CILACAP – Puluhan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Pasir Putih, Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Senin (23/6) siang sekitar pukul 14.30, membobol pintu pembatas antara sel dan perkantoran kemudian membakar ruang pertemuan dan registrasi LP ini.
Kasat Pengamanan Obyek Vital Polres AKP Elvis Umbu Tellu Cilacap seusai meninjau lokasi membenarkan adanya insiden itu, tapi dia tidak tahu persis kronologinya sebab saat kejadian polisi tidak berada di lokasi tersebut.
Hingga Senin malam, polisi masih dikerahkan untuk mengamankan LP tersebut, namun sejauh ini dilaporkan tidak ada korban tewas dalam insiden tersebut. “Situasi bisa dikendalikan saat ini. Masih ada satu peleton Bribob yang berjaga di sana,” katanya.
Informasi yang diperoleh dari petugas di Dermaga Wijayapura menyebutkan, kerusuhan itu diduga digerakkan dua napi asal Nigeria yang akan menjalani eksekusi mati. Mereka menggalang napi lokal lain demi kepentingan mereka untuk membuat keributan di dalam LP dengan sistem pengamanan ekstraketat atau super maximum security ini. Memang bangsa Indonesia ini mudah dihasut dan digerakan oleh bangsa asing entah kulit putih maupun kulit hitam dengan mengorbankan kepentingan bangsa sendiri.
Situasi di Lembaga Pemasyarakatan Pasir Putih, Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Senin (23/6) malam ini dikabarkan ricuh. Informasi yang didapat Kompas.com menyebutkan terjadi juga pembakaran, sehingga sejumlah mobil pemadam kebakaran malam ini disiapkan di Pelabuhan Wijaya Kusuma, Cilacap, untuk berangkat ke Nusakambangan.
Sejauh ini belum diperoleh informasi akurat mengenai apa yang terjadi. Kepala Kepolisian Resor Cilacap Ajun Komisaris Besar Teguh Pristiwantono belum bisa dihubungi. Koordinator LP Nusakambangan Sudijanto juga belum bisa dikonfirmasi.
Koordinator Lapas Jateng pada Kanwil Hukum dan HAM Jateng Bambang Winahyo sendiri mengaku belum mengetahui pasti apa yang terjadi. Saat ini ia sedang dalam perjalanan ke Cilacap dari Jawa Tengah untuk mengecek kebenaran informasi yang dia dapat.
“Saya sendiri belum mendapat laporan dari Nusakambangan. Saya telepon ke sana tidak bisa-bisa, sehingga saya putuskan berangkat ke sana,” katanya ketika dihubungi Kompas.com dari Jakarta.
Bambang membenarkan sudah mendapat informasi awal mengenai keributan di Nusakambangan. “Kabarnya ada juga pembakaran. Tapi saya belum tahu apa yang terjadi,” katanya.
RATUSAN APARAT GABUNGAN DITERJUNKAN
Pengamanan di lembaga pemasyarakatan (LP) Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah terus diperketat menyusul adanya kerusuhan di salah satu LP di daerah tersebut, Senin (23/6) siang.
Senin malam sekitar 100 polisi gabungan dari Kepolisian Wilayah (Polwil) Banyumas dan Kepolisian Resor (Polres) Cilacap kembali diberangkatkan ke Nusakambangan setelah sebelumnya 200 polisi juga diseberangkan ke Nusakambangan.
Dengan demikian jumlah polisi yang dikerahkan untuk mengamankan menjadi 300 personel. Mobil pemadam kebakaran dan satu mobil operasional juga telah dikirim ke lokasi. Diperoleh keterangan, kerusuhan yang terjadi Senin (23/6) siang itu terjadi di LP SMS atau super maximum security, LP yang mendapat pengamanan ekstraketat.
Aparat gabungan polisi tersebut diberangkatkan secara bergiliran dengan menggunakan Kapal Pengayoman II milik Kanwil Depkumham Jateng. Sampai Senin (23/6) malam belum ada pejabat satu pun yang bersedia memberikan penjelasan resmi mengenai kejadian di salah satu LP Nusakambangan. “Tidak ada apa-apa,” elak Wakapolres Cilacap, Kompol Wika Hadianto saat diminta keterangan.
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM Jawa Tengah, Bambang Margono, bersama dengan Kadiv Pemasyarakatan Kanwil Depkum HAM Jateng, Bambang Winahyo sampai Senin (23/6) pukul 22.45 WIB belum tiba di Dermaga Wijayapura. Bambang mengatakan, kedatangan ke Pulau Nusakambangan, Cilacap untuk mengecek laporan adanya kerusahan tersebut.
