Daily Archives: Juli 16, 2008

Tiga Orang Gay Homoseksual Termasuk Seorang Dokter Menjadi Tersangka Kasus Mutilasi Heri Susanto

JAKARTA – Teka teki kematian Heri Susanto terungkap sudah. Ternyata insinyiur ini dibantai oleh tiga kaum gay. Bahkan seorang di antaranya disebut-sebut seorang dokter.

Tidak itu saja. Heri Santoso, ternyata dibantai dan dimutilasi di dalam kamar 306 A Blok C Apartemen Margonda Residence, Depok. Motifnya diduga sakit hati, cemburu serta ingin menguasai harta benda korban.

Tim petugas Jatanras Polda Metro Jaya menangkap tiga pria yang disebut-sebut sebagai komunitas kaum gay masing-masing Riyan, Noval, dan Vincen, Selasa (15/7) sore. Keterlibata mereka sedang didalami penyidik.

‘Pasangan’ Riyan dan Noval dibekuk oleh tim Jatanras pimpinan AKBP, Fadil Imran dan AKP Danang di kamar 306 A Apartemen Margonda. Mobil Suzuki APV B 8996 KR milik Heri ditemukan di tempat parkir apartemen, sedangkan laptop ditemukan di kamar.

Riyan dipastikan polisi sebagai eksekutor. Dia diduga cemburu lantaran pasangannya, Noval akrab dengan korban. Vincen , seorang dokter yang mengetahui tentang pemotongan tubuh, diduga ikut terlibat.

“Kita masih memeriksa intensif ketiga orang itu, tunggu satu kali 24 jam,” jelas Dirkrimsus Polda Metro Jaya, Kombes Pol Carlo Tewu di lokasi kejadian tadi malam.

Hasil pemeriksaan sementara, Heri dibantai Jumat tengah malam , dipotong-potong lalu mayatnya dikemas dalam tas dan dibuang di Jalan Kebagusan, Jaksel. Kamar itu saat diperiksa petugas puslabfor tadi malam, masih menebarkan bau anyir.

Sebilah pisau yang diduga untuk membantai, ditemukan di laci dalam kondisi sudah bersih. Ruangan apartemen juga sudah dibersihkan pelaku.

BERNIAT KABUR
Kamar 309 A disewa pasangan Noval-Riyan Rp1,5 juta perbulan dan baru habis 25 Agustus mendatang. Sedangkan Riyan juga menghuni Apartemen Margonda namun beda kamar.

Meski kontrak belum habis, Riyan berniat segera pindah dari kamar tempat pembantaian itu dengan alasan ada hantunya. Polisi menduga ia dan pasangannya akan melarikan diri namun belum sempat keburu ditangkap.

“Tersangka ngaku memotong-motong mayat supaya gampang dibawa,” kata seorang petugas. Heri dibunuh secara sadis di dalam kamar, tubuhnya dihujani 10 tusukan, kepala nyaris hancur, wajah dicacah, alat vitalnya juga disayat-sayat.

Polisi kini tengah meminta rekaman CCTV apartemen untuk melihat siapa saja yang menggotong potongan tubuh korban dari lantai tiga ke bawah serta memasukkannya ke dalam mobil. Potongan tubuh korban diangkut pakai mobil APV milik korban lalu dibuang ke kebun kosong di kawasan Kebagusan.

TABUNGAN DILACAK
Terungkapnya kasus ini berawal ketika polisi melacak siapa saja yang menghubungi nomor HP korban terakhir kali serta membongkar data-data yang ada di buku diari milik Heri. Termasuk tabungan rekening Heri juga dilacak polisi.

Dari pemeriksaan rekening terungkap, setelah Heri tewas, ada lima kali penarikan dana dari tabungan miliknya melalui ATM yang berlokasi tak jaur dari Apartemen Margonda. Polisi pun terus melakukan pelacakan termasuk nomor telepon orang-orang dekat di komunitas korban.

