Daily Archives: Juni 6, 2008

Polisi Adakan Razia Laptop Di Bandara Soekarno Hatta Untuk Mencari Software Bajakan – Sidang dan Denda Ditempat Sebesar 9,5 Juta Rupiah

JAKARTA – Peringatan bagi para penumpang pesawat yang akan bepergian dari dan ke Jakarta yang membawa komputer jinjing atau laptop atau notebook. Jangan sekali-kali membawa laptop dengan perangkat lunak (software) ilegal, karena pihak aparat siap melakukan razia dengan denda Rp 9,5 juta, yang mungkin lebih besar dari harga laptop.

Alexius, seorang manajer pada perusahaan swasta nasional yang sering bepergian ke luar kota kepada PersdaNetwork mengatakan, razia itu dia alami sepekan lalu, Kamis (29/5) di bandara Soekarno Hatta.

“Kepada mereka yang komputernya terinstalasi software-software tidak berlisensi, komputernya ditahan dan harus ditebus di polres khusus Bandara. Selanjutnya dilakukan sidang di tempat dan dikenakan denda sebesar Rp 9.500.000 per komputer,” katanya di Jakarta, Kamis (4/6).

Info yang didapat, pemeriksaan komputer ini telah dilakukan selama seminggu oleh aparat kepolisian beserta Tim Perlindungan hak cipta atau Hak atas Kekayaan intelektual (HaKI) Departemen Hukum dan HAM beserta kepolisian di bandara, cafe-cafe dan tempat umum lainnya.

Kepala Administratur Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, Herry Bhakti membenarkan adanya razia laptop di bandara. Razia tidak ada kaitannya dengan keluar masuknya laptop ilegal. Pemeriksaan laptop terkait dengan keamanan bandara, misalnya terkait dengan aksi terorisme di bandara dan pesawat.

“Kita hanya memeriksa apakah laptop itu mengandung bahan peledak atau bisa menjadi pemicu ledakan, bukan legal tidaknya produsen laptop tersebut,” kata Herry kepada PersdaNetwork di Jakarta, Rabu (4/6).

Mengenai razia komputer dan software ilegal itu bukan dilakukan pihak otoritas bandara. Pihak berwenang melakukan razia laptop ilegal adalah pihak kantor HaKI Departemen Hukum dan HAM. Herry memperkirakan kemungkinan razia tersebut dilakukan oleh pihak HaKI dengan kepolisian setempat. Akan tetapi razia tidak dilakukan di dalam terminal bandara saat penumpang akan keluar masuk.

“Kalau razianya dilakukan di luar terminal, pada saat penumpang mau masuk ya itu mungkin saja. Tetapi itu sama sekali tidak diketahui oleh pihak bandara,” tegas Herry.

PIHAK BANDARA DAN POLISI SALING TUDING UNTUK CUCI TANGAN KARENA MELAKUKAN RAZIA LAPTOP GELAP
Tidak ada kebijakan resmi dari pihak berwenang untuk melakukan pemeriksaan terhadap laptop yang memakai software bajakan di Bandara Soekarno-Hatta. Jika ada, kemungkinan itu dilakukan oleh oknum pejabat di bandara yang ingin memanfaatkan situasi dengan melakukan pungutan liar (pungli). Semuanya ini masih simpang siur karena hingga hari ini tidak ada penjelasan resmi dari pihak berwenang soal razia laptop yang memakai software tidak memiliki lisensi ini. Diperlukan penjelasan resmi dari pihak berwenang karena isu soal pemeriksaan laptop ini meresahkan calon penumpang di bandara.

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, di Bandaran Soekarno-Hatta, Tangerang, Banteng, Jumat (6/6), tidak ditemukan adanya tempat khusus untuk pemeriksaan laptop. Yang ada hanya pemeriksaan barang-barang yang mencurigakan.

Salah seorang staf Hubungan Antarlembaga Angkasa Pura (AP) II Ridwan mengatakan, tidak pernah ada operasi khusus untuk memeriksa khusus laptop. “Kan banyak instansi yang secara resmi maupun liar beroperasi di bandara bukan AP II saja,” ungkapnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Alexius, seorang manajer pada perusahaan swasta nasional yang sering bepergian mengaku dirazia pekan lalu, Kamis (29/5), di Bandara Soekarno-Hatta. “Kepada mereka yang komputernya terinstalasi software-software tidak berlisensi, komputernya ditahan dan harus ditebus di polres khusus Bandara. Selanjutnya dilakukan sidang di tempat dan dikenakan denda sebesar Rp 9.500.000 per komputer,” katanya kepada Persda Network di Jakarta, Kamis (4/6).