AKSES KE NUSAKAMBANGAN DIPERKETAT
Hingga Senin (23/6) malam ini belum diperoleh keterangan resmi mengenai kerusuhan yang diinformasikan terjadi di Nusakambangan. Informasi terakhir, kerusuhan terjadi bukan di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Pasir Putih, melainkan di LP SMS (super maximum security) yang merupakan LP khusus bagi narapidana kelas kakap, seperti terpidana kasus korupsi, moneylaundering, dan terorisme. Akan tetapi, Amrozy dan kawan-kawan memang tidak menghuni LP ini.
Pemantauan Kompas, Pelabuhan Wijayapura Cilacap malam ini masih ramai sekali dengan kehadiran petugas kepolisian –baik intel maupun reserse–, petugas polisi khusus LP Nusakambangan, dan juga masyarakat dan wartawan. Satu unit mobil pemadam kebakaran yang sudah disiapkan sejak sore tadi juga masih menanti kedatangan alat berat untuk menyeberangkan ke Nusakambangan.
Pengamanan di pelabuhan ini juga sangat ketat. Tidak ada seorang pun boleh menyeberang ke Nusakambangan kecuali petugas yang memang berkepentingan atau karyawan PT Semen Holcim yang akan bekerja ke pabriknya di Nusakambangan. Wartawan yang berusaha menyeberang ke Nusakambangan juga dilarang petugas, sehingag hanya bisa mengumpulkan informasi dari warga dan petugas di pelabuhan.
Keterangan yang dihimpun dari sekitar pelabuhan menyebutkan, keributan di LP SMS pecah sekitar pukul 16.00 WIB ketika sedang diselenggarakan sebuah acara di lapangan. Tidak jelas penyebabnya, tiba-tiba saja terjadi keributan antarnapi yang kemudian berkembang menjadi kerusahan yang diwarnai pembakaran.
Untuk memastikan apa yang terjadi, Kepala Kepolisian Resor Cilacap Ajun Komisaris Teguh Pristiwantono bersama sejumlah anggotanya dan para petugas LP sudah menuju ke lokasi. Kabarnya, situasi saat ini sudah bisa dikendalikan.
KRONOLOGI KERUSUHAN LP NUSAKAMBANGAN
Kerusuhan di Lembaga Pemasyarakatan Pasir Putih, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Senin (23/6) siang sekitar pukul 14.30 WIB, diduga berkaitan dengan rencana eksekusi mati dua warga negara Nigeria dalam waktu dekat ini.
Informasi yang dikumpulkan dari beberapa petugas LP menyebutkan, dua warga negara Nigeria yang menjadi terpidana mati kasus narkoba, Samuel Iwachekew dan Hansen Anthony, yang akan diekseksui pekan ini menjadi dalang kerusuhan di LP Pasir Putih.
Saat itu Anthony yang berada di ruang registrasi menuju dapur LP, lalu mengambil minyak tanah dari tempat itu. Dia kemudian kembali lagi ke ruang registrasi dan menyiramkan minyak tanah di ruangan tersebut serta membakarnya hingga menjalar ke ruang pertemuan. Narapidana lainnya membantu Anthony.
Polres Cilacap yang mendapat laporan segera mengerahkan 200 personel. Polwil Banyumas dan Satuan Brimob Purwokerto juga segera mengirim bantuan 100 personel. Kapolres Cilacap AKBP Teguh Pristiwanto melalui Kasat Pengamanan Objek Vital Polres Cilacap AKP Elvis Umbu Tellu membenarkan kerusuhan tersebut. Namun, Tellu mengaku tidak mengetahui secara pasti kronologi kejadian lantaran polisi tidak berada di lokasi tersebut.
Menurut dia, tidak ada korban dalam peristiwa tersebut, tetapi polisi masih menempatkan satu peleton personelnya. “Situasi bisa dikendalikan saat ini. Masih ada satu peleton Brimob yang berjaga di sana,” katanya.
Sementara itu, Kepala Kanwil Departemen Hukum dan HAM Jawa Tengah Bambang Margono bersama Kadiv Pemasyarakatan Kanwil Depkum HAM Jateng Bambang Winahyo yang tiba di Dermaga Wijayapura Cilacap sekitar pukul 00.00 langsung naik kapal Pengayoman II menuju Pulau Nusakambangan tanpa memberi pernyataan.