkan putri bungsunya yang berusia 11 tahun hamil dan melahirkan tahun 2006.

Saat bersamaan, si sopir mengemudikan truknya ke Meksiko utara ditemani putri sulungnya yang berusia 15 tahun. Sopir ini juga berhubungan intim dengan putri sulungnya. Menurut jaksa, si sopir juga memerkosa dua putrinya yang lain, masing-masing berusia 12 tahun dan 13 tahun, pada tahun 2006.

Putri sulungnya hamil dan punya anak. Pria ini ditangkap tahun 2007. Di pengadilan, si sopir mengaku tidak memaksa putri-putrinya untuk melayaninya kecuali hanya meminta mereka untuk menceritakan semua ini kepada ibu mereka. Sang ibu yang sudah diusir si sopir mengatakan, dia sejak pertama mengetahui ulah suaminya, tetapi tidak melapor ke polisi karena berharap si suami bertobat.

Si ibu melapor setelah didesak salah satu putrinya.