”Kami sudah lama juga berpacaran dan Dina tidak bersedia mengakhiri hubungan kami. Saya takut ketahuan istri, apalagi anak saya baru berusia 2 bulan,” kata Eko seusai diperiksa polisi di Polsek Ciawi, Sabtu (7/6).
Eko dan saudaranya, Asep Ridwan (20), sejak Minggu resmi menjadi tersangka pembunuh Dina, karyawan perusahaan perkreditan di Warung Jambu, Bogor Utara.
Perempuan warga Sempur, Bogor Tengah, itu tewas mengenaskan di depan dekat saung di kebun Kampung Tapos, Desa Cileungsi, Bogor, pada Rabu petang.
Eko mengaku tidak menduga Dina tidak mau mengakhiri hubungan cinta dengan dirinya. Padahal, kata Eko, cara pacaran mereka normal-normal saja. ”Kami tidak pernah melakukan hal yang kelewat batas seperti melakukan hubungan seks. Kami tidak pernah melakukan itu,” ujarnya.
Rabu siang lalu, Eko dan Dina berjanji bertemu sepulang Dina dari kantornya. Eko pun menjemputnya. Saat itu, Eko sempat bertanya, apakah Dina mau pulang atau tidak. Kalau Dina mau pulang, dia akan antar sampai ke rumah. Dina, kata Eko, tidak mau langsung pulang, tetapi ingin ikut Eko dulu. Mendengar hal itu, Eko langsung berpikir bahwa ini kesempatan untuk membunuh korban.
Dengan membonceng korban, Eko ke rumah Asep untuk bertanya di mana tempat sepi. Ia juga mengajak Asep ikut ke sana. Mereka pun dengan menggunakan dua motor menuju kawasan pekuburan China. Namun, karena sore itu masih ramai, ketiganya lalu menuju Ciawi dan menemukan saung di kebun Kampung Tapos. Di saung itulah Dina dibunuh.
Keluarga korban segera melapor kepada polisi setelah membaca berita surat kabar tentang pembunuhan di saung. Eko dan Asep pun ditangkap. Kini keduanya meringkuk di ruang tahanan Polsek Ciawi.
Sumber:
Liputan 6 : Menuntut Dinikahi, Pacar Dibunuh