Dari pelacakan rekening diketahui tabungan korban ditarik oleh Noval senilai sekitar Rp10 juta. Posisi Riyan diketahui sebagai penghuni Apartemen Margonda Residence. Selanjutnya petugas menemukan mobil korban di apartemen itu, hingga akhirnya pelaku ditangkap. Hingga tadi malam tiga orang yang ditangkap itu masih dibawa-bawa oleh polisi ke apartemen dan ke lokasi pembuangan mayat.

Heri Santoso,40, ditemukan terbunuh, tubuhnya dipotong tujuh dan dibuang ke kebon kosong di kawasan Kebaguasan, Jaksel, pada Sabtu (12/7) pagi. Sales sebuah perusahaan di Jabeka, Bekasi, ini dikenal akrab dengan Arya Nugraha, finalis KDI.

PANTAS DIHUKUM MATI
Wajah Nasrun langsung memerah seperti menyimpan dendam ketika diberitahu Pos Kota pembunuh menantunya, Ir. Heri Santoso, 40, telah ditangkap. “Pak Polisi, tolong beri hukuman setimpal kepada pelakunya.”

Saat ditanya apa hukuman yang pantas terhadap pembantai sang mantu, pensiunan PT Wijaya Karya ini cuma tersenyum pahit. “Mereka pantasnya dihukum mati,” timpal seorang tetangga Nasrun, 63.

Nasrun kemudian menyatakan rasa syukurnya dengan tertangkapnya pelaku yang telah membuat cucunya Rachel, 3,5, kini menjadi seorang anak yatim.

“Pembunuh mantu saya ditangkap, arwahnya bisa tenang. Terima kasih ya Allah,” kata Nasrun didampingi Aryo, adik Wahyuningsih, istri korban saat ditemui di rumahnya di Kampung Pondok Benda Jatiasih, Bekasi, Selasa (15/7) petang.

BANTAH PERILAKU MENYIMPANG
Heri adalah anak kedua dari lima bersaudara. Ia tinggal di Cileungsi. Menikah dengan Wahyuningsih 2 Februari 2002 (02-02-2002) dan telah dikaruinai seorang anak bernama Rachel berumur 3,5 tahun.
Suasana duka masih terlihat di rumah Nasrun. Di teras rumah yang asri itu tergeletak satu dus air mineral buat menyuguhi tamu yang datang.

Nasrun mengatakan ia telah mendengar kabar seputar tewasnya menantunya. Namun ia tidak yakin Heri punya perilaku seks menyimpang. “Di mata kami dia normal-normal saja.”

Bahkan, kata dia, sejak menikah dengan putri pertamanya, Wahyuningsih, 35, korban dikenal sebagai mantu yang sopan, baik dan rajin beribadah.“Salat lima waktu dan puasa Senin-Kamis rajin dia lakukan,” katanya.

Kaum gay ini memang pintar menyembunyikan penyimpangan seksualnya dengan rajin beribadah, gemar menolong dan ramah namun dibalik semua itu terdapat sifat yang sadis dan sangat egois.

RAJIN KE FITNESS DAN MERAWAT DIRI
Sehari-hari, Heri yang berwajah tampan dan mulus dikenal pandai merawat diri hingga ke salon. Kebiasaannya fitness juga membuat tubuhnya menjadi berisi. “Dia biasa fitness di daerah Bekasi dan rencananya bulan Agustus ini akan memasukkan anaknya ke play group,” tambah Nasrun.

Namun rencana itu tidak dapat terwujud karena karyawan bagian pemasaran PT Union Metal di Cikarang , ini keburu tewas.

Heri jebolan SMAN 14, Kramatjati Jakarta Timur, lulusan Universitas Borobudur. Ketika pihak kampus didatangi, seorang dosen di fakultas teknik, Marmono, mengaku mengenali mahasiswanya bernama Heri Santoso.

Heri angkatan 1988 i diakui mahasiswa yang pandai dan tampan, selalu berpakaian rapi dan berkulit bersih. “Kalau Heri yang ini memang saya kenal. Ia merupakan anak yang pintar dan disukai dosen,” katanya.