Kemarin, Kompas.com mencoba mengonfirmasi berita kepada Kepala Divisi Sistem Informasi Bandara Soekarno-Hatta Bambang Ciptadi. Bambang mengatakan, pemeriksaan software tersebut sebenarnya juga sudah diberlakukan di semua instansi, termasuk bandara internasional. Mengenai kejadian yang menimpa Alexius, Bambang meminta Kompas.com menghubungi Langlang, dari Information Support System.

Sejak kemarin Langlang sudah dihubungi dan ketika ditemui siang ini, dia tidak bersedia memberikan keterangan. “Ini bukan kewenangan saya menjawab, saya tidak bisa mengiyakan maupun membukankan” ungkapnya.

Sementara itu, sejumlah staf di maskapai penerbangan seperti ketakutan untuk memberikan keterangan. Seorang staf maskapai yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan, pemeriksaan barang-barang di bandara memang sifatnya acak dan tak bermaksud untuk memeriksa software bajakan.

“Tidak ada pemeriksaan khusus yang diperiksa itu hanya barang-barang yang mencurigakan seperti benda-benda tajam, seperti barang-barang dari luar negeri yang diduga tidak berlesensi atau bajakan, biasanya ini diperiksa di terminal keberangkatan luar negeri, untuk yang domestik jarang dan bahkan tidak pernah,” ungkapnya.

Seorang calon penumpang di terminal keberangkatan luar negeri, Asep, yang dihubungi Kompas.com, meminta pihak Bandara Soekarno-Hatta segera memberikan penjelasan resmi soal ada tidaknya razia laptop. “Kalau ini terus dibiarkan maka penumpang akan resah, dan jangan sampai terjadi pungli di bandara yang kita cintai ini,” demikian Asep

SETELAH SEMINGGU MELAKUKAN RAZIA, PT ANGKASA PURA MENUDING PIHAK LAIN
Pengelola Bandara Soekarno-Hatta, PT Angkasa Pura (AP) II, membantah menggelar pemeriksaan laptop ber-software bajakan.

Hal ini diungkapkan Public Relations Manager Trisno Heriyadi saat ditemui Kompas.com di kantornya, Jumat (6/6).  “AP II tidak melakukan operasi atau sweeping terhadap penumpang yang membawa laptop dengan software tidak berlisensi. Sampai saat ini kami juga tidak bekerja sama dengan instansi mana pun atau kepolisian untuk melakukan operasi seperti yang diberitakan media,” kata Trisno.

Ia menambahkan, kabar yang berkembang itu karena ada calon penumpang yang diperiksa karena membawa laptop dan merasa tidak nyaman. “Pemeriksaan lewat X-Ray itu sudah prosedur standar penerbangan dan itu pun karena dideteksi dangerous code, artinya laptop itu kan logam, ada laptop yang digabung dengan komunikator dan dikhawatirkan mengganggu penerbangan. atau bisa juga dijadikan trigger untuk bom,” katanya.

Tapi pihak AP II telah menjamin tidak ada operasi semacam itu, baik di lokasi lounge bandara atau area sekitarnya. “Masyarakat tidak perlu takut beraktivitas dengan laptop di bandara, karena bukan kewenangan kami untuk memeriksa hal seperti itu,” imbuhnya.

Di lain pihak, ia tidak memungkiri ada pemeriksaan rutin yang bekerja sama dengan kepolisian, tetapi terbatas pada tindak pidana ringan seperti pemeriksaan software bajakan pada laptop.

PENUMPANG KETAKUTAN MEMBUKA LAPTOP DIBANDARA
Kabar yang merebak di media massa soal razia laptop di Bandara Soekarno-Hatta mulai meresahkan sebagian penumpang yang membawa laptop.

Ini dituturkan seorang penumpang Batavia Air, Yanti. Ia merasa khawatir untuk membuka laptop di ruang tunggu bandara karena pemberitaan itu. “Biasanya saat menunggu terbang, saya mengisi waktu dengan membuka laptop. Tapi sekarang agak waswas takut dirazia,” kata Yanti.

Kevin, salah satu penumpang yang ditemui di terminal keberangkatan internasional, mencurigai razia laptop itu dilakukan oknum yang mencari keuntungan pribadi.

“Saya sih belum pernah kena, tapi kalau membawa laptop, dideteksi aktif oleh X-Ray, terindikasi dangerpus code, itu pernah saya alami. Tapi setelah saya jelaskan ke petugas dan memang tidak ada yang mencurigakan, mereka juga kooperatif,” kata Kevin

MABES POLRI MENGAKU TIDAK TAHU MENAHU SOAL RAZIA LAPTOP
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Abubakar Nataprawira mengaku belum mengetahui pemeriksaan laptop yang memiliki software bajakan di di Bandara Soekarno-Hatta dan beberapa bandara lainnya.

“O…ya? Wah saya belum tahu. Dimana saja? Nanti  saya cek dulu ke Bareskrim,” kata Abubakar kepada Kompas.com, Jumat (6/6), di Jakarta.

