MEDAN – Hampir 2 bulan, kasus pemerkosaan yang menimpa IP, siswa SMK Perguruan Anak Bangsa (PAB), warga Sialang Muda, Kecamatan Hamparan Perak, Medan, belum diproses.
Dua tersangka pelaku yang berprofesi sebagai sopir angkot GD,43, warga Kelambir Lima dan SB,32, warga Kampung Lalang, Medan, tetap bebas berkeliaran.
Menurut Surianto,45, orangtua korban kepada Pos Kota di Medan, kemarin, akibat peristiwa itu, putrinya mengalami trauma bahkan sering menggigau ketakutan.
Selain masa depan anaknya hancur, peristiwa itu membuat pelajar kelas II ini merasa terasing dalam pergaulan sehari-hari karena sering diejek teman-teman sebagai pelacur.
“Kami mengharapkan pihak kepolisian mau menanggapi kasus tersebut dan menangkap pelakunya,” harap Surianto.
Dikatakannya, dirinya bersama anaknya secara resmi membuat pengaduan ke Poltabes Medan pada 3 Mei lalu. Mereka disarankan untuk ke rumah sakit agar korban divisum.
Dari hasil visum dokter disebutkan positif bahwa kemaluan IP, luka akibat dimasuki benda tumpul. Selain itu seorang saksi juga sudah dimintai keterangan.
“Tapi sampai sekarang kedua pelaku masih berkeliaran,” kata ayah 6 anak ini. Diakuinya, keluarga pelaku GD, datang menemuinya untuk berdamai. “Kami tidak mau menempuh jalan damai.
Kasus ini harus diselesaikan secara hukum. Apalagi sepengetahuan warga bahwa pelaku GD sudah tiga kali terlibat dalam kasus cabul,” tambahnya.
Menyikapi kasus cabul tersebut, Kasat Reskrim Poltabes Medan Kompol Budi Haryanto, ketika dikonfirmasi Pos Kota menyatakan, pihaknya masih sibuk mengumpulkan alat bukti jadi selama proses tersebut harus berlaku asas praduga tak bersalah yang sangat menghargai hak-hak asasi pelaku kejahatan sebagai manusia yang tidak bersalah.
PULANG PKL
Diceritakan Surianto, kasus itu bermula ketika anaknya pulang ke rumah usai mengikuti praktek kerja lapangan (PKL) di Kantor Departemen Agama Sumatera Utara, Medan.
Malam itu korban naik angkot ‘Tunas Baru’ jurusan Kampung Lalang-Belawan. Selain korban juga ada beberapa penumpang di dalam angkot tersebut. Satu persatu penumpang turun dan tinggal korban sendirian.
Sebelum korban tiba di tempat tujuan, tiba-tiba sang sopir, membelokkan arah kenderaannya menuju kawasan Medan Tuntungan. Korban sempat menanyakan kepada kenek, kenapa dia tidak diantar ke tempat tujuannya.
Namun, kenek tersebut langsung mengancam korban agar menurut saja. Korban tak bisa berkutik ketika kedua pelaku membawanya ke penginapan. Korban yang tidak berdaya ketika ditelanjangi lalu diperkosa bergiliran oleh kedua pelaku semalaman.