ARYA TERKEJUT
Arya Nugraha, finalis KDI 2, yang dikenal dekat dengan Heri, terkejut saat diberitahu Pos Kota bahwa 3 pelaku pembunuhan sudah ditangkap. “Apa… sudah ketangkep? Saya belum dengar,” kata Arya dengan nada terkejut lalu buru-buru mematikan ponselnya.

Saat dihubungi lagi, wanita teman kos Arya yang mengangkat ponsel itu mengatakan pemuda itu shock mendengar pelaku pembantai Heri ditangkap. “Dia shock dan katanya nggak menyangka,” kata wanita itu yang mengaku tidak tahu apakah Arya kenal dengan pelaku, sambil menanyakan dimana pelakunya ditangkap.

KAUM GAY PUNYA KECEMBURUAN TINGGI
Ir. Heri Santoso ditemukan tewas dalam kondisi terpotong 7 di Kebagusan, Ragunan, Jakarta Selatan, pada Sabtu (12/7) silam.

Designer dan bintang film Dede Khece mengatakan mutilasi dilakukan kaum gay dan waria karena persoalan sakit hati yang mendalam. Kaum ini memiliki rasa cemburu yang tinggi dan bila marah sering kebablasan serta tedensi untuk bertindak kejam walaupun gemulai.

“Gay dan waria itu perasaannya sensitif apabila dihina namun tidak terlalu sensitif terhadap perasaan orang. Meski begitu, mereka tidak serta-merta melakukan multilasi tanpa ada sebab yang jelas, Gay melalukan mutilasi selalu dengan alasan yan tepat dan benar” kata penari yang sempat meminintangi film Horor, Godaan Perempuan Halus, Permainan Binal dan Dibalik Pelukan Laki-laki ini.

Menurut dia, hal paling sering yang membikin para gay dan waria sakit hati adalah mulut yang tak terjaga. Sebab waria dan gay terbilang suka ngerumpi dan suka mencela tanpa memperhatikan persaan orang lain.

Berita Lebih Lanjut: Kronologis Pembunuhan dan Mutilasi Heri Sutanto Oleh Ryan Seorang Gay Homoseksual

Baru Beli Rumah Mendapat Bonus Kerangka Manusia Yang Dikubur Dalam Lantai

TANGERANG – Kerangka manusia yang dikubur di lantai kamar rumah di Kunciran Indah, Tengerang, diyakini sebagai Ny Siti Khairiyah, pemilik rumah. Polisi memburu putra korban karena diduga kuat wanita ini dibunuh.

Kerangka Khairiyah saat ditemukan masih utuh, celana pendek warna merah masih melekat di tengkorak, di bagian kepala ditemukan songkok (kerudung) wol putih. Polisi kini mencari Angga Permana,30, putra korban yang menghilang.

Warga menyebutkan Ny Khairyah,50, tinggal bersama anaknya, Angga, dan keponakannya, Sara,25. Tetangga sudah hafal dengan kebiasaan wanita ini yang sering berteriak-teriak.

“Dulu kami sudah biasa mendengar teriakannya. Dia juga sering keluar rumah lalu melempar sampah ke halaman tetangga. Tapi kami maklum karena dia stres,” kata Hendra, tetangga, Selasa (15/7).

Sejak setahun lalu warga tak lagi mendengar teriakan itu. Ketika ditanya tetangga tentang keberadaan ibunya, Angga mengaku jika ibunya diungsikan ke Cipete, Kota Tangerang.

Menurut Nuni,30, tetangga, Ny Khairiyah memiliki dua anak yakni Andri,35, hasil perkawinan dengan suami dan Angga Pramana dari suami ke dua. “Tapi dengan suami ke dua dia jadi istri ke dua dan jarang ditengok,” kata Nuni.

Rumah Ny Khairiyah di Jalan Haji Ali RT 01/11, Kel. Kunciran Indah, Kec. Pinang, Kota Tangerang, tempat ditemukannya tengkorak sudah sebulan ini dijual kepada Erwin seharga Rp98 juta. Pemilik baru lalu merenovasi bangunan. Udin, kuli bangunan kaget ketika Senin (14/7) petang menggali tanah di kamar depan untuk saluran safety tanc menemukan kerangka.