Seperti diketahui, beredar kabar bahwa para penumpang yang diketahui menggunakan software bajakan di bandara akan langsung menjalani sidang di tempat dan dikenakan denda Rp9.500.000. Polisi di bandara dikabarkan ikut menangani razia tersebut.

“Begitu? Nanti, nanti coba saya cek dulu ya kan tidak mungkin untuk mengawasi semua tindakan anggota kami satu persatu,” katanya. Abubakar pun mengaku belum tahu tentang adanya kebijakan tentang hal itu

Gadis Penjaga Toko HP Di Medan Tewas Setelah Diperkosa Sambil Disiksa Oleh Perampok Penderita Kelainan Seksual

MEDAN – Cewek cantik, penjaga toko handphone (HP) Anita Sari,23, warga Kelurahan Sukadame, Kecamatan Medan Polonia, Sumut, diperkosa lalu dibunuh, Kamis (5/6) malam.

Korban ditemukan tewas bersimbah darah di kamar mandi toko di Jalan AH Nasution Medan. Tersangka pelaku, HP,19, yang terkurung di dalam toko tersebut, langsung diamankan warga.

Menurut keterangan, peristiwa itu berawal saat toko sepi, pelaku langsung masuk dan mengunci rooling door. Korban yang ketika itu sedang tidur-tiduran terkejut.

Tersangka langsung menangkap dan menyeret korban. Korban yang sudah berlulut minta ampun disuruh melepaskan semua pakaianya namun rupanya tersangka mengalami kelainan seksual hingga menganiaya korban sambil memperkosanya berkali-kali hingga pingsan dan bersimbah darah. Rupanya melihat korban bersimbah darah dan berteriak kesakitan makin menaikan gairah seksual tersangka. Usai melampiaskan nafsu bejatnya, wajah korban dipukul dengan benda tumpul hingga tewas.

Setelah membantai korban, tersangka menyikat sejumlah HP dan voucer isi ulang, dan berencana melarikan diri. Namun tiba-tiba pintu toko itu terkunci dan tersangka tak mampu membuka pintu hingga terkurung di dalam toko.

Beberapa saat kemudian ayah korban, yang juga pemilik toko datang dan heran melihat pintu toko tertutup. Ayah korban langsung menggedor-gedor pintu sambil memanggil putrinya namun tak ada suara sahutan.

Dibantu warga, ayah korban berhasil membuka pintu dan menemukan anaknya tewas. Tersangka yang bersembunyi di plafon kamar mandi dan langsung diringkus warga dan diserahkan ke Polsekta Deli Tua.

Tiga Orang Tewas Dieksekusi Oleh Perampok Emas Berseragam Polisi, Kerugian Materi Mencapai 25 Milyar Rupiah

SEMARANG – Empat perampok bersenjata pistol, Rabu (4/6) malam, merampok toko emas Bintang Emas di Jalan Wachid Hasyim 12 (Jalan Kranggan Timur 12), Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah. Perampok dengan sadis menembak mati tiga penghuni toko saat ketiganya menutup rumah sekaligus gudang penyimpanan emas yang berada persis di seberang toko emas mereka. Penjahat membawa lari sekitar 100 kilogram perhiasan emas senilai Rp 25 miliar.

Korban tewas adalah Welly Chandra (34), pemilik toko emas Bintang Emas, istri Welly bernama Anik Wijaya (32), dan Wulansari (15), pembantu toko tersebut.

Tempat kejadian perkara (TKP) perampokan itu hanya berjarak sekitar 50 meter dari pos polisi.

Menurut Yeni (40), saksi yang berada di sekitar TKP, yang ditemui Kompas, Rabu menjelang tengah malam, saat kejadian situasi Jalan Wachid Hasyim masih ramai. Di sepanjang jalan itu banyak pedagang kaki lima masih berjualan.

”Saya hanya melihat ’polisi’ (ternyata gadungan) masuk ke rumah itu. Saat perampok beraksi, saya tidak tahu,” ujar Yeni, penjual nasi yang berjarak sekitar 20 meter dari TKP.

Jalan Wachid Hasyim di kawasan Pecinan Semarang merupakan sentra toko emas dan perhiasan, jumlahnya mencapai 40 toko. Pos polisi di sana dimaksudkan khusus menjaga kawasan tersebut.

”Modus operandinya sangat sempurna. Sangat rapi dan profesional,” kata Komisaris Besar Dewa Parsana, Direktur Reserse Kriminal Kepolisian Daerah Jawa Tengah, Kamis. Bahkan, polisi yang piket di pos polisi itu tak menemukan hal yang mencurigakan.

”Dari pemeriksaan melalui closed circuit television (CCTV), pelakunya menggunakan seragam polisi,” ujar Dewa.

Menurut Dewa, kejadian berawal pukul 19.00 saat Welly Chandra menutup rumah sekaligus gudang penyimpanan emasnya tersebut. Welly bersama Anik Wijaya, Wulansari, dan Iing (62)—bibi Welly—berencana pulang ke rumah singgahnya di Ungaran, Kabupaten Semarang.

”Tapi, di tengah jalan, sekitar empat orang, beberapa di antaranya berpakaian polisi lalu lintas, mencegat mereka. Para perampok langsung masuk mobil Kijang Innova Welly dan mengikat tangan kaki mereka serta membebat semua muka mereka dengan plakban,” kata Dewa.

Menurut rekaman CCTV di gudang emas yang diperiksa polisi, sekitar pukul 20.00 mereka kembali ke rumah sekaligus gudang itu.

Welly ditarik keluar dari mobil untuk menunjukkan gudang perhiasan. Perampok memukul satu anggota satpam penjaga rumah, yang hingga kini belum diketahui keberadannya.

Setelah perhiasan emas 100 kilogram diambil, Welly yang disandera tewas di gudang. Welly kehabisan napas karena muka dan hidungnya dibebat plakban. Jenazah Welly ditinggalkan perampok di gudang.

Saat perampok masuk gudang, tiga wanita yang disandera, yakni Anik, Wulan, dan Iing, tetap disandera dalam mobil.

Para perampok kemudian meninggalkan lokasi dengan membawa tiga perempuan tersebut dengan mobil Kijang Innova. Di suatu tempat, Anik dan Wulan ditembak di bagian kepala. Iing selamat meski mengalami luka tembak.

Mobil dan ketiga korban kemudian ditinggalkan perampok di depan gerbang Kampus Universitas Negeri Semarang, Sekaran, Gunungpati, Semarang, berjarak sekitar 10 km dari TKP.

Pagi harinya, Iing keluar dari mobil sambil berteriak minta tolong. Oleh warga sekitar, Iing langsung dibawa ke RSUP Dr Kariadi, Semarang, bersama dua jenazah lain

Gadis Berjilbab Tewas Dibunuh, Diduga Karena Melawan Ketika Hendak Diperkosa

BOGOR – Gadis berjilbab tewas dibantai dengan tujuh luka tusukan di wajah, leher, dan perutnya. Diduga korban dibunuh karena melawan ketika hendak diperkosa, ditandai dengan jenazah korban yang setengah telanjang.

Korban yang belum diketahui identitasnya ini ditemukan tergeletak bersimbah darah di dekat saung kebon singkong milik Mijat, 43, di Kp. Tapos, RT 01/01, Desa Cileungsi, Ciawi, Bogor, Kamis (5/6) pagi. Saat ditemukan terdapat 4 bekas luka tusukan di kepala, satu di dagu, dua di leher dan satu di dada.

Penemuan mayat korban pembunuhan itu berawal dari kecurigaan Mijat yang melihat sesosok tubuh tergeletak di dekat saung kebon singkong miliknya. Ketika itu ia tengah berlari pagi. Rasa penasaran Mijat memicu dirinya untuk mendekat ke arah korban.

Pemandangan mengerikan terpampang di hadapannya, tubuh kaku tanpa nyawa milik gadis yang diperkirakan berusia 23 tahun dengan celana jins hitam dan kaos abu-abu terletak disamping jenazah. Jilbab warna hitam yang menutupi rambut ikalnya masih menempel di kepalanya. Kedua gigi bagian atas korban rontok, diduga akibat dikepruk benda tumpul.

PAKAIAN ACAK-ACAKAN
Kondisi pakaian yang sudah acak-acakan seakan menegaskan kalau telah terjadi pergumulan antara korban dengan pelaku. Celana jins terlihat melorot sehingga memperlihatkan celana dalam warna merah muda yang dikenakannya, kaosnya pun tersingkap ke atas. Dari situ terlihat sebuah ciri khusus pada tubuh korban, terdapat luka bekas senjata tajam yang memanjang sekitar 20 sentimeter dari dada hingga perutnya.

Dari informasi yang diperoleh di kepolisian Polsek Ciawi, sehari sebelumnya salah seorang warga setempat melihat korban berjalan bersama seorang lelaki tak dikenal menuju ke arah kebon singkong milik Mijat. “Saat itu saksi melihat korban melintas sekitar jam setengah enam sore,” ujar satu petugas yang enggan menyebutkan nama saksi kunci tersebut.

Kapolsek Ciawi AKP Taojiri mengaku belum bisa memastikan apakah motif pembunuhan adalah perkosaan atau bukan. “Kita masih menunggu hasil visum,” ujarnya saat dikonfirmasi.

Dari hasil identifikasi di TKP, petugas menemukan dua gigi atas korban yang copot serta sidik jari yang diduga milik pelaku yang ditemukan di daun dekat lokasi kejadian.