CURIGA DIBUNUH
Di kamar mayat RSU Tangerang, keluarga Ny Khairiyah terkejut ketika melihat tengkorak wanita tersebut. “Saya minta polisi mengusut kasus ini,” kata Ami,25, sepupu Ny Khairiah.

Menurut Ami, dirinya curiga ketika pada hari Lebaran tahun lalu datang ke rumah Ny Khoiriyah tapi wanita itu tidak ada. “Saya mau masuk ke kamar depan tapi dilarang oleh Angga. Alasannya banyak barang-barang,” tambah Ami.

Menurut Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang, Kompol Budi Herdi, pihaknya masih menunggu hasil otopsi untuk mengetahui sudah berapa lama mayat dikubur. Ketua RT 01/11, Naedi Sidik dan Erwin, pemilik rumah baru sudah dimintai keterangan.

Pembunuh Heri Santoso Ditangkap – Pelakunya Adalah Kaum Gay Alias Homoseksual

JAKARTA – Tiga tersangka pembunuh Heri Santoso (40), yang menjadi korban mutilasi, ditangkap polisi di Depok, Jawa Barat, Selasa (15/7). Kepala Satuan Kejahatan dengan Kekerasan Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Fadhil Muhammad yang dihubungi menjelaskan, para tersangka ditangkap di dua tempat berbeda.

”Tersangka ditangkap di Pesona Kahyangan dan Margonda Residence di Kota Depok. Dugaan sementara, motif perampokan untuk menguasai harta korban,” kata Fadhil.

Para tersangka adalah Rian, Noval, dan Victor. Menurut petugas, Rian memiliki kecenderungan homoseksual alias gay.

Penangkapan bermula dari pelacakan jejak transaksi kartu ATM BCA milik Heri Santoso yang digunakan para penjahat. Polisi menemukan titik terang dan berhasil memburu Rian yang ditangkap di perumahan Pesona Kahyangan.

Dari pengakuan Rian, polisi berhasil memburu dua tersangka, yakni Noval dan Victor, di Apartemen Margonda Garden Residence Blok C, Kamar 309 A.

Sejumlah barang bukti ditemukan di sana, yakni kartu ATM, kartu kredit, uang sebesar Rp 3.040.000, dan mobil Suzuki APV B 8986 CR milik Heri Santoso.

Namun, belum dijelaskan siapa yang ditemui Heri pada malam pembunuhan terjadi, Jumat (11/7). Ketika itu, Heri meninggalkan rumah di Bekasi dan tidak kembali lagi hingga ditemukan dalam keadaan mengenaskan di Ragunan, Jakarta Selatan.

Pengakuan teman pria

Sehari sebelum penangkapan, polisi meminta keterangan Ar, pria pedangdut finalis acara KDI 2. Ar mengaku memiliki hubungan asmara dengan Heri.

Dia juga mengatakan bahwa Heri memiliki hubungan dengan pria lain. Pria tersebut cemburu karena Heri berhubungan dengan Ar. Namun, Ayu, istri Heri yang dihubungi, membantah pernyataan Ar tersebut. Menurut Ayu, hubungan perkawinan ia dengan Heri normal dan mereka dikaruniai seorang anak. Memang sulit untuk menerima kenyataan bahwa suami yang dikasihi adalah homoseksual atau gay apalagi kebanyakan kaum gay yang menikah cenderung tidak suka main perempuan. Mampu memiliki anak adalah hanya sebuah ciri fisik bahwa organ reproduksi istri dan suami berfungsi normal dan sama sekali tidak menunjukan kecendrungan seksual.

Heri dibunuh dengan cara dimutilasi.

Berita Lebih Lanjut: Kronologis Pembunuhan dan Mutilasi Heri Sutanto Oleh Ryan Seorang Gay Homoseksual